Contoh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Sunday 26 May 2019

Contoh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011                                                                                   ISSN 1979-2409

SISTEM MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Nur Tri Harjanto, Suliyanto, Endang Sukesi I.
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN

ABSTRAK

Simbol B3

Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. B3 tersebut digunakan baik dalam kehidupan rumah tangga sampai untuk menunjang proses operasi dalam industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat B3 akan meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari bahaya bahan tersebut. Secara umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga, serta lingkungan akan terlindung. Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam pelaksanaan penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya dari bahan tersebut. Karena masing-masing B3 memiliki sifat yang berbeda, maka cara penanganan yang paling tepat hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut.
Download : Full PDF (271,142 KB) 
Original Source : http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/view/1126 
Google Scholar : Check in googleschoolar

Kata kunci : Manajemen, B3, keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan.

Perencanaan :

Perencanaan dilakukan untuk kurun waktu tertentu (1 tahun) mulai dari perencanaan pengadaan, penyimpanan/penggudangan, dan penggunaannya. Dalam perencanaan ini meliputi identifikasi kebutuhan bahan, klasifikasi bahan dan perencanaan penyimpanan. B3 dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yakni bahan berbahaya dan bahan beracun. [2]
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang dengan sifatnya tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungannya.
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia apabila terserap dalam tubuh melalui pernafasan, tertelan, atau kontak melalui kulit. Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan seperti dalam Tabel 1.

Tabel 1. Penggolongan Bahan beracun dalam industri [2]

JENIS ZAT BERACUN
CONTOH
PENGARUH TERHADAP
TUBUH MANUSIA
Logam
- Timbal (Pb)
- Air raksa (Hg)
- Cadmium (Cd)
- Fosfor (P)
- Arsen (As)
§  toksik thd syaraf, ginjal, dan darah
§  toksik thd darah, hati, dan ginjal
§  toksik thd darah, hati, dan ginjal
§  gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
§  Iritasi dan kangker pada hati dan paru-paru

Bahan Pelarut
- HC alifatik : BBM
- HC terhalogenasi :CCl4
- Alkohol : etanol, metanol
- Glikol
§  pusing dan koma
§  toksik thd hati dan ginjal
§  gangguan susunan saraf pusat dan saluran pencernakan
§  gangguan ginjal, hati dan tumor

Gas beracun
- Asfiksian sederhana:
N2,Argon, Helium
- As. fiksian kimia:
As. sianida, As. sulfida
- Monooksida : CO
- Nitrogen oksida : NOx

§  Sesak nafas dan kekurangan Oksigen
§  Pusing, sesak nafas, kejang, dan pingsan
§  Sesak nafas, gangguan saraf otak, jantung, pingsan
§  Sesak nafas, iritasi, dan kematian

Bahan Karsinogenik
- Benzena
- Asbes
- Benzidin
- Krom (Cr)
- Nafti lamin
- Vinil klorida
§  leukimia
§  kanker paru-paru
§  kanker kandung kencing
§  kanker paru-paru
§  kanker hati, darah, dan paru-paru
§  kanker hati, darah, dan paru-paru

Pestisida
- Organoklorin
- Organofosfat
§  Keduanya menyebabkan pusing, kejang, hilang kesadaran & kematian


Kekuatan racun (toksisitas) dari suatu bahan kimia dapat diketahui berdasarkan angka LD50 (Lethal Dose 50) yaitu dosis (banyaknya zat racun yang diberikan kepada sekelompok binatang percobaan sehingga menimbulkan kematian pada 50% dari binatang tersebut. LD50 biasanya dinyatakan dalam satuan bobot racun persatuan bobot binatang percobaan, yaitu mg/Kg berat badan. Makin kecil angka LD50 makin toksik zat tersebut. Klasifikasi toksisitas zat kimia berdasarkan LD50 dan contoh-contohnya ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi toksisitas zat kimia berdasarkan LD50 [1]

KEKUATAN RACUN
LD50 (mg/Kg.bb)
CONTOH
Racun super
< 5
Nikotin
Amat sangat beracun
5 - 50
Pb arsenat
Amat beracun
50 - 500
hidrokinon
Beracun sedang
500 - 5000
isopropanol
Sedikit beracun
5000 - 15000
Asam sorbat
Tidak beracun
>15000
glikol


Secara umum bahan tersebut dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :[2]
  1. Bahan mudah terbakar.(Flammable Substance): yaitu bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 unsur bertemu yaitu bahan, oksigen, dan panas.
  2. Bahan mudah meledak (Explosives): yaitu bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan. Selain itu juga termasuk bahan yang karena struktur kimianya tidak stabil dan reaktif sehingga mudah meledak.
  3. Bahan reaktif terhadap air/ asam: yaitu bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air disertai pengeluaran panas dan gas yang mudah terbakar, dan disertai ledakan. Bahan yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam, dimana reaksi yang terjadi adalah eksothermis dan menghasilkan gas yang mudah terbakar, sehingga dapat menimbulkan ledakan.
  4. Bahan beracun: yaitu bahan kimia yang dalam konsentrasi tertentu akan dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
  5. Gas bertekanan: yaitu gas yang disimpan dalam tekanan tinggi baik gas yang ditekan , gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
Penggolongan bahan berbahaya, jenis dan contohnya dapat dilihat seperti Tabel 3.

Tabel 3. Penggolongan jenis. Bahaya bahan kimia.[3,5]

JENIS/ BAHAYANYA
CONTOH
Bahan mudah terbakar

§ Padat

§ Cair

§ Gas


§  Belerang, fosfor, hidrida logam, kapas, kertas, rayon, dll
§  Sebagai pelarut : eter, alkohol, aseton benzena, dll
§  Gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida, dll

Bahan peledak

§ Bahan peledak


§ Bahan dengan struktur kimia tidak stabil

§ Campuran zat kimia eksplosive:
Oksidatior +
Reduktor

§ Pelarut organik pembentuk peroksida organik


§  TNT (Tri Nitro Toluena), Nitro Gliserin, dan Amonium Nitrat

§  Asetilen, C-C; diazo, C-N2; nitrozo, C-NO; peroksida, O-O; Ozon O3; azida, N3; perkloril, C-Cl-O3; dll.

§  Oksidator : KClO3, NaNO3, As. nitrat, K-permanganat, Krom trioksida

Reduktor : Karbon, Belerang, Etanol, Gliserol, Hidrazin.

§  Eter, keton, ester, senyawa tak jenuh, dll

Bahan reaktif
terhadap air/ asam

§ Alkali
§ Logam halida anhidrat
§ Logam oksida anhidrat
§ Oksida non logam halida
§ Reaktif thd asam


§  Natrium, Kalium
§  Aluminium brimida (AlBr3)

§  Calsium oksida (CaO)

§  Sulforil klorida

§  Kalium klorat/perklorat, kalium permanganat.
Bahan Beracun

§ Cair
§ Gas


§  Pestisida, Amoniak
§  Berilium dll

Gas bertekanan

§ Untuk gas bakar
§ Untuk bhn baku (beracun)
§ Untuk sterilisasi
§ Untuk hidrogenasi
§ Untuk pencucian/ bbs O2
§ Untuk klorinasi
§ Utk bhn baku plastik

§  Asetilen
§  Amoniak

§  Etilen oksida
§  Hidrogen
§  Nitrogen

§  Klor
§  Vinil klorida





















































Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian untuk mengelola B3 meliputi penetapan tugas dan wewenang personil pengelola, pemakai, dan pengawas. Dalam pengorganisasian perlu adanya
Tabel 4. Syarat penyimpanan jenis bahan tertentu. [4]
Jenis/sifat
Syarat Penyimpanan
Bahan beracun

§  Ruangan dingin dan berventilasi
§  Jauh dari sumber panas
§  Terpisah dari bahan kimia lain yang reaktif
§  Tersedia alat pelindung diri seperti masker, pakaian pelindung, sarung tangan dan lain-lain.

Bahan korosif

§  Ruang dingin dan berventilasi
§  Wadah tertutup dan berlabel
§  Terpisah dari zat beracun
§  Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, kaca mata dan lain-lain.

Bahan mudah terbakar

§  Ruang dingin dan berventilasi
§  Jauh dari sumber panas/api
§  Tersedia alat pemadam kebakaran

Bahan mudah meledak

§  Ruang dingin dan berventilasi
§  Jauh dari sumber panas/ api

Bahan oksidator

§  Ruang dingin dan berventilasi
§  Jauh dari sumber api/ panas dan dilarang merokok
§  Jauh dari bahan reduktor dan mudah terbakar

Bahan reaktif thd air

§  Suhu ruangan dingin, kering dan berventilasi
§  Bangunan kedap air
§  Pemadam kebakaran yang tersedia tdk menggunakan air seperti CO2, Halon, Dry Powder

Bahan reaktif terhadap asam

§  Ruang dingin dan berventilasi
§  Jauh dari sumber api dan panas
§  Ruang penyimpanan perlu dirancang agar tidak memungkinkan terbentuknya kantong-kantong hidrogen, karena reaksi dengan asam akan terbentuk gas hidrogen yang mudah terbakar.

Gas bertekanan

§  Disimpan dalam keadaan tegak/ berdiri dan terikat
§  Ruang dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
§  Jauh dari api dan panas
§  Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup.


Dalam penyimpanan B3 harus diketahui sifat-sifat berbagai jenis bahan kimia berbahaya, dan juga perlu memahami reaksi kimia akibat interaksi dari bahan-bahan yang disimpan. Interaksi dapat berupa tiga hal yaitu :
1.      Interaksi antara bahan dan lingkungannya.
Contoh: panas/percikan api yang dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan terutama untuk zat yang mudah terbakar dan mudah meledak seperti pelarut organik dan peroksida.
2.      Interaksi antara bahan dan wadah.
Contoh: Beberapa bahan kimia yang amat korosif, seperti asam sulfat, asam khlorida, natrium hidroksida, dapat merusak wadahnya. Kerusakan ini menyebabkan interaksi antar bahan sehingga menimbulkan reaksi-reaksi berbahaya seperti kebakaran, ledakan atau menimbulkan racun.
3.      Interaksi antar bahan.
Contoh: Interaksi antara zat oksidator dan reduktor dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran, sedangkan interaksi antara asam dan garam dapat menimbulkan gas beracun. Oleh karena itu beberapa bahan yang mungkin bereaksi harus dipisahkan dalam penyimpanannya.

Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan setiap kegiatan mulai dari pengelolaan (penyimpanan), pemakaian dan pengawasan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur harus digunakan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan B3 oleh semua personil, baik sebagai pengelola, pemakai maupun pengawas. Prosedur yang telah ditetapkan harus telah teruji dan mengacu pada informasi yang telah ada pada setiap bahan kimia. Informasi ini biasanya tercantum pada label yang menjelaskan 4 hal terpenting, yaitu :
a. Nama bahan dan formula
b. Bentuk fisik yakni gas, cair, atau padat
c. Sifat fisik, yakni titik didih, titik lebur, berat jenis, tekanan uap, dan lain-lain
d. Sifat kimia dan bahaya yakni korosif, mudah terbakar, beracun dan lain-lain.

Untuk tujuan praktis, maka bahan bahan kimia berbahaya dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu
a. Bahan beracun dan korosif
b. Bahan mudah terbakar
c. Bahan kimia reaktif

Penanganan B3 ini berdasarkan jenis bahan dapat dilihat seperti dalam Tabel 5.

Tabel 5. Penaganan B3 [4]

JENIS BAHAN
PENANGANAN
Bahan Beracun & Korosif

§ Pencampuran, pengadukan, pemanasan dan pemindahan dilakukan dalam ruang khusus atau almari asam
§ Menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan & respirator yang sesuai dengan bahan yang ditangani, pelindung badan/ jas lab dll. Alat ini harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosif dan mempunyai daya lindung terhadap bahan yang ditangani.
§ Tidak diperkenankan merokok, minum dan makan didalam ruang kerja.
§ Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.

Bahan Mudah Terbakar

§ Menjauhkan sumber panas yaitu api terbuka/bara, loncatan api listrik, logam panas, dan tidak diperkenankan merokok,
§ Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang baik serta tersedia alat pemadam kebakaran.

Bahan reaktif

§ Hindarkan dari sumber panas dan matahari
§ Hindarkan pengadukan yang menimbulkan panas
§ Hindarkan dari benturan dan gesekan yang kuat
§ Untuk zat reaktif thd air harus disimpan ditempat yang kering, hindarkan dari uap air dan air. Jika terjadi kebakaran gunakan alat pemadam, bukan air.



Selain itu dalam melakukan kegiatan penanganan B3 harus tercatat dalam suatu rekaman sehingga mudah untuk mengetahui status dan keberadaannya serta mudah untuk dilakukan penelusuran.

Pengendalian (Controlling)

Pengendalian dalam manajemen B3 dapat dilakukan dengan inspeksi, audit maupun pengujian mulai dari perencanaan, hingga pelaksanaan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh manajemen yang memiliki tugas pengawasan terhadap seluruh kegiatan organisasi maupun oleh manajemen yang lebih tinggi terhadap manajemen di bawahnya sebagai pengawasan melekat, sehingga segala sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan B3 berjalan sesuai dengan kebijakan dan peraturan/prosedur yang telah ditetapkan.

Reference

2. ANONIM, “Panduan Bahan Berbahaya “ edisi 1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 1985.
3. ANONIM, “National Workshop on Safety and Control of Toxic Chemicals and Pollutansts”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989
4. NUR TRI HARJANTO dkk, “Identifikasi potensi bahaya non radiasi di Instalasi Radiometalurgi”, Prosiding hasil-hasil penelitian EBN tahun 2008, ISSN 0854-5561, PTBN-BATAN, Tahun 2008.
5. BAMBANG SUPARDJO, “Keselamatan Pemakaian Bahan Peledak” Lokakarya Keselamatan dan Kesehatan Kerja BATAN, Tahun 1991.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done