Laporan Biokim Analisis Kualitatif Vitamin C dan B6
ANALISIS KUALITATIF VITAMIN C DAN B6
Oleh:
Siska Fajriani, Novita Mulia, Rafli Julian,
Lisa Fitriani Simatupang, Riki Ashari H.
Lubis, Karnira
Abstrak
Percobaan analisis kualitatif vitamin C dan B6
bertujuan uantuk membuktikan adanya beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel
secara kualitatif, yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 04 mei 2019, di
laboratorium kimia FTK UIN Ar-raniry Banda Aceh. Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa uji vitamin C pada air perasan tomat
yang direaksikan dengan uji benedict menunjukkan hasil positif yang ditandai
dengan terbentuknya warna merah bata. Dan uji vitamin B pada air cucian beras
yang direaksikan dengan natrium hidroksida dan tembaga (II) sulfat, menunjukkan hasil positif yang ditandai
dengan terbentuknya terbentuknya warna biru-ungu, dimana vitamin B terdiri atas pridoksin, perodoksin dan pirodoksamin.
Kata kunci: Vitamin C, vitamin B, prakoenzim, alosterin
A.
LATAR BELAKANG
Menurut Tim Laboratorium Kimia (2019:15)
menyatakan bahwa vitamin adalah golongan senyawa organik sebagai pelengkap
makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Pada umumnya vitamin tidak dapat
disintesis didalam tubuh dalam jumlah yang mencukupi, sehingga harus diperoleh
dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Vitamin merupakan senyawa yang heterogen
(mempunyai struktur kimia yang sangat berbeda). Berdasarkan kelarutannya,
vitamin dapat dibedakan atas:
a) Vitamin yang dapat larut dalam air,
misalnya: vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflovin), B6 (Pridoksin), B12
(Sianokobalamin), B3 (Nikotiamid), vitamin M/B9 (Asam Folat), vitamin B5 (Asam
Pantohenat), Vitamin H/B7 (Biotin) dan vitamin C (Asam Askorbat)
b) Vitamin yang larut dlam minyak, misalnya
vitamin A (Akseroptol), D2 (Ergokalsiterol), E (Alpha-tokoferol), K1
(Fenomenadion), dan K3 (Menadion).
Karena strukturnya yang sangat
berbeda-beda, maka tidak ada reaksi umum untuk vitamin.
Vitamin yang dapat larut dalam air disebut
prakoenzim (Procoenzim). Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas didlam
tubuh, darah dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang mudah larut
dalam air akan mudah rusak dlam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut
bersama air selama pencucian bahan.
Golongan vitamin yang arut dalam lemak
disebut alosterin. Setelah diserapa oleh tubuh, vitamin jenis akan disimpan
dlam jaringan-jaringanlemak, terutama hati. Karena sifatnya yang tidak larut
dalam air, vitamin-vitamin ini tidaka diekskresikan. Akibatnya didalam tubuh
dapat disimpan dalam jumlah banyak.
Kebanyakan vitamin yang larut dalam air
berperan sebagai kofaktor enzim tertentu dalam mengkatalisi berbagai
reaksi-reaksi biokimia. Sebaliknya vitamin A dan D mempunyai sifat menyerupai
hormon, vitamin E memiliki sifat antioksidan dan vitamin K diperlukan bagi
biosintesis factor pembekuan darah.
Vitamin C larut dalam air dan agak stabil
dalam larutan asam, tetapi mdah dioksidasi, terutama bisa dipanaskan. Proes
oksidasi akan dipercepat dangan adanya tembaga, oksigen, dan senyawa alkali.
Menurut Anna Poedjiadi dan Titin Supriyanti
(2009:397) menyatakan bahwa vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu
yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk
reaksi metabolism dalam sel dan penting intuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat
disintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh.
Namun, kecepatan sangat kecil sehingga
jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Menurut heni Sumanti, dkk (2017:20)
menyatakan bahwa amilum beras ketan dapat digunakan sebagai bahan penghancur
tablet vitamin B6. Variasi konsentrasi amilum beras ketan sebagai bahan
penghancur berpengaruh terhadap sifat fisis tablet vitamin B6 yaitu semakin
besar konsentrasi amilum beras ketan yang digunakan sebagai bahan penghancur,
maka senakin kecil kekerasan, semakin besar kerapuhan dan semakin singkat waktu
hancur tablet vitamin B6.
Mamfaat melaksanakan praktikum ini adalah
untuk membuktikan adanya beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel secara
kualitatif.
Dosen pembimbing mata kuliah praktikum
biokimia adalah Bapak Haris Munandar M. Pd dan Asisten Meja Rafi Mariska.
B. METODE
Alat-alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi dan rak, pembakar
spiritus, gelas kimia, penjepit tabung, indikator universal dan pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sampel buah tomat,
pereaksi benedict, larutan natrium bikarbonat (NaCO3) 5%, larutan
besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M, latutan buffer ph 5, larutan besi (III)
klorida (FeCl3) 0,1 M, larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
0,1 M, air cucian beras dan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M.
Prosedur Kerja
Percobaan Analisis
Kualitatif Vitamin C dan B6 dilakukan dengan cara yang pertama yaitu penentuan
adanya vitamin C. Pertama disiapkan kurang lebih 10 mL air perasan tomat
sebagai sampel, kemudian disediakan dua buah tabung reaksi dan diisi kedua
tabung reaksi masing-masing dengan 0,5 mL air perasan tomat. Ditambahkan aquades
sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. Kemudian ditandai tabung reaksi
dengan tabung reaksi 1 dan tabung reaksi II. Tabung reaksi 1 ditambahkan 10
tetes pereaksi benedict, kemudian dipanaskan larutan tersebut diatas pembakar
spiritus selama kira-kira 2 menit. kemudian diperhatikan adanya endapan yang
terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai warna merah bata menandakan vitamin C
positif. Selanjutnya pada tabung reaksi II ditambahkan larutan bauffer ph 8
sebanya 2 mL, ditambahkan larutan FeCl3 0,1 M sebanyak 4 tetes.
Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu
menendakan uji vitamin C positif.
Dalam penentuan adanya vitamin B6,
dilakukan dengan cara disediakan dua buah tabung reaksi dan diisi kedua tabung
reaksi dengan 0,5 mL sampel air cucian beras. Kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung. Kemudian ditandai tabung reaksi dengan
tabung reaksi 1 dan tabung reaksi II. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan 4 tetets
larutan CuSO40,1 M sebanyak 10 tetes larutan NaOH 0,1 M. Kemudian
diamati perubahan yang terjadi. Bila terbentuk warna biru-ungu menandakan uji
vitamin B6 positif. Selanjutnya pada tabung reaksi II ditambahkan 2-3 tetes
larutan FeCl3 0,1 M. Kemudian diamati perubahan yang terjadi. Bila terbentuk
warna jingga sampai merah tua menandakan uji vitamin B6 positif.
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan tentang penentuan
adanya vitamin C dengan menggunakan 0,5
mL perasan tomat dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 2 mL air lalu
ditambahkan 10 tetes benedict menghasilkan larutan biru-biru kehijauan lalu
dipanaskan menghasilkan warna hijau kekuningan sampai dengan warna endapan
merah bata (+). Selanjutnya penentuan adanya vitamin B6 dengan penggunaan 2 tabung
reaksi. Kedalam tabung 1 dimasukkan 0,5 mL air cuci beras ditambahkan 2 mL air
dan ditambahkan 10 tetes Natrium hidroksida menghasilkan endapan biru sampai
dengan ungu (+). Sedangkan kedalam tabung 2 dimasukkan 0,5 mL air cucian beras
lalu ditambahkan 2 mL air dan ditambahkan 2-3 tetes Besi (III) klorida
menghasilkan larutan keruh (-)
Berdasarkan
percobaan yang
telah dilakukan tentang analisis kualitatif vitamin C dan B6. Tujuan dari pratikum ini membuktikan adanya
beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel secara kualitatif.
Sampel yang digunakan ada dua
yaitu, air perasan tomat yang
mengandung
vitamin C dan air cucian beras yang
mengandung vitamin B6. Pengujian yang pertama tentang pengujian adanya vitamin
C pada air perasan
buah tomat. Vitamin C diperoleh dari buah-buahan berwarna
dan
berasa asam seperti jeruk, tomat dan semangka. Atau dalam sayuran
bayam, wortel
dan kubis (Kurt et.al:1999).
Pengujian pada vitamin C menggunakan uji Benedict yang
menghasilkan positif
dimana
larutan sampel direaksikan
dengan pereaksi Benedict menunjukan positif berarti ditandai adanya vitamin C dengan terbentuk endapan hijau
kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor
kuat dengan adanya
gugus enadiol sehingga mampu
mereduksi ion Cu2+ dan direaksi benedict menjadi
Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin
C mudah dioksidasi dan
proses tersebut dipercepat oleh panas. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat dan bentuk
teroksidasinya adalah asam dieskorbat. Vitamin C atau asam L-askorbat adalah
laktan yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat
dan diberi ciri oleh gugus enadiol
yang menjadikan senyawa
pereduksi yang terbentuk menunjukan perbedaan
vitamin yang terkandung dalam sampel (Girindra:1986).
Hal ini juga menurut
Winono (2000), vitamin C memiliki sifat mereduksi oksigen , nitrat, sitokrom A,
sitrokom C, koromil-ko
A dan mer-Hb. Sehingga ktetika
vitamin C direaksikan dengan pereaksi Benedict terbentuk hasil yang positif karena vitamin C mereduksi oksigen yang terdapat pada pereaksi benedict
tersebut.
Pengujian pada vitamin B6 dengan menggunakan sampel air cucian beras.Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa pirodoksin, pirodoksal dan pirodoksanin. Ketiga vitamin ini terdapat dalam hewan, tumbuhan, terutama pada beras dan gandum. Berdasarkan hasil percobaan pada prosedur A
larutan sampel
direaksikan dengan tembaga
(II) sulfat dan natrium hidroksisa
menunjukan hasil positif mengandung vitamin B ditandai larutan berwarna biru, sedangkan pada
prosedur B larutan sampel direaksikan
dengan FeCl3
menunjukan negatif tidak
mengandung vitamin B. Karena tidak terjadi perubahan warna jingga sampai merah tua.
Hal ini dipengaruhi pereaksi yang
digunakan atau proses penggunaan dan
pemolesan padi
sampai menjadi beras berwarna
putih telah mengurangi kadar vitamin
B6.
D.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa “vitamin C diperoleh dari buah-buahan
berwarna dan berasa asam, perasan tomat direaksikan dengan uji benedict
menunjukkan positif mengandung vitamin C, vitamin mudah teroksidasi dan proses
tersebut dipengaruhi oleh panas, vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa
pridoksin, pirodoksal dan pirodoksamin, dan air cucian beras direaksikan dengan
Natrium hidroksida dan Tembaga (II) sulfat menunjukkan hasil positif mengandung
vitamin B6.
E. REFERENSI
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyanti. 2009.
Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Sumianti, Henni, dkk. 2017. Pengaruh Amilum
Beras ketan (Orizosativa L.f. Glutinosa Auct) Sebagai Bahan Penghancur terhadap
Sifat Fisis Tablet Vitamin B6. Jurnal Pharmacy. 6 (3) hal 20.
Tim Laboratorium Kimia FTK. 2019. Modul
Biokimia. Banda Aceh: UIN Ar-raniry.
Maaf izin bertanya, untuk pemgujian vitamin B6 menggunakan fecl3 ada referensi jurnalnya tidak ya?
ReplyDelete