Teknologi digital merupakan teknologi dengan menggunakan sistem operasi komputerisasi. Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai sistem pemrosesan digital yang mendorong pembelajaran aktif, konstruksi pengetahuan, inquiri, dan eksplorasi pada diri peserta didik, serta memungkinkan untuk komunikasi jarak jauh dan berbagi informasi antara guru dan peserta didik di lokasi kelas fisik yang berbeda.
Dalam
mengelola pembelajaran guru diharapkan dapat memperhatikan karakteristik
peserta didik zaman sekarang yaitu generasi pasca-milenium atau generasi Z.
Mereka merupakan makhluk sosial yang berinteraksi di dunia nyata dan dunia
maya. Mereka merupakan individu yang kehidupannya tidak bisa lepas dari
teknologi digital seperti internet, web,
smartphone, laptop dan media digital lainya. Sebagai generasi
yang tidak bisa hidup tanpa keberadaan teknologi, proses pembelajaran harus
dapat diintegrasikan kedalam teknologi digital.
Berikut ini beberapa contoh
pemanfaatan teknologi dan perangkat digital yang dapat digunakan guru dalam
proses pembelajaran yaitu:
a. Penggunaan media pembelajaran
seperti video, kahoot, quizizz, gambar, dan audio untuk meningkatkan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
b. Penggunaan platform online seperti
Google Classroom, Zoom, dan Microsoft Teams untuk melakukan kelas daring.
c. Penggunaan perangkat mobile seperti
smartphone, tablet untuk meningkatkan akses peserta didik terhadap materi
pelajaran.
Pemanfaatan teknologi dan perangkat digital pada pelajaran IPAS khususnya pada materi Warisan Budaya Indonesia (Topik A Seperti Apakah Budaya Di Daerahku?) di Kelas V yaitu teknologi berbasis audio-visual (video) dan media teki-teki silang (TTS) menggunakan wordwall. Video ini dirasa sangat sesuai dan cocok diaplikasikan pada materi ini, karena video berjudul “Daftar warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO” pada link https://www.youtube.com/watch?v=6nYv_eMbO6Q&t=121s sangat mengunggah rasa penasaran peserta didik dan rasa ingin tau mereka tentang warisan budaya Indonesia. Sedangkan penggunaan media wordwall dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran seperti teka-teki silang (TTS), kuis, menjodohkan, anagram, acak kata dan sebagainya. Pembelajaran pada materi warisan budaya Indonesia juga dilengkapi dengan materi guru yang telah disusun dalam powerpoint presentasi (PPT) untuk memperdalam pemahaman peserta didik dan memantik peserta didik untuk menggali lebih banyak pengetahun melalui berbagai bahan bacaan. Selain itu, Penggunaan media wordwall untuk membuat teka-teki silang yang didukung oleh media proyektor sangat menarik peserta didik dan dapat melatih peserta didik untuk berani tampil aktif di depan kelas. Selain itu, media wordwall juga mampu melatih mereka untuk dapat mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas dengan baik. Hasil amatan guru model bersama dengan guru pamong dan mahasiswa PPL menyimpulkan bahwa media wordwall dapat menciptakan suasana belajar yang menyenakan untuk pesera didik, tidak membosankan, meningkatkan pemahaman keterampilan peserta didik terhadap teknologi yang mutakhir.