Kesimpulan dan Penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional
Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda
- Pendekatan kurikulum yang terlalu terpusat pada penguasaan materi dan ujian standar dan terlalu kaku, sehingga membatasi kebebasan peserta didik dan kreativitas peserta didik untuk mengeksplorasi minat dan bakat.
- Metode pembelajaran yang tidak interaktif, misalnya dengan selalu menerapkan metode ceramah ketika proses belajar mengajar berlangsung dan menggunakan sistem pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran berpusat pada guru akan menghalangi peserta didik bersifat aktif dan kritis.
- Penilaian tidak holistik, artinya penilaian hanya berfokus pada tes tertulis dan angka-angka, mengabaikan keterampilan sosial, kreativitas dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Oleh karena begitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkan dari praktik-praktik pendidikan yang belum memerdekakan peserta didik seperti membatasi kebebasan peserta didik dan kreativitasnya untuk mengekpolarasi minat bakatnya serta menghalangi peserta didik untuk bersifat aktif dan kritis serta dengan mengabaikan keterampilan sosial, kreativitas dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Belenggu-belenggu ini lah yang membuat sistem pendidikan Indonesia tidak sesuai lagi dengan perkembangan psokologis dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, sudah semestinya kurikulum dan sistem pembelajaran di Indonesia dikembangkan dengan baik sesuai dengan zamannya. Terlebih anak didik yang kita latih berada pada generasi Z dan generasi post gen Z (generasi alpha).
Perubahan diri yang akan saya alami dan akan saya praktikkan di sekolah untuk melepaskan belenggu ialah dengan cara melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta didik baik dengan cara mengombinasikannya dengan menerapkan metode pembelajaran interaktif, serta dengan menerapkan evaluasi secara holistik. Selain itu, hal lain yang akan saya lakukan di kelas sebagai seorang calon guru profesional ialah dengan cara menghargai bahwa setiap peserta didik memiliki minat dan bakat serta potensi yang diibaratkan seperti padi sehingga tidak boleh memaksa padi tumbuh menjadi jagung ataupun sebaliknya. Saya juga mengubah mindset bahwa guru memiliki tugas untuk menjadi fasilitator agar peserta didik dapat tumbuh kembang dengan baik. Saya juga menyadari bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar, tetapi siswa lah yang menjadi pusat pembelajaran sehingga dapat menerapkan pendekatan berbasis student center.