Kajian Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas Secara Pandangan Islam - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Friday, 24 November 2017

Kajian Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas Secara Pandangan Islam


KOLOQIUM

KAJIAN BAHAYA MENIUP MAKANAN PANAS SECARA PANDANGAN ISLAM


Minuman Panas


Khairan Navira
Jurusan Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry


ABSTRAK
Meniup adalah sebuah homonim karena artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Arti dari meniup adalah membunyikan dengan mengembus. Ketika manusia meniup makanan atau minuman panas akan begitu banyak bakteri yang masuk ke dalam makanan tersebut oleh karena itu akan terjangkitnya penyakit. Memang penyakit yang terjadi tidak bersifat instan, tetapi penyakit kronis itu di mulai dari sakit yang kecil.


Kata kunci: Meniup, makanan atau minuman panas.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Meniup makanan atau minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu yang sangat umum dilakukan oleh masyarakat, Alasan lain agar gigi tidak mudah rusak karena makanan panas. meniup makanan atau minuman panas sebelum makan itu tidak dianjurkan dalam agama islam. Banyak hal yang disabdakan Rasulullah, baik berupa informasi, perintah maupun larangan, baru diketahui hikmah atau penjelasan ilmiahnya setelah beberapa abad kemudian. Salah satunya adalah larangan meniup minuman. Mengapa Rasulullah melarang meniup minuman?  Di zaman sahabat Nabi, tidak ada pertanyaan ini. Apalagi bagi Abu Bakar yang bergelar Ash Shidiq. Senantiasa membenarkan dan mematuhi Rasulullah. Dan itulah derajat keimanan tertinggi. Begitu seseorang sudah mengakui bahwa Muhammad adalah Rasulullah, selesai semua urusan. Ia tidak perlu mempertanyakan sabda beliau atau berusaha mengkritisinya.
Ketika Rasulullah melarang sesuatu, para sahabat kemudian mematuhi larangan itu. Saat Rasulullah melarang meniup minuman, larangan itu dipatuhi tanpa perlu mengkritisi. Larangan itu dijaga tanpa perlu mencari apa alasannya. Cukuplah alasannya, karena Rasulullah telah mensabdakannya.
Barulah pada generasi sesudahnya mulai dicari apa hikmahnya. Meskipun bukan sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk sampai pada tingkatan mengetahui hikmah di balik larangan dan perintah, tersingkapnya hikmah dapat kian menguatkan keimanan. Bahwa ajaran Islam ternyata selaras dengan ilmu pengetahuan. Seperti kata Hasan Al Banna, “Pandangan syar’i dan pandangan logika memiliki wilayahnya masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak pernah berbeda dalam masalah yang qath’i (absolut). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat yang tsabitah (jelas).[1]
Secara ilmu kimia apabila Makanan atau minuman yang masih panas tersebut kita tiup akan mengeluarkan uap air (H2O), maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila H2O bereaksi dengan CO2 akan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa kunjungsinya berupa H2CO3. Dimana hal tersebut akan beresiko terhadap kesehatan. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji bahaya meniup makanan dan minuman panas secara pandangan islam dan kimia.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana bahaya meniup makanan dan minuman yang masih dalam keadaan panas menurut pandangan islam dan kimia terhadap kesehatan?
C.       Tujuan penelitian
Untuk mengetahui bahaya meniup makanan dan minuman panas dalam pandangan islam dan kimia untuk kesehatan.

D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk menambah wawasan terutama kepada penulis sendiri tentang bahayanya meniup makanan dan minuman yang masih dalam keadaan panas.
2.      Dapat memberi informasi kepada pembaca bahwa meniup makanan dan minuman panas itu berbahaya untuk kesehatan.
3.      Dan kiranya dapat menjadi sumber ilmu sebagai pedoman bagi peneliti selanjutnya.
E.     Definisi Operasional
Untuk mempermudah pembaca agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami makalah ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-itilah yang terdapat dalam makalah yakni sebagai berikut:
1.      Bahaya
Bahaya merupakan segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya. atau bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau terjadinya penyakit atau kombinasi dari semuanya.
2.      Meniup
Meniup berasal dari kata dasar tiup. Meniup adalah sebuah homonim karena artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Arti dari meniup adalah membunyikan dengan mengembus.[2]

BAB II
LANDASAN TEORI

A.       Bahaya meniup makanan dan minuman panas secara pandangan islam
Kita sebagai hamba Allah yang beriman dan ummat nabi Muhammad SAW banyak sekali pedoman hidup yang di ajarkan, mulai dari yang paling besar sampai ke hal yang paling kecil. Seperti larangan meniup-niup makanan atau minuman yang masih panas. Sebagaimana hadist dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
                           إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ، وَإِذَا أَتَى الخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ…
Artinya: Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat,    janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan… (HR. Bukhari 153).

Hadits lain dari ibnu abbas radhiyallahuanhu belia berkata:

                                                أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
Artinya : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi  gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).

Meniup minuman atau makanan bisa menyebabkan air dan makanan itu terkena bau yang tidak sedap dari mulut orang yang meniup. Sehingga membuatnya  menjijikkan untuk dimakan. Terutama ketika terjadi bau mulut, oleh karena itu nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman atau makanan  itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita meniup-niup makanan. Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. (Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038).[3]
Dari beberapa hadits di atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan panas dan memakan makanan panas tidak dianjurkan oleh Rosulullah SAW.
B.     Bahaya meniup makanan dan minuman panas secara kimia
Saat ini kebiasaan kita adalah makan dan minum dalam kondisi makanan yang hangat, oleh karena itu tanpa sadar kita langsung meniup makanan dan minuman tersebut agar bisa langsung kita santap. Semakin berkembanganya teknologi sains akhirnya mulai ditemukan jawaban, mengapa Nabi melarang umatnya meniup makanan panas.
  1. Asam karbonat
Dalam ilmu kimia Ketika manusia bernapas menghirup oksigen atau O2 dan menghembuskan karbondioksida atau CO2. Dalam makanan panas  mengandung H2O, apabila kita meniup makanan panas tentunya gas yang kita keluarkan adalah gas CO2 dan akan terjadi reaksi antara CO2 dan H2O karena gas hasil pernapasan bertemu dengan uap air. Adapun reaksinya sebagai berikut :
CO2 + H2O        H2CO3
H2CO3 merupakan Carbon acid (senyawa asam karbonat) yang berguna untuk mengatur Ph (tingkat keasaman dalam darah). Darah merupakan buffer (Larutan yang dapat mempertahankan Ph) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa konjungsinya berupa HCO3. Tubuh menggunakan penyangga Ph (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba tiba dalam Ph darah. Dengan kita meniup makanan atau minuman panas berarti kita mengkonsumsi H2CO3 (asam karbonat) secara tidak langsung yang bisa mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga Ph dalam darah menurun dan hal ini bisa menyebabkan asidosis.
Asidosis adalah keadaan dimana darah mengandung banyak asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya Ph darah. Selain asidosis kelainan yang bisa terjadi karena adanya kelainan pada mekanisme pengendalian Ph tersebut adalah Alkalosis. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah mengandung banyak basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan terkadang bisa menyebabkan meningkatnya Ph darah.
Dampak atau efek dari menurunnya Ph darah adalah pernafasan jadi lebih dalam dan lebih cepat itu adalah usaha tubuh dalam menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbondioksida. Dan sudah pasti kita jadi terengah engah dalam bernafas. Selain itu ginjal juga berusaha menetralkan keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Namun apabila tubuh secara terus menerus mengkonsumsi H2CO3 dalam jumlah berlebih, maka ginjal pun tidak akan sanggup bekerja lagi dan bisa menyebabkan asidosis berat. Selain tidak dianjurkan oleh agama (terutama agama islam), dari segi medis kebiasaan itu juga ternyata tidak bagus untuk kesehatan. Apabila hal ini terus berlanjut maka akan menimbulkan kelelahan luar biasa, rasa ngantuk, sering mual dan mengalami kebingungan jika asidosis sudah tidak bisa ditangani bisa menimbulkan tekanan darah menurun, syok, koma bahkan kematian.
  1. H. Pylori
Bakteri H. Pylori juga memegang peranan penting pada pernyataan bahayanya meniup makanan atau minuman yang masih panas. Bakteri H. Pylori adalah bakteri yang menyebabkan gangguan lambung mulai dari luka kecil hingga membesar menjadi tukak lambung. Bakteri ini dapat dengan mudah menyebar melalui pernafasan. Tentu gangguan lambung adalah penyakit yang sosialis, siapapun bisa terjangkit. Akan sangat bahaya sekali jika seseorang yang memiliki gangguan lambung atau secara tak sadar memiliki gangguan lambung meniup makanan atau minuman yang akan disajikan pada tamu atau pada anaknya. Bakteri itu nantinya akan berpindah dan mengontaminasi makanan atau minuman tersebut dan akhirnya masuk pada tubuh orang lain.
  1. Mikroorganisme
Pernafasan adalah salah satu jalan keluar bagi mikroorganisme, virus dan bakteri untuk menyebar dan menularkan pada manusia lainnya. Tidak hanya asam karbonat (H2CO3) dan bakteri H. Pylori saja yang bisa menular dan menyebar dengan tiupan, tetapi jenis bakteri dan virus lainnya juga bisa menyebar. Seperti virus TBC, virus berbahaya yang terkadang tak disadari oleh seseorang yang mengidapnya yang akan dengan mudah menular melalaui pernafasan yang intens. Sedangkan makanan atau minuman adalah sesuatu yang jelas akan masuk kedalam tubuh kita diserap apa saja yang terkandung didalamnya termasuk nutrisi dan bakteri yang terkandung didalamnya.
  1.  Kotoran
Kotoran disini diartikan kotoran yang berada di mulut. Mulut merupakan tempat menghaluskan semua makanan. Makanan yang hancur tak seluruhnya akan masuk ke dalam lambung, pastinya ada sisa makanan yang terselip disela-sela gigi atau menempel di dinding-dinding mulut. Tentunya hal itu berhubungan dengan adab menyajikan makanan pada tamu atau orang lain yang sangat tidak sopan jika kita meniupnya. Belum lagi bakteri yang dengan mudah berpindah dari mulut kita kedalam makanan hanya karena tiupan kita.[4]
Dari penjelasan di atas tentunya sudah jelas mengapa meniup makanan atau minuman yang panas sangat tidak dianjurkan. Cukup dikhawatirkan adalah jika makanan atau minuman yang ditiup itu diperuntukan bukan untuk orang dewasa yang notabene sudah memiliki kekebalan tubuh maksimal. Melainkan diberikan kepada bayi atau balita karena mereka tidak bisa meniup makanannya sendiri. Bayi dan balita masih berada dalam usia yang rentan terkena penyakit. Sedikit saja ada kontaminasi asam karbonat atau bakteri lain pasti langsung direspon tubuh dengan gejala-gejala tidak normal seperti diare, demam, muntah atau yang lain sebagainya.
Terlepas dari itu semua memang sebenarnya manusia hidup dikodratkan untuk sabar dan menikmati kenikmatan yang ada bukan dengan terburu-buru. Dengan begitu kita akan lebih bisa menryukuri kenikmatan yang diberikan Tuhan.

BAB III
PEMBAHASAN

Sering kali kita melihat seorang ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya. Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kita sebagai manusia banyak hal yang telah Rasulullah ajarkan, salah satunya adab makan dan minum,  di mana Rasulullah sendiri melarang manusia bernafas di dalam wadah dan juga dilarang meniup-niup makanan panas saat minum atau makan. Adab ini kadang tidak diperhatikan oleh kita karena ingin buru-buru segera menikmati minuman yang sedang panas. Padahal menunggu sebentar atau tanpa meniup-niup, itu lebih selamat bahkan lebih sehat. Karena perlu diketahui bahwa saat meniup-niup seperti itu, sejatinya yang keluar adalah udara yang tidak bersih. Dengan alasan inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagaimana hadits yang telah di sebutkan di bab sebelumnya. [5]
Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin dalam penjelasannya di Grup Gerakan Sadar Gizi mengatakan alasannya. Menurutnya, meniup makanan akan memberikan peluang adanya transfer kuman dari si peniup ke makanan/minuman yang kita tiup. “Bayangkan apabila si peniup sedang sakit flu, TBC atau mungkin hepatitis maka kemungkinan besar penularan penyakit akan terjadi.
Saat kita meniup makanan maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam, sehingga dapat menjadi masalah bagi kesehatan kita. Meskipun pendapat ini masih perlu diperdebatkan karena ada yang berpendapat bahwa Reaksi antara CO2 dan H2O hanya terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan tinggi, membentuk H2CO3 pada 25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10-3. Untuk mencapai keseimbangan, reaksi antara CO2 dan H2O membutuhkan katalisator. Kalau tidak ada katalisator, reaksi ini akan berjalan lambat. H2CO3 merupakan asam lemah.
Alasan lain jangan meniup adalah sebenarnya yang bermasalah bukan pada airnya tapi pada komponen yg berada di air. Dalam air jika mengandung Kapur tohor (CaO) apabila ditiup oleh nafas manusia, bereaksi dengan CO2 dalam nafas, akan menjadi batu kapur (CaCO3) dan batu kapur ini salah satu dari batu ginjal yang paling sering ditemui. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Terkadang ada orang yang mengatakan bahwa selama ini belum pernah kita melihat orang meninggal disebabkan karena memakan atau meminum makanan dan minuman panas. Kita tau bahwa semua yang telah Allah SWT tetapkan dan Rasulullah SAW ajarkan tidak ada yang tidak terjadi di dunia nyata. Penyakit yang timbul akibat hal kecil seperti meniup-niup makanan dan minuman panas memang tidak instan, tapi sadarilah bahwa penyakit kronis itu disebabkan oleh hal yang kecil.

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap bahayanya meniup makanan dan minuman panas, dapat disimpulkan bahwa meniup-niup makanan panas merupakan hal yang dilarang oleh Rasulullah SAW, sebagaimana  salah satu hadits Rasulullah  SAW yang artinya Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat,  janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan… (HR. Bukhari 153).
Dalam ilmu kimia alasan bahaya meniup makanan atau minuman dalam keaadan panas karena apabila Makanan atau minuman yang masih panas tersebut kita tiup akan mengeluarkan uap air (H2O), maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila H2O bereaksi dengan CO2 akan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa kunjungsinya berupa H2CO3. Dimana hal tersebut akan beresiko terhadap kesehatan.
B.     Saran
1.      Penulis mengharapkan agar kita tidak membiasakan meniup makanan dan minuman dalam keadaan panas.
2.      Penulis mengharapkan agar kita tidak membenarkan kebiasaan,tapi biasakan kebeneran agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Imam Syarah Shahih Muslim, (2011) “Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi”,  (Jakarta: Pustaka Azzam).

KBBI_online. http//:kbbi.web.id/tanggulang.com. diakses tanggal 10 Oktober 2017

Muchlisin BK dalam sebuah artikel, “Keajaiban Hadits Larangan Meniup Minuman”,             dihttp://bersamadakwah.net/keajaiban-hadits-larangan-meniup-minuman/ ,diakses Kamis, 10 oktober 2017.

Rumaisyoo dalam sebuah artikel, https://rumaysho.com/6930-meniup-niup-minuman-yang-panas.htmldiakses pada kamis, 10 Oktober 2017.



BIODATA MAHASISWA

Nama Lengkap            : Khairan Navira
Tempat/Tanggal Lahir : Cot Baroh/05 Agustus 1996
Jenis Kelamin              : Perempuan
Agama                         : Islam
Kebangsaan                 : WNI
Status perkawinan       : Belum Kawin
Pekerjaan                     : Mahasiswa
Alamat                         : Darussalam
No. HP                         : 082272235294
Jenjang Pendidikan
SD                                : MIN Asan Biduen, Lulus Tahun 2008
SLTP                            : SMPN 1 Peusangan, Lulus Tahun 2011
SLTA                            : MAN Peusangan, Lulus Tahun 2014
PT                               : Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry,                                         tahun 2014.
NIM                             : 140208017
Nama Ayah                  : Burhanuddin
Pekerjaan                     : PNS
Nama Ibu                     : Ishati
Pekerjaan                     : PNS
Alamat Orang Tua       : Cot Baroh



[1]Muchlisin BK dalam sebuah artikel “Keajaiban Hadits Larangan Meniup Minuman”, dihttp://bersamadakwah.net/keajaiban-hadits-larangan-meniup-minuman/ , diakses Kamis, 10 oktober 2017.
[2] KBBI_online.http//:kbbi.web.id/tanggulang.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2017.
[3] An-Nawawi, Imam,  Syarah Shahih Muslim, diterjemahkan oleh Ahmad Khatib dari “Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi”,  jilid 13, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011).
[4] Muchlisin BK dalam sebuah artikel “Keajaiban Hadits Larangan....

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done