Laporan biologi reproduksi aseksual pada tanaman - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Wednesday 1 November 2017

Laporan biologi reproduksi aseksual pada tanaman

PERCOBAAN  V

I.             Judul Praktikum          : Reproduksi
II.          Tanggal Praktikum      : 08 Mei 2015
III.       Tujuan Praktikum       : Untuk mengetahui berbagai cara perkembangbiakan secara tidak                                                   kawin pada berbagai tumbuhan  dan hewan.
IV.       Dasar Teori                   :
Reproduksi Tumbuhan

            Reproduksi adalah pembentukan individu baru dari individu yang telah ada dan merupakan ciri khas dari semua organisme. reproduksi terbagi dua, yaitu reproduksi seksual yang umumnya terjadi pada hewan bersel satu. Pada reproduksi aseksual suat induk tunggal membagi diri, bertunas atau memecah diri untuk menghasilkan dua keturunan atau lebih yang mempunyai sifat menurun yang identik dengan induknya. Reproduksi seksual melibatkan dua induk yang masing-masing menyumbangkan satu sel reproduksi khusus, suatu gamet yang kemudian bergabung untuk membentuk telur terbuahi.[1]
Reproduksi aseksual  merupakan penciptaan individu baru yang gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sel telur dan sperma. Pada sebagian kasus, reproduksi aseksual secara keseleruhan diadakan pembelahan sel secaramitosisi.[2]
Langkah awal untuk mengikut sertakan sifat reproduksi dalam seleksi adalah dengan mengetahui beberapa parameter Genetika sifa-sifat tersebut, diantaranya adalah nilai herantabilitasnya, yang merupakan ukuran suatu kekuatan pewarisan sifat yang diturunkan kepada keturunannya.[3]
 Perbanyakan reproduksi tanaman salak bali umumnya menggunakan biji. Reprokdi secara vegetatif juga dapat menggunakan tunas yang tumbuh pada ketiak pelepah daun. Hasil pengamatan pada pohon dewasa terdapat 2-7 tunas, umumnya tidak digunakan sebagai bibit tetapi dibiarkan tumbuh dan digunakan sebagai penyangga bakal buah hingga bakal buah benar-benar kuat untuk tumbuh menjadi buah, kemudian tunas akan dipotong. Menurut pendapat Bojwani dan Bhamagar (1999) bahwa salah satu penyebab serbuk sari steril pada tumbuhan Angiospermae antara lain anther tertekan, gugur, berbentuk pipih menyerupai daun atau seperti mahkota/putik[4]

V.          Alat dan Bahan                                    :

a.      Bahan
No
Bahan
Fungsi
1.

Rizoma Kunyit (Curcuma domestica )
Untuk diamati alat reproduksinya
2.

Pegagan (Centella osiatica)

Untuk diamati alat reproduksinya
3.

Cocor Bebek (Bryophium sp)

Untuk diamati alat reproduksinya
4.

Kentang (Solantum tubersum)

Untuk diamati alat reproduksinya
5.

Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Untuk diamati alat reproduksinya
6.

Alang-alang
Untuk diamati alat reproduksinya
7.

Bawang merah (Alium cepa)
Untuk diamati alat reproduksinya
8.

Tebu (Soccarum officanaraum)
Untuk diamati alat reproduksinya

VI.       Cara kerja:

1.      Diamati bagian-bagian preparat yang ingin diamati.

VII.    Hasil Pengamatan                    :

Gambar : Rhizoma kunyit (Curcuma domestica)
Keterangan

1.      Tunas
2.      Nodus
3.      Internodus
Gambar : Pegagan (Centella asiatica)
Keterangan

1.       Daun
2.       Batang
3.       Akar geragih
4.       Stolon


Gambar : Cocor bebek (Bryopthillumsp.)
Keterangan

1.      Daun
2.      Tunas adventif
3.      Akar
4.      Batang
Gambar : Kentang (Solanum tuberosum)
Keterangan



1.      Nodus
2.      Ruas antar nodus

Gambar : Teki (Cyperut rotundus)
Keterangan



1.    Helaian daun
2.    Akar primer
3.    Akar serabut
4.    Akar geragih
Gambar : Bawang merah ( Alium cepa)
Keterangan




1.    Daun
2.    Pangkal akar
3.    Akar
4.    Batang


Gambar : Tebu (Saccarum officinavaoum)
Keterangan



1.      Tunas
2.      Nodus
3.      Internodus
Gambar : Terumbu karang (Hedyotis uncinella)
Keterangan



1.      Pori
2.      Tunas


Gambar : Tumbuhan paku(Bryophyta sp.)
Keterangan











1.      Daun
2.      Spora
3.      Batang
4.      Akar

VII      I.       Pembahasan              :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa reproduksi adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi dibagi menjadi dua yaitu seksusl dan aseksual, reproduksi seksual secara kawin atau disebut generatif, reproduksi aseksual secara tidak kawin disebut dengan vegetatif, reproduksi vegetatif dibagi menjadi dua secara alami dan secara buatan. Pengamatan yang diamati adalah reproduksi vegetatif secara alami yaitu reproduksi secara tunas, rizoma, umbi akar, umbi batang, stolon, geragi dan spora.
Pegagan bereproduksi secara stolon karena batang yang menjalar di atas tanah, dan memiliki akar tunggang. Batang selalu mempunyai nodus yaitu tempat tumbuhnya daun. Rumput teki bereproduksi secara geragi karena batangnya menjalar di bawah tanah wortel bereproduksi secara ubi akar yang berakar tunggang, wortel memiliki warna oren karena mengandung pigmen karoten dan menyimpan cadangan makanan didalam akar. Kentang bereproduksi secara umbi batang yang mempunyai nodus dan internodus,batangnya juga menyimpan cadangan makanan. Bawang merah bereproduksi secara umbi lapis.
Jahe dan kunyit bereproduksi secara rizoma, tergolong berakar tinggal tetapi dia batang bukan akar dan memiliki tunas baru. Tebu dan bambu bereproduksi secara tunas akan timbul benjolan kecil di atas nodus. Cocor bebek juga bereproduksi secara tunas memiliki tunas atventik yaitu tunas yang tidak tumbuh pada tempatnya. Fungi bereproduksi secara spora yang tergolong tumbuhan tingkat rendah, dan tidak mempunyai batang akan tetapi mempunyai stipa dan tudung, di dalam lamela terdapat spora yang terdapat di dalam sporangium yaitu kotak spora. Alang-alang bereproduksi secara geragi karena batang yang berjalan di dalam tanah.

IX.       Kesimpulan                   :

1.  Reproduksi dibagi menjadi dua yaitu reproduksi secara seksual dan secara aseksual.
2. Reproduksi vegetatif atau aseksual dibagi menjadi dua cara reproduksi,reproduksi secara alami dan secara buatan.
3. Reproduksi secara alami meliputi secara tunas, rizoma, umbi akar,umbi batang, stolon, geragi dan spora.
4.  Jahe dan kunyit bereproduksi secara rizoma, yang tergolong akar tinggal, akan tetapi bukan mempunyai akar tetapi batang.
5. Fungi tergolong tumbuhan tingkat rendah, karena fungi tidak mempunyai batang akan tetapi mempunyai stipa dan tudung.


    [1]Ville, dkk. Zoologi Umum, (Jakarta : Erlangga, 1988) h.318.
[2] Hartono. Biologi Dasar. (Jakarta: Embar Swadaya, 2004), h. 24.
[3] Hilmia, Nena. Jurnal Imu Ternak. Desember 2007. Vol 7 no 2.
[4]Eniek Kriswiyanti dkk, Keanekaragaman Karakter Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L. ) Yang Digunakan Sebagai Bahan Upacara Padudusan AgungJurnal Biologi, (Online),
Vol.11, No.1, (2008),http://download.portalgaruda.org  diakses pada 08 Mei 2015, h. 39.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done