Makalah Kimia Anorganik tentang Aluminium, timah dan timbal - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Saturday 2 July 2016

Makalah Kimia Anorganik tentang Aluminium, timah dan timbal

Makalah Kimia Anorganik tentang Aluminium, timah dan timbal

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Aluminium
           
Aluminium merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara komersil. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Unsur ini beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Efek dari racun ini dapat bersifat karsinogenik (pemicu kanker), menurunkan daya ingat otak, juga menghambat perkembangan intelegensi (IQ) anak-anak. Oleh sebab itu, untuk memahami dan mendalami lebih lanjut, maka penting dibuatnya makalah ini.

2.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diambil rumusan masalah :
    1.      Menjelaskan sifat-sifat fisik dan kimia aluminium, timah dan timbal.
    2.      Menjelaskan reaksi-reaksi khas aluminium, timah dan timbal.
    3.      Menjelaskan teknik ektraksi unsur aluminium, timah dan timbal.
    4.      Memberikan beberapa contoh persenyawaan dari aluminium, timah dan timbal.
    5.      Menjelaskan kegunaan logam alumiunm, timah dan timbal.

     3.      Tujuan Penulisan

    1)      Memberikan informasi tentang sifat-sifat fisik dan kimia aluminium, timah dan timbal.
    2)      Memberikan wawasan tentang  reaksi-reaksi khas aluminium, timah dan timbal.
    3)      Menberikan informasi tentang teknik ektraksi unsur aluminium, timah dan timbal.
    4)      Memberikan beberapa contoh persenyawaan dari aluminium, timah dan timbal.
    5)      Menjelaskan kegunaan logam aluminium, timah dan timbal.


BAB II
PEMBAHASAN

    1.      Pendahuluan

Aluminium merupakan suatu unsur yang menempati urutan kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan logam yang mempunyai kelimpahana tertinggi karena oksigen dan silikon adalah unsur non logam. Aluminium sangat penting secara komersil. Bijihnya yang terpenting adalah bauksit (Al2O3.H2O) yang merupakan nama generik untuk beberapa mineral dengan rumus bervariasi antara AlO3.H2O dan Al2O3.3H2O. Aluminium juga terdapat dalam jumlah besar dalam batuan aluminosilikat seperti feldpsars dan mika. Timah dan timbal adalah logam-logam yang sudah sangat dikenal.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair/basah. Penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang artinya mudah mencair. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Unsur ini beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Efek dari racun ini dapat bersifat karsinogenik (pemicu kanker), menurunkan daya ingat otak, juga menghambat perkembangan intelegensi (IQ) anak-anak. Unsur ini tersebar luas dibanding logam toksik lainnya. Unsur yang termasuk logam berat terbanyak di dunia ini akan meningkat kadarnya dalam lingkungan karena penambangan, peleburan, dan berbagai kegunaannya dalam sektor industri. Logam berat ini biasa digunakan dalam industri percetakan, industri baterai, juga dalam industri kimia berbentuk tetraetiltimbal (tetraethyllead, TEL) yang dipakai sebagai campuran dengan bahan bakar minyak untuk melindungi mesin supaya lebih awet, namun mengakibatkan polusi udara yang sangat beracun jika masuk ke dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, untuk memahami dan mendalami lebih lanjut, maka penting dibuatnya makalah ini.

    2.      Sifat-sifat Fisika

Timah (Sn)  tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawanya, timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur Kristal, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan, Timah dibawah suhu 13,2oC tidak memiliki sifat dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih mengkilap dan memiliki struktur Kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium
Timbal (Pb) memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara . Timah merupakan logam yang lunak, tidak bisa di tempa, memiliki konduktivitas listrik yang rendah dan tergolong salah satu logam berat seperti halnya raksa timbale dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena logam timbale bersifat tahan korosi maka container dari timbale sering dipakai untuk menampung cairan yang bersifat korosif ataupun sebagai lapisan kontroksi bangunan.
Aluminium (Al), dalam kondisi standar adalah logam yang cukup lembut, kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan. Aluminium murni adalah unsur yang sangat reaktif dan jarang ditemukan dibumi dalam bentuk bebas. Aluminium bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas .tetapi non magnetic, ketika aluminium terkena udara ,lapisan tipis aluminium oksida terbentuk pada permukaan logam. Hal ini untuk mencegah korosi dan berkarat. Karakteristik penting lainnya dari Aluminium termasuk kepadatannya rendah (yang hanya sekitar 3 kali lipat dari air), daktilitas (yang memungkinkan untuk di tarik kedalam kawat) dan kelenturan (yang berarti dapat dengan mudah dibentuk menjadi lembaran tipis).
            Titik leleh menurun dalam satu golongan karena ikatan M-M semakin lemah seiring bertambahnya ukuran atom. Sn dan Pb adalah logam, dan memiliki titik leleh yang jauh lebih rendah. Mereka tidak menggunakan keempat elektron terluar untuk ikatan logamnya.
            Jumlah energi yang dibutuhkan untuk membentuk ion M4+ sangat tinggi dan oleh sebab itu senyawa  ionik sederhana jarang ada. hanya unsur yang memiliki selisih elektronegativitas yang cukup besar yang memberikan sifat ionik yaitu F dan O. Senyawa SnF2, PbF2, SnF4, PbF4, SnO2, dan PbO2 adalah ionik.

Tabel 7.1 Sifat-sifat fisika unsur Al, Sn dan Pb

Sifat
Al
Sn
Pb
Nomor Atom
13
50
82
Konfigurasi elektron
[ Ne ] 3s2 3p1
[ Kr ] 4d10 5s2 5p2
[ Xe ] 4f14 5d10 6s2 6p2
Massa atom relatif
26,982l
118,710
207,2
Warna
Abu-abu
Abu-abu keperakan
Abu-abu kehijauan
Jari-jari atom (pm)
125
145
180
Massa jenis (200C/g cm-3)
2,70
7,365
11,34
Energi ionisasi I (KJ mol -1)
577,5
708,6
715,6
Titik Leleh (0C)
660,32
231,93
327,46
Titik didih (0C)
2519
2602
1749
Elektronegativitas
1,61
1,96
2,3
Struktur  Kristal
Fcc
tetragonal
fcc

            Unsur timah dan timbal menunjukkan ikatan kovalen berderajat empat, karena terjadinya promosi elektron dari tingkat dasar (ground state) ke tingkat tereksitasi, sehingga orbital hibrida sp3 akan terbentuk. Oleh karena itu senyawa kovalen yang terbentuk umumnya berbentuk tetrahedron. Karena adanya efek pasangan inert, maka Sn(+4) adalah kovalen, pb (+2) bersifat ionik yang stabil dan lebih sering dijumpai dari pada Pb (+4).

    3.      Sifat-sifat Kimia

            Logam aluminium memiliki warna putih perak. Secara termodinamika Al mestinya bereaksi dengan air dan udara, namun faktanya Al stabil baik di udara maupun dalam air. Hal ini disebabkan terbantuknya lapisan oksida yang sangat tipis (10-4-10-6) pada permukaannya yang melindungi logam Al dari serangan oksidasi lebih lanjut.
            Timbal sering Nampak lebih tidak reaktif dari yang diharapkan berdasarkan harga potensial elektroda standarnya -0,13 V. Ketidakreaktifan Pb sebagian karena terbentuknya oksida yang melapisi permukaannya.
            Aluminium seskuioksida dikenal sebagai alumina, Al2O3. Oksida ini dapat dibuat dengan dehidrasi Al(OH)3atau dengan oksida unsurnya. Aluminium memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen, sehingga banyak digunakan sebagai reduktor termit.
                                    3 Mn3O4 + 8 Al  →  4 Al2O4  + 9 Mn
            Aluminium hidroksida memiliki sifat amfoter, walaupun lebih sering bersifat sebagai basa yang akan menghasilkan garam bila direaksikan dengan asam. Garam yang terbentuk tersebut mengandung ion [Al(H2O)6]3+. Sebagai asam, aluminium hidroksida akan memberikan garam yang menganmdung ion [AlO2]+ atau [AlO3]3-.
                                    Al(OH)3  →  H+  +  [AlO2]-  +  H2O
                                    Al(OH)3  →  3 H+   +   [AlO3]3-
Ion-ion aluminat dalam air ada dalam keadaan terhidrat, [AlO2].2H2O dan [AlO3]3-.3H2O, sehingga ion ini sering ditulis sebagai [Al(OH)4]3- dan [Al(OH)6]3-.
            Aluminium membentuk senyawa trihalidadengan halogen. AlX3 merupakan senyawa kovalen. Semua senyawa halida unsur-unsur ini bersifat asam. AlCl3, ada dalam keadaan dimer, sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut nonpolar. Bila senyawa dimer ini dilarutkan dalam air, maka dimer itu akan terdisosiasi membentuk senyawa hidrida M(H2O)63+.
Aluminium larut dalam asam mineral encer membebaskan hidrogen.
            2 Al  +  6 HCl  →  2 Al3+  +  6 Cl-  +  3 H2
Meskipun demikian, HNO3 pekat membuat logam menjadi pasif karena HNO3 merupakan oksidator, dan menghasilkan lapisan pelindung berupa oksida pada permukaan logam. Auminium juga larut dalam larutan NaOH (Al bersifat amfoter) membebaskan hidrogen dan membentuk alumina.
            2 Al + 2 NaOH + 6 H2O →  NaAl(OH)4 atau NaAlO2.2H2O  +  3H2

Tabel : Reaksi-reaksi ligam Al

Reaksi-reaksi
Keterangan
4 Al + 3 O→ M2O3
Al bereaksipadasuhutinggidansangateksotermik.
2 Al  + N2 → 2 AlN
Padasuhutinggi
2 Al + 3 X2→ MX3
X = F, Cl, Br, dan I
2 Al + 6 HCl → 2 MCl3 + 3 H2
Al bereaksi dengan asam mineral encertetapidipasifkanoleh HNO3pekat
Al +  NaOH + 2 H2O → NaAlO2 + H2 atau Na3AlO3 + H2

Al + NH3 → MNH2
Membentukamida

            Timah bereaksi dengan uap air menghasilkan SnO2 dan H2. Timbal tidak bereaksi dengan air, mungkin karena adanya lapisan oksida pelindung pada permukaannya.
            Timah larut dalam HNO3 encer membentuk Sn(NO3)2. Pb larut perlahan-lahan dalam HCl encer, membentuk PbCl2 yang sedikit larut. Pb larut dengan mudah dalam HNO3 encer, membentuk Pb(NO3)2 dan oksida nitrogen. Pb juga larut dalam asam organic (seperti asetat, asam nitrat, asam oksalat). Pb tidak larut dalam H2SO4 encer karena terbentuk lapisan pelindung PbSO4.
            Sn larut dalam beberapa asam pekat. Pb tidak larut dalam HCl pekat karena terbentuk lapisan pelindung PbCl2 pada permukaannya. Timah dan timbale bereaksi perlahan-lahan dengan basa dan bereaksi cepat dalam basa panas, member stannat Na2[Sn(OH)6] dan plumbat Na2[Pb(OH)6]. Jadi, Sn dan Pb bersifat amfoter.
            Sn dan Pb kurang reaktif. Sn bereaksi dengan Cl2 dan Br2 dingin, dan I2 pada pemanasan, member SnX4. Pb bereaksi dengan F2 dingin, membentuk PbF2, dan dengan Cl2 bila dipanaskan, member PbCl2.

    4.      Ekstraksi Unsur

      Alumunium diperoleh dari biji bauksit Al2O3.H2O atau  Al2O3.3H2O. langkah awal memurnikan bijih. Pada proses bayer, material buangan ( sebagian besar senyawa besi dan silikon ) dipisahkan karena mengotori produk. NaOH ditambahkan pada bijih, dan karena Al amfoter maka akan melarut, membentuk natriun alumiat. SiO2 juga larut sebagai ion silikat. Material yang tidak larut, khususnya besi oksida dipisahkan dengan penyaringan. Kemudian alumunium hidroksida diendapkan dari larutan basa kuat aluminat. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan gas CO2 ( suatu oksida asam yang dapat menurunkan pH ) atau Al2O3 ke dalam larutan. Endapan Al(OH)3 dikalsinasi (dipanaskan dengan kuat) yang merubahnya menjadi Al2O3 murni.
    Alumunium baiasanya diekstraksi dengan proses Hall-Heroult. Al2O3 terdisosiasi menjadi Al3+ dan O2- yang dielektrolisis dalam tangki yang dilapisi grafit. Yang berfungsi sebagai katoda. Anodanya juga terbuat dari grafit. Sel elektrolisis ini dijalankan terus menurus dan pada selang waktu tertentu lelehan alumunium (titik leleh 660oC) dikeluarkan dari bagian dasar sel yang diambil secara berkala dan bauksit ditambahkan lagi ke dalam sel.
            Katoda : 4 Al3+ (l) + 12 e  → 4 Al (l)
            Anoda  : 6 O2- (l)         → 3 O2 (g) + 12 e
Kriolit meningkatkan konduktivitas listrik pad sel karena Al2O3 merupakan konduktor yang buruk. Selain itu, kriolit juga berfungsi sebagai bahan untuk menurunkan titik leleh campurn hingga 950oC. Disamping itu CaF2 dan AlF3 juga ditambahkan. (pada elektrolisis tertentu campuran terdiri dari 85% Na3[AlF6], 5% CaF2, 5% AlF3, dan 5% Al2O3). Berbagai produk dihasilkan di anoda seperti O2, CO2, F2 dan senyawa karbon dari florin. Hal ini akan mengikis anoda, dan harus diganti secara periodic. Sejumlah kecil florin yang terbentuk akan menyebabkan korosi yang serius. Sejumlah besar Li2CO3 sekarang digunakan sebagai pengganti bahan tambahan, karena dapat mengurangi korosi. Proses ini memerlukan 4,5 V dengan kuat arus 1 A cm-3 yang merupakan energy listrik yang cukup besar. Proses ini hanya akan menguntungkan bila listrik murah tersedia, biasanya listrik tenaga air.
            Bijih timah yang penting adalah cassiterite SnO2. SnO2 direduksi menjadi logamnya menggunakan karbon pada 1200-1300oC dalam tungku listrik. Produknya sering mengandung sejumlah kecil Fe, yang membuat logam menjadi keras.Fe dihilangkan dengan meniup udara melalui lelehan campuran untuk mengoksidasi besi menjadi FeO, yang mengapung pada permukaan.
            Bijih timbal utama adalah galena PbS, yang hitam, berkilau dan padat. Galena ditambang dan dipisahkan dari mineral lain melalui pengapungan buih. Ada dua metode ekstraksi Pb:

1.    Pemanggangan di udara menghasilkan PbO, dan kemudian direduksi dengan kokas atau CO dalam tanur tinggi.
            2 PbS + 3 O2 → 2 PbO + SO2
2.    Sebagian PbS dioksidasi dengan pemanasan dan peniupan udara melaluinya. Setelah beberapa saat udara dihentikan dan pemanasan diteruskan, dan campuran mengalami autoreduksi.
3 PbS → 2 PbS + 2 PbO → 3 Pb (l) + SO3 (g)
Logamnya mengandung pengotor seperti Cu, Ag, Au, Sn, As, Sb, Bi, dan Zn. Loagm-logam ini dipisahkan melalui pendinginan mendekati titik beku Pb, jika pertama Cu dan  kemudian Zn yang mengandung Ag dan Au menjadi padat. Oksidasi merubah As, sb dan Sn menjadi As2O3, Sb2O3, dan SnO3 yang mengapung pada permukaan lelehan logam dan dapat dibuang.

    5.      Senyawa-Senyawa Al, Sn, Pb
            Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina ,Al2O3. Terdapat dua bentuk anhidrat Al2O3 yaitu (a-Al2O3, g-Al2O3). Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat dialam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan g-Al2O3 diatas 1000oC. a-Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450oC). a-Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam. g-Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam; alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatus kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah g-Al2O3 .
            Beberapa senyawa aluminium lainnya dan kegunan adalah sebagai berikut:
    ·         Aluminium asetat adalah garam yang digunakan sebagai astrigen.
    ·         Aluminium ammonium sulfat ({Al(NH4)}(SO4)2), ammonium alum digunakan sebagai mordant, dalam pemurnian air, pembuatan kertas dan zat tambahan makanan.
   ·         Aluminium hidroksida (Al(OH)3) digunakan sebagai antasida, dalam pemurnian air dan dalaman pembuatan kaca, keramik. 
   ·         Aluminium fospat (AlPO4) digunakan dalam pembuatan kaca, keramik, kosmetik, cat dan pembuatan semen gigi.
   ·         Aluminium klorida (AlCl3) digunakan dalam pembuatan at, antikeringat, dan dalam produksi karet sintesis.
   ·         Aluminium klorohidrat digunakan sebagai antikeringat dan penaganan hiperhidrosis.

Timah (IV) klorida (SnCl4) adalah klorida logam yang bersifat kovalen. SnCl4 adalah cairan berminyak yang mengeluarkan asap dalam udara lembab membentuk timah(IV) hidroksida seperti gelatin, yang ditulis Sn(OH)4(meskipun sebenarnya adalah oksida terhidrat), dan gas hidrogen klorida.
SnCl4(l) + 4H2O (l) ® Sn(OH)4 (s) + 4HCl(g)
Uap senyawa ini diaplikasikan pada kaca yang baru dibuat, dimana SnCl4 akan beraksi dengan moekul air pada permukaan kaa membentuk lapisan timah(IV) oksida. Lapisan timah(IV) oksida bertindak sebagai lapisan penghantar listrik. Jendela pesawat terbang menggunakan lapisan ini. Arus listrik dialirkan sepanjang permukaan kaca penghantar, dan panas yang dihasilkan menegah pembentukan embun beku ketika pesawat turun dari atmosfer atas yang dingin.
Timbal(IV) klorida merupakan minyak kuning yang seperti timah, terdekomposisi bila ada uap air yang meledak bila dipanaskan. Timbal (IV) bromida dan iodida tidak ada, karena potensial oksidasi kedua halogen cukup untuk mereduksi timbal (IV) menjadi timbal(II).
Timbal(II) klorida (PbCl2) merupakan padatan putih yang tidak larut dan membentuk kisi kristal tipe ionik. Namun, timah (II) klorida (SnCl2) merupakan padatan putih yang larut dalam air dan membentuk struktur fasa padat  dimana ion klorida terikat seara koalen. Dalam fasa gas, timah(II) klorida adalah molekul dengan bentuk V.

   6.      Kegunaan Unsur

            Logam aluminium merupakan logam yang sedang kelunakannya bila murni, tetapi menjadi lebih kuat jika dicampur dengan logam lain. Kelebihan utamanya adalah ringan (kerapatan rendah 2,73 g cm-3). Beberapa alloy (campuran logam) digunakan untuk keperluan khusus: duralium yang mengandung 4% Cu, dan beberapa perunggu aluminium (alloy dari Cu dan Al dengan logam lain seperti Ni, Sn, dan Zn). Logam aluminium diproduksi dengan jumlah yang sangat besar kedua setelah logam besi.
Beberapa kegunaan Al dan alloynya:
    1.      Sebagai material untuk membuat pesawat terbang, kapal laut, mobil, dan alat pemindah panas.
    2.      Sebagai bahan bangunan (pintu, jendela, bingkai, dan rumah berjalan)
    3.      Sebagai bahan pembuat kaleng minuman, tube pasta gigi, dan aluminium foil.
    4.      Untuk alat-alat masak.
    5.      Untuk membuat kabel listrik.
    6.      Bubuk aluminium yang sangat halus digunakan untuk membuat at aluminium.
Kegunaan utama Sn adalah elektroplanting baja untuk membuat lempengan timah, dan untuk membuat alloys. Lemngan timah digunakan untuk membuat kaleng makanan dan minuman. Alloy terpenting adalah solder (Sn/Pb), tetapi banyak lainnya, termasuk perunggu (Cu/Sn), gun metal (Cu/Sn/Pb/Zn), dan pewter (Sn/Sb/Cu).
Pb digunakan untuk membuat batere penyimpan. Pada batere mobil, jaringan penyangga untuk elektroda terbuat dari alloy 91% Pb dan 9% Sb.material anoda aktif adalah PbO2, dan material katoda adalah sepon Pb. Lebih dari 80% “batere Pb” diperoleh kembali dari batere tua dan didaur ulang. Sekitar 15% dari Pb yang diprodukasi digunakan untuk membuat lempengan Pb, pipa Pb dan solder. Sekitar 10% digunakan dalam cat dan pigmen.

BAB III
KESIMPULAN

    A.    Kesimpulan

Berdasarkan materi di atas dapat disimpulkan bahwa :
   1.  Timah (Sn)  tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawanya, timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur Kristal, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan.
   2.  Timbal (Pb) memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.
   3. Aluminium (Al), dalam kondisi standar adalah logam yang cukup lembut, kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan.
   4. Timah bereaksi dengan uap air menghasilkan SnO2 dan H2. Timbal tidak bereaksi dengan air, mungkin karena adanya lapisan oksida pelindung pada permukaannya.
     5.  Sn dan Pb kurang reaktif. Sn bereaksi dengan Cl2 dan Br2 dingin, dan I2 pada pemanasan, member SnX4. Pb bereaksi dengan F2 dingin, membentuk PbF2, dan dengan Cl2 bila dipanaskan, member PbCl2.
    6. Aluminium hidroksida memiliki sifat amfoter, walaupun lebih sering bersifat sebagai basa yang akan menghasilkan garam bila direaksikan dengan asam.
   7. Kegunaan utama Sn adalah elektroplanting baja untuk membuat lempengan timah, dan untuk membuat alloys. Lemngan timah digunakan untuk membuat kaleng makanan dan minuman. Alloy terpenting adalah solder (Sn/Pb), tetapi banyak lainnya, termasuk perunggu (Cu/Sn), gun metal (Cu/Sn/Pb/Zn), dan pewter (Sn/Sb/Cu).


DAFTAR PUSTAKA


Fitri, Zarlaida. 2016. Kimia Anorganik II. Darussalam : Unsyiah Press.

Petrucci, Ralph H. 1987. Prinsip dan Terapan Kimia Modern. Edisi Keempat-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done