PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Aluminium
merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi
setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana
tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat
penting secara komersil. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang
mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi
bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam
unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah
merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Timbal atau dikenal sebagai logam
Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses
alami. Unsur ini beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia. Efek dari racun ini dapat bersifat karsinogenik (pemicu kanker),
menurunkan daya ingat otak, juga menghambat perkembangan intelegensi (IQ)
anak-anak. Oleh sebab itu, untuk memahami dan mendalami lebih lanjut, maka
penting dibuatnya makalah ini.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang, dapat diambil rumusan masalah :
1.
Menjelaskan sifat-sifat fisik dan kimia
aluminium, timah dan timbal.
2. Menjelaskan reaksi-reaksi khas aluminium, timah
dan timbal.
3.
Menjelaskan teknik ektraksi unsur aluminium,
timah dan timbal.
4.
Memberikan beberapa contoh persenyawaan dari
aluminium, timah dan timbal.
5.
Menjelaskan kegunaan logam alumiunm, timah dan
timbal.
3. Tujuan Penulisan
1)
Memberikan informasi tentang sifat-sifat fisik
dan kimia aluminium, timah dan timbal.
2)
Memberikan wawasan tentang reaksi-reaksi khas aluminium, timah dan
timbal.
3)
Menberikan informasi tentang teknik ektraksi
unsur aluminium, timah dan timbal.
4)
Memberikan beberapa contoh persenyawaan dari
aluminium, timah dan timbal.
5)
Menjelaskan kegunaan logam aluminium, timah dan
timbal.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Aluminium merupakan suatu unsur
yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan
silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena
oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara
komersil. Bijihnya yang terpenting adalah bauksit (Al2O3.H2O)
yang merupakan nama generik untuk beberapa mineral dengan rumus bervariasi
antara AlO3.H2O dan Al2O3.3H2O. Aluminium juga
terdapat dalam jumlah besar dalam batuan aluminosilikat seperti feldpsars dan
mika. Timah dan timbal adalah logam-logam yang sudah sangat dikenal.
Timah dalam bahasa Inggris
disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan
dengan kata “stagnum” yang dalam
bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping”
yang artinya menjadi cair/basah. Penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam
timah yang artinya mudah mencair. Timah merupakan logam putih keperakan, logam
yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan
tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan
dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat
di kerak bumi.
Timbal atau dikenal sebagai logam
Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil
melalui proses alami. Unsur ini beracun dan sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Efek dari racun ini dapat bersifat
karsinogenik (pemicu kanker), menurunkan daya ingat otak, juga menghambat
perkembangan intelegensi (IQ) anak-anak. Unsur ini tersebar luas dibanding
logam toksik lainnya. Unsur yang termasuk logam berat terbanyak di dunia ini
akan meningkat kadarnya dalam lingkungan karena penambangan, peleburan, dan
berbagai kegunaannya dalam sektor industri. Logam berat ini biasa digunakan
dalam industri percetakan, industri baterai, juga dalam industri kimia
berbentuk tetraetiltimbal (tetraethyllead, TEL) yang dipakai sebagai
campuran dengan bahan bakar minyak untuk melindungi mesin supaya lebih awet,
namun mengakibatkan polusi udara yang sangat beracun jika masuk ke dalam tubuh
manusia. Oleh sebab itu, untuk memahami dan mendalami lebih lanjut, maka
penting dibuatnya makalah ini.
2. Sifat-sifat
Fisika
Timah (Sn) tidak ditemukan dalam
unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawanya, timah merupakan
logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel,
memiliki struktur Kristal, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan,
Timah dibawah suhu 13,2oC tidak memiliki sifat dan tidak memiliki
sifat logam sama sekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan
warnanya putih mengkilap dan memiliki struktur Kristal tetragonal. Tingkat
resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan
dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium
Timbal (Pb) memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam pb
dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau
abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara
. Timah merupakan logam yang lunak, tidak bisa di tempa, memiliki konduktivitas
listrik yang rendah dan tergolong salah satu logam berat seperti halnya raksa
timbale dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena logam timbale bersifat
tahan korosi maka container dari timbale sering dipakai untuk menampung cairan
yang bersifat korosif ataupun sebagai lapisan kontroksi bangunan.
Aluminium (Al), dalam kondisi standar adalah logam yang cukup lembut,
kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan. Aluminium murni adalah unsur yang
sangat reaktif dan jarang ditemukan dibumi dalam bentuk bebas. Aluminium
bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas .tetapi non
magnetic, ketika aluminium terkena udara ,lapisan tipis aluminium oksida
terbentuk pada permukaan logam. Hal ini untuk mencegah korosi dan berkarat.
Karakteristik penting lainnya dari Aluminium termasuk kepadatannya rendah (yang
hanya sekitar 3 kali lipat dari air), daktilitas (yang memungkinkan untuk di
tarik kedalam kawat) dan kelenturan (yang berarti dapat dengan mudah dibentuk
menjadi lembaran tipis).
Titik
leleh menurun dalam satu golongan karena ikatan M-M semakin lemah seiring
bertambahnya ukuran atom. Sn dan Pb adalah logam, dan memiliki titik leleh yang
jauh lebih rendah. Mereka tidak menggunakan keempat elektron terluar untuk
ikatan logamnya.
Jumlah
energi yang dibutuhkan untuk membentuk ion M4+ sangat tinggi dan
oleh sebab itu senyawa ionik sederhana
jarang ada. hanya unsur yang memiliki selisih elektronegativitas yang cukup
besar yang memberikan sifat ionik yaitu F dan O. Senyawa SnF2, PbF2,
SnF4, PbF4, SnO2, dan PbO2 adalah
ionik.
Tabel 7.1 Sifat-sifat fisika unsur Al, Sn dan Pb
Sifat
|
Al
|
Sn
|
Pb
|
Nomor Atom
|
13
|
50
|
82
|
Konfigurasi elektron
|
[ Ne ] 3s2 3p1
|
[ Kr ] 4d10 5s2
5p2
|
[ Xe ] 4f14 5d10
6s2 6p2
|
Massa atom relatif
|
26,982l
|
118,710
|
207,2
|
Warna
|
Abu-abu
|
Abu-abu keperakan
|
Abu-abu kehijauan
|
Jari-jari atom (pm)
|
125
|
145
|
180
|
Massa jenis (200C/g
cm-3)
|
2,70
|
7,365
|
11,34
|
Energi ionisasi I
(KJ mol -1)
|
577,5
|
708,6
|
715,6
|
Titik Leleh (0C)
|
660,32
|
231,93
|
327,46
|
Titik didih (0C)
|
2519
|
2602
|
1749
|
Elektronegativitas
|
1,61
|
1,96
|
2,3
|
Struktur Kristal
|
Fcc
|
tetragonal
|
fcc
|
Unsur
timah dan timbal menunjukkan ikatan kovalen berderajat empat, karena terjadinya
promosi elektron dari tingkat dasar (ground state) ke tingkat tereksitasi,
sehingga orbital hibrida sp3 akan terbentuk. Oleh karena itu senyawa
kovalen yang terbentuk umumnya berbentuk tetrahedron. Karena adanya efek
pasangan inert, maka Sn(+4) adalah kovalen, pb (+2) bersifat ionik yang stabil
dan lebih sering dijumpai dari pada Pb (+4).
3. Sifat-sifat Kimia
Logam
aluminium memiliki warna putih perak. Secara termodinamika Al mestinya bereaksi
dengan air dan udara, namun faktanya Al stabil baik di udara maupun dalam air.
Hal ini disebabkan terbantuknya lapisan oksida yang sangat tipis (10-4-10-6)
pada permukaannya yang melindungi logam Al dari serangan oksidasi lebih lanjut.
Timbal
sering Nampak lebih tidak reaktif dari yang diharapkan berdasarkan harga
potensial elektroda standarnya -0,13 V. Ketidakreaktifan Pb sebagian karena
terbentuknya oksida yang melapisi permukaannya.
Aluminium
seskuioksida dikenal sebagai alumina, Al2O3. Oksida ini
dapat dibuat dengan dehidrasi Al(OH)3atau dengan oksida unsurnya.
Aluminium memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen, sehingga banyak
digunakan sebagai reduktor termit.
3
Mn3O4 + 8 Al
→ 4 Al2O4 + 9 Mn
Aluminium
hidroksida memiliki sifat amfoter, walaupun lebih sering bersifat sebagai basa
yang akan menghasilkan garam bila direaksikan dengan asam. Garam yang terbentuk
tersebut mengandung ion [Al(H2O)6]3+. Sebagai
asam, aluminium hidroksida akan memberikan garam yang menganmdung ion [AlO2]+
atau [AlO3]3-.
Al(OH)3 → H+ + [AlO2]- + H2O
Al(OH)3 → 3 H+
+ [AlO3]3-
Ion-ion aluminat dalam air ada dalam keadaan terhidrat, [AlO2].2H2O
dan [AlO3]3-.3H2O, sehingga ion ini sering
ditulis sebagai [Al(OH)4]3- dan [Al(OH)6]3-.
Aluminium
membentuk senyawa trihalidadengan halogen. AlX3 merupakan senyawa
kovalen. Semua senyawa halida unsur-unsur ini bersifat asam. AlCl3,
ada dalam keadaan dimer, sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Bila senyawa dimer ini dilarutkan dalam air, maka dimer itu akan
terdisosiasi membentuk senyawa hidrida M(H2O)63+.
Aluminium larut dalam asam
mineral encer membebaskan hidrogen.
2
Al +
6 HCl → 2 Al3+ + 6 Cl- + 3 H2
Meskipun demikian, HNO3 pekat membuat logam
menjadi pasif karena HNO3 merupakan oksidator, dan menghasilkan lapisan
pelindung berupa oksida pada permukaan logam. Auminium juga larut dalam larutan
NaOH (Al bersifat amfoter) membebaskan hidrogen dan membentuk alumina.
2 Al + 2
NaOH + 6 H2O → NaAl(OH)4
atau NaAlO2.2H2O
+ 3H2
Tabel : Reaksi-reaksi ligam Al
Reaksi-reaksi
|
Keterangan
|
4 Al + 3 O2
→ M2O3
|
Al bereaksipadasuhutinggidansangateksotermik.
|
2 Al + N2
→ 2 AlN
|
Padasuhutinggi
|
2 Al + 3 X2→ MX3
|
X = F, Cl, Br, dan I
|
2 Al + 6 HCl → 2 MCl3 + 3 H2
|
Al bereaksi dengan asam mineral
encertetapidipasifkanoleh HNO3pekat
|
Al
+ NaOH + 2 H2O → NaAlO2
+ H2 atau Na3AlO3 + H2
|
|
Al + NH3 → MNH2
|
Membentukamida
|
Timah
bereaksi dengan uap air menghasilkan SnO2 dan H2. Timbal
tidak bereaksi dengan air, mungkin karena adanya lapisan oksida pelindung pada
permukaannya.
Timah larut
dalam HNO3 encer membentuk Sn(NO3)2. Pb larut
perlahan-lahan dalam HCl encer, membentuk PbCl2 yang sedikit larut.
Pb larut dengan mudah dalam HNO3 encer, membentuk Pb(NO3)2
dan oksida nitrogen. Pb juga larut dalam asam organic (seperti asetat, asam
nitrat, asam oksalat). Pb tidak larut dalam H2SO4 encer
karena terbentuk lapisan pelindung PbSO4.
Sn larut
dalam beberapa asam pekat. Pb tidak larut dalam HCl pekat karena terbentuk
lapisan pelindung PbCl2 pada permukaannya. Timah dan timbale
bereaksi perlahan-lahan dengan basa dan bereaksi cepat dalam basa panas, member
stannat Na2[Sn(OH)6] dan plumbat Na2[Pb(OH)6].
Jadi, Sn dan Pb bersifat amfoter.
Sn dan Pb
kurang reaktif. Sn bereaksi dengan Cl2 dan Br2 dingin,
dan I2 pada pemanasan, member SnX4. Pb bereaksi dengan F2
dingin, membentuk PbF2, dan dengan Cl2 bila dipanaskan,
member PbCl2.
4. Ekstraksi Unsur
Alumunium
diperoleh dari biji bauksit Al2O3.H2O
atau Al2O3.3H2O.
langkah awal memurnikan bijih. Pada proses bayer, material buangan ( sebagian
besar senyawa besi dan silikon ) dipisahkan karena mengotori produk. NaOH
ditambahkan pada bijih, dan karena Al amfoter maka akan melarut, membentuk
natriun alumiat. SiO2 juga larut sebagai ion silikat. Material yang
tidak larut, khususnya besi oksida dipisahkan dengan penyaringan. Kemudian
alumunium hidroksida diendapkan dari larutan basa kuat aluminat. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan gas CO2 ( suatu oksida asam yang dapat
menurunkan pH ) atau Al2O3 ke dalam larutan. Endapan
Al(OH)3 dikalsinasi (dipanaskan dengan kuat) yang merubahnya menjadi
Al2O3 murni.
Alumunium
baiasanya diekstraksi dengan proses Hall-Heroult. Al2O3
terdisosiasi menjadi Al3+ dan O2- yang dielektrolisis
dalam tangki yang dilapisi grafit. Yang berfungsi sebagai katoda. Anodanya juga
terbuat dari grafit. Sel elektrolisis ini dijalankan terus menurus dan pada
selang waktu tertentu lelehan alumunium (titik leleh 660oC)
dikeluarkan dari bagian dasar sel yang diambil secara berkala dan bauksit
ditambahkan lagi ke dalam sel.
Katoda
: 4 Al3+ (l) + 12 e → 4 Al
(l)
Anoda : 6 O2- (l) → 3 O2 (g) + 12 e
Kriolit
meningkatkan konduktivitas listrik pad sel karena Al2O3
merupakan konduktor yang buruk. Selain itu, kriolit juga berfungsi sebagai
bahan untuk menurunkan titik leleh campurn hingga 950oC. Disamping
itu CaF2 dan AlF3 juga ditambahkan. (pada elektrolisis
tertentu campuran terdiri dari 85% Na3[AlF6], 5% CaF2, 5%
AlF3, dan 5% Al2O3). Berbagai produk
dihasilkan di anoda seperti O2, CO2, F2 dan
senyawa karbon dari florin. Hal ini akan mengikis anoda, dan harus diganti
secara periodic. Sejumlah kecil florin yang terbentuk akan menyebabkan korosi
yang serius. Sejumlah besar Li2CO3 sekarang digunakan
sebagai pengganti bahan tambahan, karena dapat mengurangi korosi. Proses ini
memerlukan 4,5 V dengan kuat arus 1 A cm-3 yang merupakan energy
listrik yang cukup besar. Proses ini hanya akan menguntungkan bila listrik
murah tersedia, biasanya listrik tenaga air.
Bijih
timah yang penting adalah cassiterite SnO2. SnO2
direduksi menjadi logamnya menggunakan karbon pada 1200-1300oC dalam
tungku listrik. Produknya sering mengandung sejumlah kecil Fe, yang membuat
logam menjadi keras.Fe dihilangkan dengan meniup udara melalui lelehan campuran
untuk mengoksidasi besi menjadi FeO, yang mengapung pada permukaan.
Bijih
timbal utama adalah galena PbS, yang hitam, berkilau dan padat. Galena
ditambang dan dipisahkan dari mineral lain melalui pengapungan buih. Ada dua
metode ekstraksi Pb:
1. Pemanggangan
di udara menghasilkan PbO, dan kemudian direduksi dengan kokas atau CO dalam
tanur tinggi.
2
PbS + 3 O2 → 2 PbO + SO2
2.
Sebagian PbS
dioksidasi dengan pemanasan dan peniupan udara melaluinya. Setelah beberapa
saat udara dihentikan dan pemanasan diteruskan, dan campuran mengalami
autoreduksi.
3 PbS → 2 PbS + 2 PbO → 3 Pb (l) + SO3
(g)
Logamnya
mengandung pengotor seperti Cu, Ag, Au, Sn, As, Sb, Bi, dan Zn. Loagm-logam ini
dipisahkan melalui pendinginan mendekati titik beku Pb, jika pertama Cu
dan kemudian Zn yang mengandung Ag dan
Au menjadi padat. Oksidasi merubah As, sb dan Sn menjadi As2O3,
Sb2O3, dan SnO3 yang mengapung pada permukaan
lelehan logam dan dapat dibuang.
5. Senyawa-Senyawa Al,
Sn, Pb
Satu-satunya
oksida aluminium adalah alumina ,Al2O3.
Terdapat dua bentuk anhidrat Al2O3 yaitu (a-Al2O3,
g-Al2O3).
Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak
terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat dialam sebagai mineral korundum dan
dapat dibuat dengan pemanasan g-Al2O3
diatas 1000oC. a-Al2O3
diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450oC).
a-Al2O3
keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam. g-Al2O3
mudah menyerap air dan larut dalam asam; alumina yang digunakan untuk
kromatografi dan diatus kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah g-Al2O3
.
Beberapa
senyawa aluminium lainnya dan kegunan adalah sebagai berikut:
·
Aluminium asetat
adalah garam yang digunakan sebagai astrigen.
·
Aluminium ammonium
sulfat ({Al(NH4)}(SO4)2), ammonium alum
digunakan sebagai mordant, dalam pemurnian air, pembuatan kertas dan zat
tambahan makanan.
·
Aluminium hidroksida
(Al(OH)3) digunakan sebagai antasida, dalam pemurnian air dan
dalaman pembuatan kaca, keramik.
·
Aluminium fospat (AlPO4)
digunakan dalam pembuatan kaca, keramik, kosmetik, cat dan pembuatan semen
gigi.
·
Aluminium klorida
(AlCl3) digunakan dalam pembuatan at, antikeringat, dan dalam
produksi karet sintesis.
·
Aluminium klorohidrat
digunakan sebagai antikeringat dan penaganan hiperhidrosis.
Timah (IV) klorida (SnCl4)
adalah klorida logam yang bersifat kovalen. SnCl4 adalah cairan
berminyak yang mengeluarkan asap dalam udara lembab membentuk timah(IV)
hidroksida seperti gelatin, yang ditulis Sn(OH)4(meskipun sebenarnya adalah oksida terhidrat), dan gas
hidrogen klorida.
SnCl4(l) + 4H2O (l) ®
Sn(OH)4 (s) + 4HCl(g)
Uap senyawa ini
diaplikasikan pada kaca yang baru dibuat, dimana SnCl4 akan beraksi
dengan moekul air pada permukaan kaa membentuk lapisan timah(IV) oksida.
Lapisan timah(IV) oksida bertindak sebagai lapisan penghantar listrik. Jendela
pesawat terbang menggunakan lapisan ini. Arus listrik dialirkan sepanjang
permukaan kaca penghantar, dan panas yang dihasilkan menegah pembentukan embun
beku ketika pesawat turun dari atmosfer atas yang dingin.
Timbal(IV)
klorida merupakan minyak kuning yang seperti timah, terdekomposisi bila ada uap
air yang meledak bila dipanaskan. Timbal (IV) bromida dan iodida tidak ada,
karena potensial oksidasi kedua halogen cukup untuk mereduksi timbal (IV)
menjadi timbal(II).
Timbal(II)
klorida (PbCl2) merupakan padatan putih yang tidak larut dan
membentuk kisi kristal tipe ionik. Namun, timah (II) klorida (SnCl2)
merupakan padatan putih yang larut dalam air dan membentuk struktur fasa
padat dimana ion klorida terikat seara
koalen. Dalam fasa gas, timah(II) klorida adalah molekul dengan bentuk V.
6.
Kegunaan
Unsur
Logam
aluminium merupakan logam yang sedang kelunakannya bila murni, tetapi menjadi
lebih kuat jika dicampur dengan logam lain. Kelebihan utamanya adalah ringan
(kerapatan rendah 2,73 g cm-3). Beberapa alloy (campuran logam)
digunakan untuk keperluan khusus: duralium yang mengandung 4% Cu, dan beberapa
perunggu aluminium (alloy dari Cu dan Al dengan logam lain seperti Ni, Sn, dan
Zn). Logam aluminium diproduksi dengan jumlah yang sangat besar kedua setelah
logam besi.
Beberapa kegunaan Al dan alloynya:
1. Sebagai
material untuk membuat pesawat terbang, kapal laut, mobil, dan alat pemindah
panas.
2. Sebagai
bahan bangunan (pintu, jendela, bingkai, dan rumah berjalan)
3. Sebagai
bahan pembuat kaleng minuman, tube pasta gigi, dan aluminium foil.
4. Untuk
alat-alat masak.
5. Untuk
membuat kabel listrik.
6. Bubuk
aluminium yang sangat halus digunakan untuk membuat at aluminium.
Kegunaan utama
Sn adalah elektroplanting baja untuk membuat lempengan timah, dan untuk membuat
alloys. Lemngan timah digunakan untuk membuat kaleng makanan dan minuman. Alloy
terpenting adalah solder (Sn/Pb), tetapi banyak lainnya, termasuk perunggu
(Cu/Sn), gun metal (Cu/Sn/Pb/Zn), dan pewter (Sn/Sb/Cu).
Pb digunakan
untuk membuat batere penyimpan. Pada batere mobil, jaringan penyangga untuk
elektroda terbuat dari alloy 91% Pb dan 9% Sb.material anoda aktif adalah PbO2,
dan material katoda adalah sepon Pb. Lebih dari 80% “batere Pb” diperoleh
kembali dari batere tua dan didaur ulang. Sekitar 15% dari Pb yang diprodukasi
digunakan untuk membuat lempengan Pb, pipa Pb dan solder. Sekitar 10% digunakan
dalam cat dan pigmen.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
materi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Timah (Sn) tidak ditemukan dalam
unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawanya, timah merupakan
logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel,
memiliki struktur Kristal, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan.
2. Timbal (Pb) memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam pb
dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau
abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.
3. Aluminium (Al), dalam kondisi standar adalah logam yang cukup lembut,
kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan.
4. Timah bereaksi dengan uap air menghasilkan SnO2
dan H2. Timbal tidak bereaksi dengan air, mungkin karena adanya
lapisan oksida pelindung pada permukaannya.
5. Sn dan Pb kurang reaktif. Sn bereaksi dengan Cl2
dan Br2 dingin, dan I2 pada pemanasan, member SnX4.
Pb bereaksi dengan F2 dingin, membentuk PbF2, dan dengan
Cl2 bila dipanaskan, member PbCl2.
6. Aluminium hidroksida memiliki
sifat amfoter, walaupun lebih sering bersifat sebagai basa yang akan
menghasilkan garam bila direaksikan dengan asam.
7. Kegunaan
utama Sn adalah elektroplanting baja untuk membuat lempengan timah, dan untuk
membuat alloys. Lemngan timah digunakan untuk membuat kaleng makanan dan
minuman. Alloy terpenting adalah solder (Sn/Pb), tetapi banyak lainnya,
termasuk perunggu (Cu/Sn), gun metal (Cu/Sn/Pb/Zn), dan pewter (Sn/Sb/Cu).
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, Zarlaida. 2016. Kimia Anorganik II. Darussalam : Unsyiah
Press.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Prinsip dan Terapan
Kimia Modern. Edisi Keempat-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.