BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat modern lahir dari adanya perkembangan ilmu
pengetahuan di mana ketika itu dominannya dogma-dogma Kristen. Lahirnya Renaissance dan humanisme membuat
pengaruh dogma-dogma Kristen yang kuat ketika itu menjadi lemah. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Implikasi yang sangat signifikan
yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. 2. Pasca penaklukan
Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke
Italia dan negara-negara Eropa lainnya. 3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah
yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College
de France di Paris. Pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai
manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut yang
dibuat oleh manusia. Oleh karena itu, akhir abad ke 16 Eropa memasuki abad
sangat menentukan dalam dunia perkembangan filsafat, sejak Descartes, Spinoza
dan Leibniz mencoba untuk menyusun suatu sistem filsafat dengan dunia yang
berpikir dalam pusatnya, yaitu suatu sistem berpikir rasional. Munculnya
humanisme dan Renaissance merupakan
gejala ilmu dan awal dari perkembangan filsafat modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN PENGARUH HUMANISME TERHADAP AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN
Humanisme
berasal dari bahasa latin (humanis ; manusia,
Isme adalah paham atau aliran). Pertama, nama dari suatu aliran
kebudayaan dikalangan kaum terpelajar yang mencapai kejayaan pada abad ke-15 di
Italia dan abad ke-16 di negara-negara lain. Bertujuan mengembangkan segi
rohaniah pada manusia secara mandiri menurut pola-pola dalam kebudayaan dan
kesustraan klasik. Tokoh yang terkenal antara lain. Petrarka, Boccacio, Pico
Della, Mirandola. Kedua, humanisme
modern yaitu pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan
sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran ilmu pengetahuan kebudayaan dan
agama..[1]
Humanisme adalah suatu faham filsafat
yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya
sebagai kriteria segala sesuatu. Humanisme mempunyai objek utama yaitu sifat
hakiki manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiahnya. Humanisme
sebagai istilah, dalam sejarah intelektual, selalu menyoroti
persoalan-persoalan kemanusiaan yang sering digunakan di dalam kajian bidang
filsafat. Humanisme sebagai gerakan intelektual muncul pada era renaissance yang memiliki akar kuat
pada zaman Yunani Kuno. Dua hal pokok di dalam peradaban Yunani Kuna yang
menjadi sumber konsep humanisme adalah perkembangan pemikiran filsafat dari
persoalan alam (kosmologis) menuju pembicaraan soal-soal manusia
(antropologis); dan konsep “paideia”
sebagai sistem pendidikan Yunani Kuna yang menjadi awal dari kesadaran
intelektual manusia dan menjadi perenungan eksistensi manusia dalam bentuk daya
nalarnya.[2]
Humanisme
mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan pri kemanusiaan,
perdamaian, dan persaudaraan.
Humanisme
mempunyai arti :
a) Menganggap individu rasional sebagai nilai paling tinggi;
b) Menganggap individu sebagai sumber nilai akhir;
c) Mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif dan perkembangan moral individu
secara rasional, dan berarti tanpa acuan pada konsep-konsep yang adikodrati.
B. SEJARAH RENAISSANCE DAN AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN
Renaissance
secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu Renaissance yang merupakan terjemahan dari kata Italia rinascimento, maksudnya kelahiran
kembali. Secara bebas kata Renaissance
dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern
yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang dilhami oleh kebudayaan
Eropa klasik (Yunani dan Rumawi) yang lebih bersifat dunia. 11 Periode ini
dipandang sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi yang
dianggap sebagai “klasik”ketika keduanya mengalami masa keemasan.
Zaman renaissance sering disebut sebagai sebagai zaman humanisme, sebab
pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur
berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut yang dibuat oleh manusia. humanisme
menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan
berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka humanisme menganggap manusia
mampu mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Ciri utama renaissance dengan demikian adalah humanisme, individualisme, lepas
dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam
merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui bahwa filsafat belum menemukan
bentuk pada zaman renaissance,
melainkan pada zaman sesudahnya, yang berkembang pada waktu itu sains, dan
penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada
semakin ditinggalkan agama kristen karena semangat humanisme. Fenomena tersebut
cukup tampak pada abad modern.[3]
Renaisans tidak lahir secara
kebetulan, tetapi ada pra kondisi yang mengawali terjadinya kelahiran tersebut.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi
kelahiran Renaisans, yaitu:
1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat.
Gerakan tersebut lahir sebagai hasil
dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu
abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab
Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat
sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
Hasil dari penerjemahan karya-karya
Muslim berpengaruh terhadap kurikulum Eropa Barat secara revolusioner. Terutama
di bidang matematika, kedokteran, astronomi, filologi, fisika, ilmu kimia,
geografi, sejarah, musik, teologi, dan filsafat. Transformasi tersebut
menumbuhkan universitas-universitas Eropa abad keduabelas dan ketigabelas.
Hal itu telah menstimulasi
perkembangan lebih lanjut teori dan praktik kedokteran, memodifikasi
doktrin-doktrin teologi, memprakarsai dunia baru dalam matematika, menghasilkan
kontroversi baru dalam teologi dan filsafat.
2. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya.
Para sarjana tersebut menjadi
pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu
menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan
manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris
Dalam universitas-universitas abad
kedua belas dan abad ketigabelas, ilmu pengetahuan telah didasarkan hampir
sepenuhnya pad tulisan-tulisan dari para penulis Muslim atau Yunani,
sebagaimana diterjemahkan dari sumber-sumber bahasa Arab dan Yunani. Ilmu
pengetahuan Muslim Aristotelian tetap merupakan inti dari kurikulum
Universitas Paris hingga abad keenambelas. Tidak sampai pertengahan abad
keenambelas dan datangnya Copernicus dalam astronomi, Paracelsus dalam ilmu kedokteran
dan Vesalius dalam anatomi, ilmu pengetahuan Muslim-Helenistik telah membuka
jalan kepada konsep-konsep baru tentang manusia dan dunianya, sehingga
menimbulkan keruntuhan periode abad pertengahan.[4]
Pada
zaman Renaissance ada banyak penemuan
di bidang ilmu pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :
1. Nicolaus Copernicus
(1473-1543)
Dia sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia mengembangkan
teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi mempunyai dua macam
gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan
mengitari matahari. Teori itu disebut Heliocentric menggeser
teori Ptolemaic. Ini adalah
perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode yang dipakai
Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian terhadap benda-benda langit dan
kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda tersebut.
2. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei adalah salah seorang
penemu terbesar dibidang ilmu pengetahuan. Ia Menemukan bahwa sebuah peluru
yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang
kemudian berubah menjadi gerak vertical. Ia menerima pandangan bahwa matahari
adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan
menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak
sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga
berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.
3. Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon adalah seorang filosof
dan plitikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University dan kemudian menduduki
jabatan penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen.
Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods, ia berpendapat bahwa
pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia
percaya bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan Inductive
Methods, tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia
namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang klasik
tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the Mind.[5]
C. GERAKAN ILMU DAN AWAL
PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN
Secara historis abad modern dimulai
sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa
muncul sebuah gerakan yang menginginkan seluruh kejayaan filsafat dan
kebudayaan kembali hadir sebagaimana pernah terjadi pada masa jayanya Yunani
kuno. Gerakan tersebut dinamakan Renaissance.[6]
Akhir abad ke 16 Eropa memasuki abad
sangat menentukan dalam dunia perkembangan filsafat, sejak Descartes, Spinoza
dan Leibniz mencoba untuk menyusun suatu sistem filsafat dengan dunia yang
berpikir dalam pusatnya, yaitu suatu sistem berpikir rasional. Rasionalisme
adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme
pada dasarnya ada dua macam, yaitu dalam bidang agama dan filsafat, dalam agama
rasionalisme adalah lawan autoritas. Sementara dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama biasanya
digunakan untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam filsafat berguna
sebagai teori pengetahuan.[7]
BAB III
KESIMPULAN
- Humanisme adalah suatu faham filsafat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu. Humanisme sebagai gerakan intelektual muncul pada era renaissance yang memiliki akar kuat pada zaman Yunani Kuno.
- Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang dilhami oleh kebudayaan Eropa klasik (Yunani dan Rumawi) yang lebih bersifat dunia. Faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu: 1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. 2. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. 3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris.
- Humanisme dan Renaissance sebagai gerakan ilmu dan awal perkembangan filsafat modern.
DAFTAR PUSTAKA
[5] http://adipustakawan01.blogspot.com/2013/06/awal-perkembangan-filsafat-modern.html diakses pada 20 April 2015
[7] Ibid