Makalah KimiaBahan Makanan tentang Mineral
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan
ilmu pengehuan dari masa ke masa semakin bertambah, seperti halnya dengan pada
disiplin ilmu Biologi dan Kimia yang melahirkan bdang ilmu yang disebut
Biokimia. Biokimia merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang membahas tentang
aktivitas kimia pada tubuh makhluk hidup.
Makhluk
hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam membantu
aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia dapat
melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya, seperti
penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan di lambung dan lain
sebagainya.
Unsur
mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup
di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon
dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N)
Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan
oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai
unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum
semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk
komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan
dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan
konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat
kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian mineral?
2. Bagaimana
klasifikasi mineral?
3. Apa
akibat kekurangan mineral dan kelebihan mineral ?
4. Apa yang
di maksud dengan mineral makro dan mineral mikro ?
5. Apa
perbedaan mineral makro dan mineral mikro ?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan
pengertian mineral
2. Untuk
menjelaskan klasifikasi mineral
3. Untuk
mengetahui kekurangan mineral dan
kelebihan mineral
4. Untuk
menjelaskan apa yang di maksud dengan mineral makro dan mineral mikro
5. Untuk
mengetahui perbedaan mineral makro dan mineral mikro
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MINERAL
Mineral
merupakan bagian dari tubuh dan memegang pearnan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari
hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping
itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor
dalam akivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh
diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan
asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mneral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan
mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam
tubuh kurang dari 15 mg. hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang
dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.
a. Ketersediaan Biologis Mineral
Walaupun
bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak
semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya
(ketersediaan biologis adalah tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi
oleh tubuh). Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan
dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik. Faktor-faktor yang memperngaruhi
ketersediaan biologik mineral dijelaskan dibwah ini.
1. Interaksi
mineral dengan mineral
Mineral yang
mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu
sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya.
Contohnya magnesium, kalsium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2.
Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan mengahmbat absorpsi besi. Demikian
pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga. Oleh karena itu,
kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen mineral tanpa berkonsultasi
dengan dokter.
2. Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin c
meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin di
kalsiterol meningkatkan adsorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan mineral
untuk melakukan peranannya dalam metabolsme. Misalnya koenzim tiamin
membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.
3. Interaksi
serat dengan mineral
Ketersediaan
biologic mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam
makanan. Asam fitat dalam dalam serat kacang-kacangan dan serealia serta asam
oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat
diabsorpsi. Makan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi
kalsium, zat besi, seng dan magnesium.
b. Sumber
Mineral
Sumber
paling baik mineral adalah makan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak
terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan
dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal
dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologic lebih tinggi dari pada yang
berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan
pengikat mineral daripada makanan nabati.
c. Keracunan
Karena Mineral
Mineral
dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan (toksik). Pekerja tambang
bila tidak berhati-hati dapat mengalami keracunan mineral, terutama mangan.
Sifat toksik ini perlu mendapat perhatian dalam penggunaan suplemen mineral.
B. Klasifikasi Mineral.
a. Berdasarkan
jenisnya, klasifikasi mineral dibagi atas :
1. Mineral
Organik.
Adalah
mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh melalui
makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur,
sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral
Anorganik
Adalah
mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.
b. Berdasarkan
kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, klasifikasi mineral dibagi atas:
1. Mineral
Esensial.
Mineral
adalah Komponen anorganik yang terdapat dalam tabel periodik unsur. Di antara
mineral yang ada di alam, hanya sekitar 17 Mineral yang diperlukan oleh tubuh
manusia, yaitu yang disebut dengan mineral esensial. Mineral esensial dapat di
kelompokan menjadi mineral makro (macro mineral) dan mineral mikro (trace
mineral). Yang termasuk mineral makro adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
Magnesium (Mg), sodium (Na), klor (Cl), potassium (K), dan Sulfur (S).
Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah adalah iodin (I), seng (Zn), besi
(Fe), tembaga (Cu), Flor (F), Selenium (Se), Molibdenun (Mo), Mangan (Mn), dan
Cobalt (Co).
2. Mineral
Nonesensial
Logam
nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui
kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari
normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi
makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd),
dan aluminium (Al).
c. Berdasarkan
bentuknya, klasifikasi mineral dibagi atas :
Mineral
Makro
Yang termasuk mineral makro
antara lain : natrium, klor, kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan sulfur.
1. Kalsium
Tubuh
manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak.
Kira-kira 99 persen kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Komposisi belum
diketahui secara jelas, namun diperkirakan menyerupai suatu hidroksiapatit
Ca10(PO4)6(OH)2.
Peranan
kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut diatas, namun juga
memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemikdi dalam
tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan
seluler, tranmisi impul-impul syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi
membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormone. Kerangka tulang
yang merupakan cadangan besar kalsium komplek yang tidak larut, berada dalam
keseimbangan dinamik dengan kalsium bentuk larut di dalam sirkulasi.
Walaupun
terutama mekanisme homeostatic yang mengontrol kadar kalsium dalam plasma
adalah kelenjar paratiroid dan metabolit vitamin d aktif, namun sejumlah
hormone, vitamin dan penghambat klasifikasi biologic dapat mempengaruhi tubuh
dalam metabolism kalsium.
Kadar
kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10 mg/ 100 ml, dan
biasanya kalaupun bervariasi tidak sampai 10 persen. Kurang dari 50 persen
kalsium dalam darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas; sekitar
jumlah yang sama terkait pada protein, terutama albumin dan globulindan jumlah
yang sangat sedikit merupakan ikatan kompleks dengan asam organic seperti
sitrat atau asam anorganik seperti sufat dan fosfat.
Kalsium diperlukan dalam
mengaktifkan enzim-enzim lipase. ATP-ase dari aktomisin dan myosin,
kholinesterase serta dehidrogenase suksinik. Peranan kalsium dalam pembekuan
darah ada hubunganny dengan vitamin k. mineral ini tampaknya diperluka untuk
mengaktifkan protrombin yang berperan dalam rentetan proses pembekuan darah.
Bahan
makanan yang kaya akan kalsium adalah susu dan hasil olahnya (kecuali mentega)
seperti keju dan es krim. Di samping itu sayur-sayuran tertentu, brokoli,
kacang-kacangan dan buah-buahan juga merupakan sumber kalsium.
2. Fosfor
Tubuh
manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram jaringan tanpa lemak.
Dari jumlah ini kira-kira 85 persen terkandung dalam kerangka tulang. Di dalam
plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir darah merah
termasuk maka total fosfod dalam daran antara 30-45 mg/100 ml darah.
Fosfat
organic merupakan bagian dari struktur badan sel dan terlibat dalam fungsi
seluler. Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energy ATP yang diperlukan
dalam suplai energy untuk kegiatan seluler. Oksidasi karbohidrat dalam
membentuk ATP juga memerlukan fosfor karena fosforilasi adalah langkah yang
harus dilalui dalam metabolism monosakarida. Fosfolipid adalah kmponen dari
semua membrane seluler dan factor penentu permeabilitas seluler. DNA dan RNA
yang merupakan genetic utama bertanggung jawab dalam reproduksi sel, pertumbuhan
dan sintesis protein adalah senyawa fosforilasi.
Konsumsi
pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia. Karena perannya yang sangat
penting dalam metabolism pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini
umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan.
Akhir-akhir
ini fosfor kurang dapat perhatian dalam perencanaan pangan karena umumnya
ditemukan bila konsumsi kalsium dan protein cukup, maka konsumsi fosfor
juga cukup. Kebutuhan fosfor untuk orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan
o.8-1.5 gram per hari.
Fosfor dalam
makanan diabsorpsi dalam bentuk fosfat bebas. Kira-kira 60-70 persen fosfor
dari makanan dapat diserap. Berbagai makanan mengandung fosfor yang tidak
langsung dapat digunakan tubuh karena usus manusia relative kekurangan enzim
fosfatase yang penting untuk hidrolisa ester-ester organic. Senyawa ester
fosfat organik dapat mempengaruhi adsorpsi kalsium, karena membentuk garam
kalsium yang tidak larut di dalam lumen usus.
3. Magnesium
Dalam tubuh
manusia terdapat sekitar 0.5 gram per kilogram jaringan bebas lemak, di mana
kira-kira 60 persennya berada dalam jaringan tulang. Fungsi magnesium (Mg) di
dalam jaringan keras belum diketahui secara jelas. Sebanyak sepertiga dari
magnesium tersebut berada dalam kombinasi dengan fosfat, sisanya melekat
secaara bebas pada permukaan struktur mineral. Sejumlah kecil magnesium
terlarut dalam cairan ekstraseluler dan mudah bertukar dengan yang melekat pada
permukaan tulang. Hanya 1-3 mg magnesium terdapat dalam setiap 100 ml serum;
dari jumlah ini 35 peresen terikat pada protein atau terikat secara kompleks
dengan substansi lainnya yang sulit tidak bisa bertukaran.
Di antara
sel-sel jaringan lemak, konsentrasi magnesium lebih tinggi daripada mineral
lainnya kecuali kalium. Kehilangan magnesium tubuh biasanya berkaitan dengan
pemecahan jaringan dan destruksi sel. Magnesium digunakan untuk respirasi
seluler, khususnya dalam fosforilasi oksidatif pada pembentuka ATP.
Pada
kenyataannya magnesium diperlukan untuk semua system perubahan fosfat. Dalam beberpa
perubahan fosfat termasuk ATP dan ADP, magnesium digantikan oleh mangan (Mn)
sebagai perangsang aktifitas enzim. Magnesium merupakan activator semua reaksi
enzimatik yang memerlukan ATP: oksidasi piruvat, konversi ketoglutarat menjadi
KoA suksinil dan reaksi transketolase dari perputaran pentose monofosfat.
Beragam reaksi dalam metabolism lamak dan protein juga memerlukan kalsium.
Perubahan KoA menjadi asetat dan asam kholik membentuk KoA asetil dan KoA
kholik serta sintesis DNA dan RNA.
4. Natrium
Natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat dalam
kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas
mengandung banyak natrium.
Sumber utama
Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa monosodium
glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan
yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya
seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya. Fungsi
dari natrium antara lain :
a. Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen
ekstraseluer.
b. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak
keluar dari darah dan masuk ke dalam sel.
c. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.
d. Berperan
dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
e. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat
angkut zat gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai
pompa natrium.
f. Besi
g. Penyebaran besi dalam tubuh
Jumlah seluruh
besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di mana 70 persennya
terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage)
yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam hati, limfa dan susum
tulang.
Besi
simpanan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin dan
ikatan-ikatan besi lainnya pyang mempunyai fungsi fisiologis. Jumlah besi
simpanan dapat bervariasi dengan selang yang cukup lebar tanpa mempengaruhi
kesehatan. Komponen besi lainnya dalam jumlah yang sangat kecil terdapat dalam
jaringan padat. Mioglobin yang mengandung sekitar empat persen dari besi total
adalah protein yang memberikan warna merah pada otot tulang.
Bagian besi
lainnya terdapat di dalam berbagai enzim oksidatif antara lain katalase,
mitokondria, sitokrom dan flavoprotein. Meskipun ikatan ini merupakan komponen
kecil, nemun memiliki fungsi yang sangat penting di dalam tubuh (Dallman,
1981).
Dilaporkan
bahwa kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan individu, sehingga sangat peka
terhadap serangan bibit penyakit. Hal ini berhubungan erat dengan menurunnya
fungsi enzim pembentuk antibody seperti mieloperoksidase sebagai akibat
kekurangan besi tersebut (Basta, 1977).
Dalam hal
penyebaran besi di dalam tubuh, Fairbanks, dkk., (1971) mengemukakan angka yang
sedikit berbeda, yaitu seperti tercantum pada tabel.
Bagian
|
Banyaknaybesi
(mg)
|
Persentase
|
Hemoglobin
|
2500
|
67.19
|
Cadangan
(feritindanhemosiderin)
|
1000
|
26.87
|
Mioglobin
|
130
|
3.50
|
Pool labil
|
80
|
2.15
|
Enzima
|
8
|
0.21
|
Pengangkutan
|
3
|
0.08
|
Jumlah
|
3721
|
100.00
|
Jumlah besi
dalam tubuh diatur terutama oleh penyerapan yang bervariasi. Bila besi simpanan
berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat. Mekanisme kompensasihomeostatik
ini dapat merupakan proteksi terhadap kemungkinan berkembangnya kurang besi
karena makanan yang kandungan besinya kurang. Namun demikian khususnya pada
wanita dan anak-anak, jumlah cadangan besi secara proporsional lebih kecil.
Oleh karena itu pada kedua golongan tersebut proteksi terhadap kekurangan besi
sangat kurang, khususnya kemungkinan kurang besi karena rendahnya besi dalam
makanan, infestasi parasit dan menstruasi pada wanita.
Banyak besi
yang dimanfaatkan untuk pembentukan hemoglobin umumnya sebesar 20-25 mg per
hari. Pada kondisi dimana sumsum tulang berfungsi baik, dapat memproduksikan
sel darah merah dan hemoglobin sebesar enam kali.
Besi yang
berlebihan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk feritin dan hemosiderin di
dalam sel parenkhim hepatic, sel retikuloendotelial sumsum tulang hati dan
limfa.
Ekskresi
besi dari tubuh sebanyak 0.5-1.0 mg per hari, dikeluarkan bersama-sama urine,
keringat dan feses. Dapat pula besi dalam hemoglobin keluar dai tubuh melalui
pendarahan, menstruasi dan saluran urine.
f. Kalium
Seperti
halnya natrium, kalium (K) merupakan kation penting di dalam cairan
intraseluler yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmolalitas. Tubuh manusia
mengandung 2.6 mg kalium per kilogram berat badan bebas lemak, sel-sel syaraf
dan otot mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini dijumpai
dalam cairan ekstraseluler; kadar K dalam serum adalah 14-22 mg/ 100 ml.
tampaknya kalium mempunyai kemampuan menerobos membrane sel lebih besar
dibandingkan dengan natrium.
Ion kalium
diperlukan dalam metabolism karbohidrat dan protein, namun mekanismenya belum
jelas diketahui. Pembentukan glikogen dan degradasi glucose memerlukan kalium.
Kekurangan kalium jarang diakibatkan oleh makanan kurang mengandung mineral
ini. Kekurangan kalium umumnya disebabkan karena ekskresi yang berlebihan
melalui ginjal, juga dapat terjadi karena muntah-muntah yang berlebihan, atau
diare yang berat.
Pengaruh
kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemak urat dan dapat menimbulkan
kelumpuhan. Pengobatan defisiensi kalium harus dilakukan sangat berhati-hati,
karena bila terlalu cepat dan banyak kalium masuk ke dalam pembuluh darah
malahan dapat menimbulkan hiperkalemia yang lebih serius dari pada hipokalemia.
g. Khlorida
Ion klorida merupakan anion utama
dalam cairan ekstraseluler dan berada dalam betuk kombinasi dengan natrium
diberbagai bagian, meskipun dalam jumlah sedikit terikat pada protein dan
substansi lainnya. Kurang dari 15 persen total klorida tubuh terletak secara
intraseluler. Klorida dalam darah dan eritrosit yang biasa dikenal sebagai
“chloride shift” suatu mekanisme homeostatic pertama dalam mengontrol pH darah.
Walaupun klorida bersama natrium
umumnya dianggap berfungsi dalam mempertahankan pH dan osmolaritas cairan
ekstraseluler, ion klorida juga berfungsi sebagai activator amylase dan penting
dalam pembentukan HCl lambung. Hal ini sangat menarik karena meskipun klorida
biasanya diangkut melewati membrane biologic oleh diffuse pasif, namun dalam
lambung dan mukosa usus ion klorida diangkut secara aktif.
Factor-faktor yang menyeebabkan
terjadinya kehilangan natrium juga dapat menimbulkan kehilangan klorida.
Muntah-muntah menyebabkan kehilangan yang dihasilkan oleh getah lambung.
2. Mineral Mikro
Kegunaan mineral mikro lain untuk
manusia belum diketahui dengan pasti. Pengetahuan yang ada banyak diperoleh
dari hasil penelitian dengan hewan.
a. Silicon(Si)
Silicon baru
dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu, knsentrasi tertinggi
terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat. Silicon berperan dalam memulai
klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesisi kolagen. Silicon diabsorpsi dalam
bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urin. Konsentrasi rata-rata dalam
plasma adalah 0.5 ng/liter. Silicon terutama terdapat dalam makanan nabati
terutama biji-bijian dan serealia utuh. Bir menganding silicon dalam
konsentrasi tingi.
b. Vanadium
(Va)
Vanadium
berasal dari nama dewi skandinavia yang menggambarkan kecantikannya, kemudaan,
dan kekemilauan. Vanadium diduga berperan dalam fungsi enzim-enzim yang
berkaitan dengan fosforilasi. Vanadium diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tulang serta untuk reproduksi normal.
Sumber baik
vanadium adalah serealia dan hasilnya. Daging, ikan dan unggas merupakan sumber
yang sedang.
c. Timah
(Pb)
Timah dalam
jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai kontaminasi lingkungan.
Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus meningkatkan pertumbuhan. Timah
cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon. Timah mempunyai
pengaruh induksi terhadap enzim oksigease hem, yang menyebabkan pemecahan hem
dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem. Belum banyak
diketahui tentang kandungan timah dalam makanan.
d. Nikel
(Ni)
Nikel pada
tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk ayam, tikus dan kambing.
Nikel terdapat di dalam DNA dan RNA. Fungsinya mungkin menstabilisasi struktus
asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau komponen structural
berbagai enzim. Kekurangan nikel dapat menyebabkan kerusakan hati dan alat
tubuh lain. Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan, serealia, dan produk
serealia. Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.
e. Arsen
(As) dan Boron (Bo)
Arsen diduga
merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya masih memerlukan penelitian
lebih lanjut. Penelitian pada tikus dan anjing percobaan menunjukkan bahwa
boron berpengaruh terhadap metabolism mineral mikro. Suplementasi boron pada
perempuan sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium dan
demineralisasi tulang.
Mineral
mikro lain yang masih memerlukan pembuktian tentang kegunaannya adalah perak
(Ag), merkuri (Hg), stanum (Sn), barium (Ba), cadmium (Cd) dan arsen (As).
C. Akibat kelebihan dan kekurangan mineral
Kelebihan satu mineral dalam tubuh
juga dapat berpengaruh pada metabolisme tubuh yaitu sebagai berikut :
1. Ca :
mengkonsumsi kalsium dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung dan diare
2 . Mg :
dapat mengakibatkan diare
3 . Na :
meningkatkan tekanan darah tinggi dan beresiko terhadap stroke dan serangan
jantung
4. P : nyeri lambung dan
jika konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama dapat menurunkan jumlah kalsium
dalam tubuh sehingga tulang lebih beresiko terhadap afraktur.
5. Kalium : menyebabkan nyeri lambung,
mual dan diare
6. Fe :
konstipasi, mual dan nyeri lambung.
7. Boron :
mengurangi fertilitas pada pria dan boron banyak terdapat pada sayuran dan
kacang-kacangan
8. Cobalt
: berpengaruh pada jantung dan berpengaruh menurunkan fertilitas pada pria
Kekurangan mineral ini jarang
terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang bervariasi.
Akibat Kekurangan
Mineral :
1. Kekurangan
natrium: gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot.
2. Kekurangan
kalium : lemah otot, gangguan pernapasan & denyut jantung
3. Kekurangan kalsium :
pembekuan darah lambat, tulang dan gigi rapuh, pertumbuhan lambat, kejang otot.
4. Kekurangan fosfor :
tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan, rakhitis, lesu, sakit tulan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mineral
merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian pengendalian komposisi
cairan tubuh 65%. Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan mineral
dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan\
nama mineral makro dan mineral mikro.Intake (asupan) makanan sehari-hari,
membantu manusia mendapatkan zat yang diperlukan tubuh. Dinamakan mineral
mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja.
Jumlah yang memang sangat kecil, tapi sudah mencukupi bagi tubuh.
Mineral
esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk
hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral
mikro.
B. KRITIK DAN SARAN
1. Sebagai manusia, kita perlu menjaga
keseimbangan asupan nutrisi dan selalu menjaga kesehatan.
2. Mineral Mikro walaupun sedikit
asupannya bagi tubuh,tetapi perlu terus di jaga agar tubuh tidak mengalami
defisiensi mineral.
3. Semoga
dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat memahami akan
pentingnya mineral miro dalam kehiduan sehari-hari.
Artikel oleh :
LIZA ANDRIANI
(140208105)
FADILA AINI (140208094)
SITI ZUHRA (140208093)
MARLINDA (140208097)
NAILA WIRDA (140208100)
RADIKA ULAN DARI
(140208091)
NURHAYATI (140208101)