Makalah filsafat di masa humanisme dan renaisanse (kebangkitan kembali) - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Saturday 7 October 2017

Makalah filsafat di masa humanisme dan renaisanse (kebangkitan kembali)

MAKALAH FILSAFAT UMUM TENTANG FILSAFAT DI MASA HUMANISME DAN RENAISANSE (KEBANGKITAN KEMBALI)

Renaisanse
BAB I
PENDAHULUAN
      Filsafat modern lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan di mana ketika itu dominannya dogma-dogma Kristen. Lahirnya Renaissance dan humanisme membuat pengaruh dogma-dogma Kristen yang kuat ketika itu menjadi lemah. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. 2. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. 3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris. Pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut yang dibuat oleh manusia. Oleh karena itu, akhir abad ke 16 Eropa memasuki abad sangat menentukan dalam dunia perkembangan filsafat, sejak Descartes, Spinoza dan Leibniz mencoba untuk menyusun suatu sistem filsafat dengan dunia yang berpikir dalam pusatnya, yaitu suatu sistem berpikir rasional. Munculnya humanisme dan Renaissance merupakan gejala ilmu dan awal dari perkembangan filsafat modern.

 BAB II
PEMBAHASAN

      A.    SEJARAH DAN PENGARUH HUMANISME TERHADAP AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN

          Humanisme berasal dari bahasa latin (humanis ; manusia, Isme adalah paham atau aliran). Pertama, nama dari suatu aliran kebudayaan dikalangan kaum terpelajar yang mencapai kejayaan pada abad ke-15 di Italia dan abad ke-16 di negara-negara lain. Bertujuan mengembangkan segi rohaniah pada manusia secara mandiri menurut pola-pola dalam kebudayaan dan kesustraan klasik. Tokoh yang terkenal antara lain. Petrarka, Boccacio, Pico Della, Mirandola. Kedua, humanisme modern yaitu pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran ilmu pengetahuan kebudayaan dan agama..[1]
          Humanisme adalah suatu faham filsafat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu. Humanisme mempunyai objek utama yaitu sifat hakiki manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiahnya. Humanisme sebagai istilah, dalam sejarah intelektual, selalu menyoroti persoalan-persoalan kemanusiaan yang sering digunakan di dalam kajian bidang filsafat. Humanisme sebagai gerakan intelektual muncul pada era renaissance yang memiliki akar kuat pada zaman Yunani Kuno. Dua hal pokok di dalam peradaban Yunani Kuna yang menjadi sumber konsep humanisme adalah perkembangan pemikiran filsafat dari persoalan alam (kosmologis) menuju pembicaraan soal-soal manusia (antropologis); dan konsep “paideia” sebagai sistem pendidikan Yunani Kuna yang menjadi awal dari kesadaran intelektual manusia dan menjadi perenungan eksistensi manusia dalam bentuk daya nalarnya.[2]
Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan pri kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan.
Humanisme mempunyai arti :
a) Menganggap individu rasional sebagai nilai paling tinggi;
b) Menganggap individu sebagai sumber nilai akhir;
c) Mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif dan perkembangan moral individu secara rasional, dan berarti tanpa acuan pada konsep-konsep yang adikodrati.

      B.     SEJARAH RENAISSANCE DAN AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN

          Renaissance secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu Renaissance yang merupakan terjemahan dari kata Italia rinascimento, maksudnya kelahiran kembali. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang dilhami oleh kebudayaan Eropa klasik (Yunani dan Rumawi) yang lebih bersifat dunia. 11 Periode ini dipandang sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi yang dianggap sebagai “klasik”ketika keduanya mengalami masa keemasan.
          Zaman renaissance sering disebut sebagai sebagai zaman humanisme, sebab pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut yang dibuat oleh manusia. humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Ciri utama renaissance dengan demikian adalah humanisme, individualisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui bahwa filsafat belum menemukan bentuk pada zaman renaissance, melainkan pada zaman sesudahnya, yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan agama kristen karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.[3]
          Renaisans tidak lahir secara kebetulan, tetapi ada pra kondisi yang mengawali terjadinya kelahiran tersebut. Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu: 

1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat.

         Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
      Hasil dari penerjemahan karya-karya Muslim berpengaruh terhadap kurikulum Eropa Barat secara revolusioner. Terutama di bidang matematika, kedokteran, astronomi, filologi, fisika, ilmu kimia, geografi, sejarah, musik, teologi, dan filsafat. Transformasi tersebut menumbuhkan universitas-universitas Eropa abad keduabelas dan ketigabelas.
       Hal itu telah menstimulasi perkembangan lebih lanjut teori dan praktik kedokteran, memodifikasi doktrin-doktrin teologi, memprakarsai dunia baru dalam matematika, menghasilkan kontroversi baru dalam teologi dan filsafat.

      2.  Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya.

          Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.

      3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris

          Dalam universitas-universitas abad kedua belas dan abad ketigabelas, ilmu pengetahuan telah didasarkan hampir sepenuhnya pad tulisan-tulisan dari para penulis Muslim atau Yunani, sebagaimana diterjemahkan dari sumber-sumber bahasa Arab dan Yunani. Ilmu pengetahuan Muslim Aristotelian tetap merupakan inti dari kurikulum  Universitas Paris hingga abad keenambelas. Tidak sampai pertengahan abad keenambelas dan datangnya Copernicus dalam astronomi, Paracelsus dalam ilmu kedokteran dan Vesalius dalam anatomi, ilmu pengetahuan Muslim-Helenistik telah membuka jalan kepada konsep-konsep baru tentang manusia dan dunianya, sehingga menimbulkan keruntuhan periode abad pertengahan.[4]

Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
          Dia sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi  mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut Heliocentric menggeser teori Ptolemaic. Ini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda tersebut.
2.  Galileo Galilei (1564-1642)
          Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang ilmu pengetahuan. Ia Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertical. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.
3. Francis Bacon (1561-1626)
          Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan Inductive Methods, tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the Mind.[5]

      C.     GERAKAN ILMU DAN AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN
          Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang menginginkan seluruh kejayaan filsafat dan kebudayaan kembali hadir sebagaimana pernah terjadi pada masa jayanya Yunani kuno. Gerakan tersebut dinamakan Renaissance.[6]
          Akhir abad ke 16 Eropa memasuki abad sangat menentukan dalam dunia perkembangan filsafat, sejak Descartes, Spinoza dan Leibniz mencoba untuk menyusun suatu sistem filsafat dengan dunia yang berpikir dalam pusatnya, yaitu suatu sistem berpikir rasional. Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme pada dasarnya ada dua macam, yaitu dalam bidang agama dan filsafat, dalam agama rasionalisme adalah lawan autoritas. Sementara dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam filsafat berguna sebagai teori pengetahuan.[7]
 
BAB III

KESIMPULAN

  • Humanisme adalah suatu faham filsafat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu. Humanisme sebagai gerakan intelektual muncul pada era renaissance yang memiliki akar kuat pada zaman Yunani Kuno.
  • Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang dilhami oleh kebudayaan Eropa klasik (Yunani dan Rumawi) yang lebih bersifat dunia. Faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu: 1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. 2. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. 3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris.
  • Humanisme dan Renaissance sebagai gerakan ilmu dan awal perkembangan filsafat modern.

DAFTAR PUSTAKA






Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done