Laporan Ekstraksi Minyak Atsiri Menggunakan Ekstraktor Soxhlet - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Saturday, 1 July 2017

Laporan Ekstraksi Minyak Atsiri Menggunakan Ekstraktor Soxhlet

LAPORAN KIMIA ANALITIK EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI MENGGUNAKAN EXTRAKSTOR SOXHLETS

Soxhlet extraction on proccessing

JUDUL PRAKTIKUM           :  EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI MENGGUNAKAN EKSTRAKTOR SOXHLETS

1.1     Definisi Ekstraksi


Menurut Nazarudin (1992), ekstraksi soxhletasi yaitu  sejenis ekstraksi  dengan  pelarut  organik  yang  dilakukan  secara  berulang-ulang  dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak  jenuh.  Minyak  nabati  umumnya  larut  baik  dalam  pelarut  organik,  seperti benzen  dan  heksan.  Untuk  mendapatkan  minyak  nabati  dari  bagian  tumbuhan dapat  dilakukan  metode  sokletasi  dengan  menggunakan  pelarut  yang  sesuai. Proses soxhletasi  digunakan  untuk  ekstraksi  lanjutan  dari  suatu  senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu  didih, ekstraktor  dan  kondensor.  Sampel  dalam  sokletasi  perlu  dikeringkan sebelum  disokletasi.  Tujuan  dilakukannya  pengeringan  adalah  untuk mengilangkan  kandungan  air  yang  terdapat  dalam  sample  sedangkan  dihaluskan adalah  untuk  mempermudah  senyawa  terlarut  dalam  pelarut.  Didalam  soxhletasi digunakan  pelarut  yang  mudah  menguap.  Pelarut  itu  bergantung  pada tingkatannya, polar atau non polar.
Menurut Alimin (2007), ekstraksi  dilakukan  secara  kontinyu dapat menggunakan  alat  Soxhlet. Peristiwa perpindahan massa solute pada proses ekstraksi  soxhlet  dapat dinyatakan dengan pemodelan yang  melibatkan  analisis  perpindahan  massa. Perpindahan massa  solute dari permukaan padatan ke cairan  dapat  ditinjau  dari  neraca  massa  solute  pada padatan  dan  juga  pada  cairan  (solvent). Teknik ekstraksi soxhlet atau kontinyu ini khususnya bagi zat dengan harga D sangat kecil (<1), atau jika harga factor prmisahan mendekati satu. Bila keadaan ini terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pemisah menjadi kurang praktis karena harus dilakukan ratusan kali.
Menurut Voight (1994), sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi kertas saring didalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu.
Jadi dapat di simpulkan bahwa ekstraksi soxhletasi ini merupakan suatu metode/proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Soxhlet extraction

1.2     Mengapa Perlu Dilakukan Ekstraksi Soxhletasi?

Ektraksi ini perlu di lakukan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).

1.3     Penelitian Terdahulu Tentang Ekstraksi

Penelitian tentang ekstraksi soxhletasi pernah di lakukan oleh Tamzil Azis, dkk. (2009), dalam jurnal “Pengaruh Pelarut Heksana Dan Etanol, Volume Pelarut, Dan Waktu Ekstraksi Terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Kopi”, dalam prosesnya, minyak kopi diekstraksi dari biji kopi yang telah disangrai dan digiling halus menjadi bubuk. Adapun penggunaan pelarut etanol dan heksana dalam ekstraksi minyak kopi ini dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas seperti volume pelarut dan waktu ekstraksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimun yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi minyak biji kopi dengan menggunakan pelarut heksana dan etanol. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pelarut terhadap jumlah minyak kopi yang dihasilkan. Serta untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi terhadap jumlah minyak kopi yang dihasilkan. Metode yang digunakan ialah metode ekstraksi, yang menggunakan serangkaian alat berupa condenser, sokhelet/ekstrkator, dan waterbath/pemanas.
Secara umum, teknis pembuatan minyak kopi dengan metode sokhelet ekstraksi ini adalah memanfaatkan perbedaan kelarutan (solubilitas) antara minyak dan bahan-bahan lain didalam kopi. Penggunaan pelarut heksana pada ekstraksi ini akan memperlihatkan perubahan warna dimana akan dihasilkan larutan minyak yang masih bercampur pelarut berwarna kuning bening. Setelah dipisahkan dari pelarutnya, heksana, maka akan dihasilkan minyak kopi berwarna cokelat. Adapun penggunaan etanol akan menghasilkan warna larutan hitam pekat. Hal ini disebabkan sifat etanol yang dapat melarutkan warna.
Selanjutnya penelitian ekstraksi soxhletasi di lakukan Ariestya Arlene, (2013), yaitu dalam jurnalnya yang berjudul ekstraksi kemiri dengan metode soxhlet dan karakterisasi minyak kemiri, Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat unik, yaitu minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak dan varnish. Minyak pengering memiliki derajat ketidakjenuhan yang tinggi karena sebagian besar tersusun oleh asam lemak tak jenuh dan memiliki sifat mudah teroksidasi dan membentuk polimer berupa lapisan film. Minyak kemiri memiliki bilangan iodin 136-167 berarti memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering. Selain itu, minyak biji kemiri juga dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar, misalnya bahan bakar untuk penerangan dan bahkan sekarang ini sudah mulai diteliti kegunaan minyak kemiri untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor pengganti solar, yaitu biodiesel. Minyak kemiri yang dihasilkan per hektar tanaman kemiri adalah 1800-2700 liter dengan ekivalen energi 17000-25500 kWh.
Metode penelitian yang akan dilakukan meliputi penentuan kandungan air biji, pengecilan ukuran biji kemiri, dan ekstraksi Soxhlet biji kemiri. Pelarut yang akan digunakan adalah aseton, etanol, dan n-heksana. Pemisahan minyak kemiri dari pelarut pengekstrak dilakukan dengan evaporasi vakum. Selama proses ekstraksi berlangsung, temperatur yang terbaca pada termometer akan sedikit meningkat karena semakin lama jumlah minyak dalam labu meningkat. Hal ini dicegah dengan penggunaan pelarut dalam perbandingan yang besar terhadap massa biji yang akan diekstraksi. Warna kuning larutan di labu bundar paling tua ketika digunakan pelarut etanol, disusul oleh aseton, dan yang paling muda adalah n-heksana. Etanol merupakan senyawa pengekstrak zat warna yang baik. Oleh karena itu, pelarut ini menghasilkan warna larutan yang lebih tua.
Penelitian tentang ekstraksi Soxhlet pernah dilakukan oleh Munawaroh, dkk., (2010) yaitu pada jurnalnya yang berjudul ekstraksi minyak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) dengan pelarut etanol dan n-heksana, Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan. Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah menguap. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pelarut n-heksana dan etanol terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut.
Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana dan etanol, menggunakan ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, dan termo-meter. Daun jeruk purut yang tua dilayukan, dipotong kecil-kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam soxhlet. Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet, sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam minyak atsiri. Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%.Sehingga n-heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan etanol.

2.        TUJUAN

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi minyak atsiri pada bunga kenanga menggunakan ekstraktor soxhlet.

3.        TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi padat-cair (leaching) merupakan salah satu unit operasi pemisahantertua   yang   digunakan   untuk   memperoleh   komponen-komponen   zat   terlarut   daricampurannya dalam padatan dengan cara mengontakkanya dengan pelarut yang sesuai.Operasi ekstraksi dapat dilakukan dengan mengaduk suspensi padatan di dalam tangkiatau   dengan   menyusun   padatan   tersebut   dalam   suatu   unggun   tetap   (fixed-bed).Kemudian   cairan   pelarut   mengalir   diantara   butiran   padatan,   cara   ini   disebut   caraperkolasi. Semakin tinggi laju alir pelarut, maka koefisien transfer massanya semakin besar, sehingga penurunan konsentrasi zat terlarut dalam cairan keluar kolom terjadilebih cepat (Shanty, 2000).
Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri (destilasi uap), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi (Davia, 1995). Alat yang digunakan adalah seperangkat alat sokletasi yang terdiri atas labu didih, tabung soklet, dankondensor. Sample dalam sokletasi perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample dan dihaluskan untuk mempermudah pelarutan senyawa (Perwita, F.A, 2010).
Minyak   atsiri   merupakan   minyak   yang   mudah   menguap,   minyak   terbangmerupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memilikikomposisi maupun titik didih yang beragam. Pengertian atau definis minyak atsiri yangditulis dalam “Encyclopedia of Chemical Technology” menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa yang umumnya berwujudd cairan, yang diperoleh dari bagiantanaman yaitu akar, kulit, batang, daun, nuah, biji, maupun dari bunga dengan carapenyulingan dengan uap (Hardjono, 2004).
Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalahkelompok  minyak atsiri yang dapat dengan mudah  dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya. Komponen-komponen ini dapat menjadi bahandasar untuk diproses menjadi produk-produk lain. Contoh kelompok pertama ini yaitu minyak sereh, minyak daun cengkeh dan minyak terpentin. Kelompok kedua adalah minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya. Contoh minyak atsiri dapat dijadikan kelompok kedua, yaitu akar wangi, minyak nilam dan minyak kenanga (Hardjono, 2004).
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi (Sudjadi, 1986).

4.        ALAT DAN BAHAN

4.1     Alat
No
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
Gambar
1
Perangkat Sokhlet
-
1





2
Batang Statif & Klem
-
1






3
Kertas Saring
-
1





4
Timbangan
-
1




5
Spatula
-
1







4.2     Bahan
No
Nama Bahan
Ukuran
Jumlah
Gambar
1
Bunga Kenanga
19,8 g
-
   





2
Etanol (C2H5OH)
200 mL
-





3
Boiling Chip
-
2
       






5.        PROSEDUR KERJA DAN PENGAMATAN


No
Prosedur Kerja
Pengamatan
Reaksi
1


Dikeringkan sebanyak 19,8 gram bunga kenanga (sampel disiapkan sehari sebelum praktikum).



-
2


Diiris halus dan dibungkus dengan kertas saring, bagian atas dan bawah disumbat dengan kapas.



-
3


Dimasukkan kedalam tempat sampel ekstraktor soxhlet. Diisi labu didih dengan 200 mL etanol dan batu didih.


-
4

Setelah pendingin dialirkan, dipanaskan labu didih dengan penangas mantel. Dilanjutkan ekstraksi sampai berulang. Selanjutnya didinginkan labu dan pelarut diuapkan.

-

6.        PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan yaitu tentang ekstraksi menggunakan ekstraktor soxhlet yang bertujuan untuk mengisolasi minyak atsiri dari bunga kenanga dengan menggunakan ekstraktor soxhlet. Ekstraktor soxhlet adalah alat yang digunakan untuk mengekstraksi suatu senyawa dari material padatnya. Alat ini ditemukan oleh Franz Von Soxhlet pada tahun 1879 dan pada awalnya hanya digunakan untuk mengekstraksi lemak dari material padatnya. Suatu senyawa yang memiliki kelarutan yang sangat spesifik dengan larutan tertentu dapat dipisahkan dengan mudah dengan proses filtrasi sederhana. Namun apabila senyawa tersebut memiliki kelarutan yang terbatas, dapat digunakan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan senyawa tersebut dari material asalnya.
Percobaan dimulai dengan cara bunga kenanga yang telah kering diiris halus dengan cara dipotong-potong kecil agar zat-zat yang terkandung di dalam bunga kenanga mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Kemudian ditimbang sebanyak 19,8 gram bunga kenanga sebagai sampel yang akan ditentukan minyak atsirinya. Metode yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi soxhletasi karena sampel yang digunakan  adalah bunga kenanga yang berupa padatan. Selain itu, metode ekstraksi soxhletasi lebih mudah dan efisien untuk dilakukan. Sebelum melakukan soxhletasi, dibuat terlebih dahulu pelindungnya dengan membungkus sampel bunga kenanga yang digunakan dengan kertas saring yang dibentuk lonjong yang diapit oleh kapas di kedua ujungnya. Kertas saring diikat dengan benang berwarna putih agar tidak mengganggu warna ekstrak yang diperoleh pada saat proses ekstraksi dan agar potongan bunga kenanga tidak hancur atau keluar dari kertas saring pada saat proses ekstraksi berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus karena kertas saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat mempermudah pelarut untuk menyerap minyak atsiri yang terkandung di dalam sampel.
Setelah sampel dimasukkan ke dalam alat soxhlet, selanjutnya dimasukkan etanol sebanyak 200 mL ke dalam labu bulat dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi sampaiminyak atsirinya terbentuk. Batu didih juga digunakan pada labu alas bulat bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan supaya tetap stabil dan tidak terjadi booming selama proses ekstraksi berlangsung.  Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut etanol dipanaskan dalam labu bulat sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor, sehingga jatuh berupa cairan ke sampel (bunga kenanga) untuk melarutkan minyak atsiri yang terdapat di dalam sampel bunga kenanga. Dan jika cairan pelarut telah mencapai permukaan sifon maka minyak atsiri akan keluar melalui pipa kecil menuju labu alas bulat dan proses ini terjadi secara terus menerus atau continue. Proses soxhletasi dilakukan beberapa kali sirkulasi dan  dihasilkan ekstrak minyak astiri kotor berwarna kuning kehijauan.
Proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa alkohol atau  etanol yang digunakan untuk melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam  bunga kenanga. Minyak atsiri dan etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol mampu melarutkan minyak atsiri sesuai dengan prinsip like dissolved like. Pelarut yang kita gunakan sama halnya dengan pelarut yang digunakan oleh Ariestya Arlene (2013), yaitu dalam jurnalnya yang berjudul ekstraksi kemiri dengan metode soxhlet dan karakterisasi minyak kemiri yang menggunakan pelarut etanol. Kemudian penggunakan ekstraktor soxhlet disini karena presentase senyawa yang akan diisolasi cukup kecil dan juga pemilihan pelarut, seperti yang dijelaskan oleh Davia (1995), Jika pada metoda pemisahan minyak astiri (destilasi uap), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Pemilihan pelarut sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh, dalam percobaan ini ekstrak minyak atsiri yang diperoleh berwarna kuning kehijauan (kuning tua). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariestya Arlene (2013), yaitu etanol merupakan senyawa pengekstrak zat warna yang baik. Oleh karena itu, pelarut ini menghasilkan warna larutan yang lebih tua. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamzil Aziz, dkk. (2009), yaitu penggunaan etanol akan menghasilkan warna larutan hitam pekat. Hal ini disebabkan sifat etanol yang dapat melarutkan warna. Perbedaan yang terjadi disini karena dia mengekstraksi minyak kopi, sedangkan metode dan pelarut yang digunakan sama seperti yang kita gunakan.

7.        PENUTUP

7.1     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan adalah :
·      Ekstrak yang dihasilkan berwarna kuning kehijauan.
·   Hasil ekstraksi yang didapat adalah ekstrak kotor karena minyak atsiri bunga kenanga bercampur dengan etanol.
·    Pelarut yang digunakan adalah etanol yang merupakan senyawa pengekstrak zat warna yang baik.

7.2     Saran
·      Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, kegiatan praktikum, harus diperiksa alat dan bahan praktikum sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
·      Semoga kedepannya tidak ada perbedaan pendapat antara sesama asisten.
·     Kebersihan ruangan juga harus dijaga sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.
·     Keamanan dalam praktikum harus ditingkatkan supaya praktikum berjalan lancar tanpa ada keributan.

8.        DAFTAR PUSTAKA

Alimin, dkk. 2007. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.
Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri Dengan Metode Soxhlet Dan Karakterisasi Minyak Kemiri, Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 2, hal. 6-10.
Aziz, Tamzil, dkk. 2009. Pengaruh Pelarut Heksana Dan Etanol, Volume Pelarut, Dan Waktu Ekstraksi Terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Kopi, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 16, No. 1, hal. 1-8.
Davia. 1995. Organic Laporatory Tecniques. USA: Second edition.
Hardjono, S. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Munawaroh, 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana, Jurnal Kompetensi Tehnik. Vol. 2, No. 1, Hal. 73-78.
Nazarudin,  dkk. 1992. Pengembangan  Minyak  Biji  Karet  di  Indonesia. Surabaya: Indonesian Press.
Perwita, F.A. 2010. Teknologi Ekstraksi Dengan Metode Sokletasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Shanty, E. B. 2000. Pemodelan Ekstraksi Padat-Cair dalam Kolom Unggulan Tetap Berdasarkan Teori Perkolasi. Bandung: ITB Ganesa Exact.
Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done