Ini Alasan Ilmiah Mengapa Es Terapung di Atas Air Dingin
Tahukah Anda bahwa massa jenis es lebih ringan 89% dari massa jenis air dingin? Akibatnya 11% dari bongkahan es berada di atas permukaan air dan sisanya tenggelam di bawah permukaan air. Kenyataan tersebut membuat gunung es yang mengapung di laut sangat membahayakan, khususnya untuk kapal-kapal yang sedang berlayar. Hal ini telah terbukti pada kecelakaan bersejarah yang terjadi pada kapal penumpang Titanic pada tahun 1912. Kapal yang "tidak bisa tenggelam" itu tenggelam di laut Atlantik Utara setelah menabrak sebuah gunung es.[1]
Pada umumnya, zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut
jika didinginkan. Ketentuan ini berlaku juga untuk air, kecuali pada rentang
suhu 4 sampai 0 oC. Khusus di rentang suhu ini, air justru akan memuai jika
didinginkan. Keanehan sifat air ini lazim dikenal dengan istilah anomali air. Di rentang suhu inilah air mengalami proses pembekuan. Akibat terjadinya anomali air, es yang merupakan hasil pendinginan dari air memiliki volume yang lebih
besar sehingga massa jenisnya mengecil. Alhasil, es selalu mengapung di air.
Sifat es yang selalu terapung ini memiliki peran yang vital
pada kehidupan kutub. Es yang mengapung di permukaan laut kutub menjadi semacam
penghalang bagi masuknya suhu beku ke dasar laut, sehingga ikan-ikan dan biota laut lainnya masih dapat bertahan hidup. Jika saja es memiliki sifat tenggelam ke dasar air, maka laut di kutub
akan membeku semuanya dan tidak akan ada makhluk yang mampu bertahan hidup di sana. Tidak
ada ikan artinya anjing laut tidak bisa hidup. Tidak ada anjing laut artinya
beruang kutub juga tidak bisa hidup.[2]