Laporan Lab tentang Analisis Kualitatif Vitamin C dan B6 - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Tuesday 23 July 2019

Laporan Lab tentang Analisis Kualitatif Vitamin C dan B6

Laporan Biokim Analisis Kualitatif Vitamin C dan B6

Vitamin C


ANALISIS KUALITATIF VITAMIN C DAN B6
Oleh:
Siska Fajriani, Novita Mulia, Rafli Julian,
Lisa Fitriani Simatupang, Riki Ashari H. Lubis, Karnira


Abstrak
       Percobaan analisis kualitatif vitamin C dan B6 bertujuan uantuk membuktikan adanya beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel secara kualitatif, yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 04 mei 2019, di laboratorium kimia FTK UIN Ar-raniry Banda Aceh. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa uji vitamin C pada air perasan tomat yang direaksikan dengan uji benedict menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna merah bata. Dan uji vitamin B pada air cucian beras yang direaksikan dengan natrium hidroksida dan tembaga (II) sulfat,  menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya terbentuknya warna biru-ungu,  dimana vitamin B terdiri atas pridoksin, perodoksin dan pirodoksamin.

Kata kunci: Vitamin C, vitamin B, prakoenzim, alosterin

      A.    LATAR BELAKANG

Menurut Tim Laboratorium Kimia (2019:15) menyatakan bahwa vitamin adalah golongan senyawa organik sebagai pelengkap makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Pada umumnya vitamin tidak dapat disintesis didalam tubuh dalam jumlah yang mencukupi, sehingga harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Vitamin merupakan senyawa yang heterogen (mempunyai struktur kimia yang sangat berbeda). Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dibedakan atas:
  a) Vitamin yang dapat larut dalam air, misalnya: vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflovin), B6 (Pridoksin), B12 (Sianokobalamin), B3 (Nikotiamid), vitamin M/B9 (Asam Folat), vitamin B5 (Asam Pantohenat), Vitamin H/B7 (Biotin) dan vitamin C (Asam Askorbat)
   b) Vitamin yang larut dlam minyak, misalnya vitamin A (Akseroptol), D2 (Ergokalsiterol), E (Alpha-tokoferol), K1 (Fenomenadion), dan K3 (Menadion).
Karena strukturnya yang sangat berbeda-beda, maka tidak ada reaksi umum untuk vitamin.
Vitamin yang dapat larut dalam air disebut prakoenzim (Procoenzim). Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas didlam tubuh, darah dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang mudah larut dalam air akan mudah rusak dlam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan.
Golongan vitamin yang arut dalam lemak disebut alosterin. Setelah diserapa oleh tubuh, vitamin jenis akan disimpan dlam jaringan-jaringanlemak, terutama hati. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin-vitamin ini tidaka diekskresikan. Akibatnya didalam tubuh dapat disimpan dalam jumlah banyak.
Kebanyakan vitamin yang larut dalam air berperan sebagai kofaktor enzim tertentu dalam mengkatalisi berbagai reaksi-reaksi biokimia. Sebaliknya vitamin A dan D mempunyai sifat menyerupai hormon, vitamin E memiliki sifat antioksidan dan vitamin K diperlukan bagi biosintesis factor pembekuan darah.
Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mdah dioksidasi, terutama bisa dipanaskan. Proes oksidasi akan dipercepat dangan adanya tembaga, oksigen, dan senyawa alkali.
 Menurut Anna Poedjiadi dan Titin Supriyanti (2009:397) menyatakan bahwa vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting intuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh. Namun, kecepatan  sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Menurut heni Sumanti, dkk (2017:20) menyatakan bahwa amilum beras ketan dapat digunakan sebagai bahan penghancur tablet vitamin B6. Variasi konsentrasi amilum beras ketan sebagai bahan penghancur berpengaruh terhadap sifat fisis tablet vitamin B6 yaitu semakin besar konsentrasi amilum beras ketan yang digunakan sebagai bahan penghancur, maka senakin kecil kekerasan, semakin besar kerapuhan dan semakin singkat waktu hancur tablet vitamin B6.
Mamfaat melaksanakan praktikum ini adalah untuk membuktikan adanya beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel secara kualitatif.
Dosen pembimbing mata kuliah praktikum biokimia adalah Bapak Haris Munandar M. Pd dan Asisten Meja Rafi Mariska.

      B.    METODE

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi dan rak, pembakar spiritus, gelas kimia, penjepit tabung, indikator universal dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sampel buah tomat, pereaksi benedict, larutan natrium bikarbonat (NaCO3) 5%, larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M, latutan buffer ph 5, larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M, larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,1 M, air cucian beras dan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M.

Prosedur Kerja

Percobaan Analisis Kualitatif Vitamin C dan B6 dilakukan dengan cara yang pertama yaitu penentuan adanya vitamin C. Pertama disiapkan kurang lebih 10 mL air perasan tomat sebagai sampel, kemudian disediakan dua buah tabung reaksi dan diisi kedua tabung reaksi masing-masing dengan 0,5 mL air perasan tomat. Ditambahkan aquades sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. Kemudian ditandai tabung reaksi dengan tabung reaksi 1 dan tabung reaksi II. Tabung reaksi 1 ditambahkan 10 tetes pereaksi benedict, kemudian dipanaskan larutan tersebut diatas pembakar spiritus selama kira-kira 2 menit. kemudian diperhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai warna merah bata menandakan vitamin C positif. Selanjutnya pada tabung reaksi II ditambahkan larutan bauffer ph 8 sebanya 2 mL, ditambahkan larutan FeCl0,1 M sebanyak 4 tetes. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu menendakan uji vitamin C positif.
            Dalam penentuan adanya vitamin B6, dilakukan dengan cara disediakan dua buah tabung reaksi dan diisi kedua tabung reaksi dengan 0,5 mL sampel air cucian beras. Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung. Kemudian ditandai tabung reaksi dengan tabung reaksi 1 dan tabung reaksi II. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan 4 tetets larutan CuSO40,1 M sebanyak 10 tetes larutan NaOH 0,1 M. Kemudian diamati perubahan yang terjadi. Bila terbentuk warna biru-ungu menandakan uji vitamin B6 positif. Selanjutnya pada tabung reaksi II ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 0,1 M. Kemudian diamati perubahan yang terjadi. Bila terbentuk warna jingga sampai merah tua menandakan uji vitamin B6 positif.

     C.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan tentang penentuan adanya vitamin C  dengan menggunakan 0,5 mL perasan tomat dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 2 mL air lalu ditambahkan 10 tetes benedict menghasilkan larutan biru-biru kehijauan lalu dipanaskan menghasilkan warna hijau kekuningan sampai dengan warna endapan merah bata (+). Selanjutnya penentuan adanya vitamin B6 dengan penggunaan 2 tabung reaksi. Kedalam tabung 1 dimasukkan 0,5 mL air cuci beras ditambahkan 2 mL air dan ditambahkan 10 tetes Natrium hidroksida menghasilkan endapan biru sampai dengan ungu (+). Sedangkan kedalam tabung 2 dimasukkan 0,5 mL air cucian beras lalu ditambahkan 2 mL air dan ditambahkan 2-3 tetes Besi (III) klorida menghasilkan larutan keruh (-)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang analisis kualitatif vitamin C dan B6. Tujuan dari pratikum ini membuktikan adanya beberapa jenis vitamin dalam suatu sampel secara kualitatif.   Sampel yang digunakan ada dua yaitu, air perasan tomat yang mengandung vitamin C dan air cucian beras yang mengandung vitamin B6. Pengujian yang pertama tentang pengujian adanya vitamin C pada air perasan buah tomat. Vitamin C diperoleh dari buah-buahan berwarna dan berasa asam seperti jeruk, tomat dan semangka. Atau dalam sayuran bayam, wortel dan kubis (Kurt et.al:1999).
Pengujian pada vitamin C menggunakan uji Benedict yang menghasilkan positif dimana larutan sampel direaksikan dengan pereaksi Benedict menunjukan positif berarti ditandai adanya vitamin C dengan terbentuk endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dan direaksi benedict menjadi Cu+  dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin C mudah dioksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat dan bentuk teroksidasinya adalah asam dieskorbat. Vitamin C atau asam L-askorbat adalah laktan yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan senyawa pereduksi yang terbentuk menunjukan perbedaan vitamin yang terkandung dalam sampel (Girindra:1986). Hal ini juga menurut Winono (2000), vitamin C memiliki sifat mereduksi oksigen , nitrat, sitokrom A, sitrokom C, koromil-ko A dan mer-Hb. Sehingga ktetika vitamin C direaksikan dengan pereaksi Benedict terbentuk hasil yang positif karena vitamin C mereduksi oksigen yang terdapat pada pereaksi benedict tersebut.
Pengujian pada vitamin B6 dengan menggunakan sampel air cucian beras.Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa pirodoksin, pirodoksal dan pirodoksanin. Ketiga vitamin ini terdapat dalam hewan, tumbuhan, terutama pada beras dan gandum. Berdasarkan hasil percobaan pada prosedur A larutan sampel direaksikan dengan tembaga (II) sulfat dan natrium hidroksisa menunjukan hasil positif mengandung vitamin B ditandai larutan berwarna biru, sedangkan pada prosedur B larutan sampel direaksikan dengan FeCl3  menunjukan negatif tidak mengandung vitamin B. Karena tidak terjadi perubahan warna jingga sampai merah tua. Hal ini dipengaruhi pereaksi yang digunakan atau proses penggunaan dan pemolesan padi sampai menjadi beras berwarna putih telah mengurangi kadar vitamin B6.

      D.    KESIMPULAN

Berdasarkan pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa “vitamin C diperoleh dari buah-buahan berwarna dan berasa asam, perasan tomat direaksikan dengan uji benedict menunjukkan positif mengandung vitamin C, vitamin mudah teroksidasi dan proses tersebut dipengaruhi oleh panas, vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa pridoksin, pirodoksal dan pirodoksamin, dan air cucian beras direaksikan dengan Natrium hidroksida dan Tembaga (II) sulfat menunjukkan hasil positif mengandung vitamin B6.

      E.    REFERENSI

Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Sumianti, Henni, dkk. 2017. Pengaruh Amilum Beras ketan (Orizosativa L.f. Glutinosa Auct) Sebagai Bahan Penghancur terhadap Sifat Fisis Tablet Vitamin B6. Jurnal Pharmacy. 6 (3) hal 20.
Tim Laboratorium Kimia FTK. 2019. Modul Biokimia. Banda Aceh: UIN Ar-raniry.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done