Koloqium pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Tuesday 19 December 2017

Koloqium pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup

Koloqium Pemanfaatan Buah Kawista Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sirup

Buah Kawista Sebagai Bahan Pembuatan Sirup

Ternyata buah kawista (Limonia acidissima) dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan sirup lho! Nah untuk proses dan alasan kenapa buah ini bisa dimanfaatka sebagai bahan pembuatan dasar, baca saja artikel koloqium ini ya, semoga bermanfaat.
Untuk mendownload dokumen klik [PDF]


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan pangan semakin berkembang. Oleh karena itu, kreativitas sangat diharapkan dalam menciptakan produk-produk makanan yang sehat dan bermanfaat. Banyak industri-industri makanan menciptakan dan mengolah bahan makanan menjadi produk yang baru dan memiliki nilai jual sesuai dengan keinginan manusia. Di Indonesia banyak sekali dijumpai berbagai jenis sirup, dari asam sampai yang paling manis. Sirup itu sendiri merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang mengandung sakrosa dan biasanya di dalamnya di tambahkan pewangi atau aroma tertentu. Sirup juga sering digunakan sebagai obat-obatan, kuliner serta minuman. Biasanya sirup dihidangkan bersama dengan makanan ringan, selain sebagai minuman sirup juga digunakan sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas dalam bentuk botol dan berupa cair. Seperti halnya buah kawista yang dapat dibuat dalam bentuk minuman seperti sirup.
Kawista  (Limonia  acidissima  L.)  pertama kali  dipublikasikan  oleh  Linnaeus  pada  tahun 1763.  Kawista  merupakan  tanaman  buah  tropis yang  termasuk  dalam  suku  jeruk-jerukan (Rutaceae). Secara alami jenis ini tumbuh di India, Sri Lanka, Myanmar, dan Indo-Cina. Tanaman ini masuk di Indonesia melalui introduksi dan naturalisasi sehingga tersebar di  Pulau Sumatera,  Jawa,  Bali,  dan  Nusa  Tenggara. Buah beraroma khas ini berbentuk bulat dengan kulit tebal dan keras. Buah yang telah matang sempurna sering dianggap sebagai   buah   busuk   karena   daging buahnya berwarna cokelat kemerahan dengan biji yang telah berkecambah. Pohon kawista hanya mampu tumbuh pada lokasi dengan ketinggian maksimal 450  mdpl.  Jenis ini  tahan terhadap kekeringan serta telah beradaptasi dengan baik pada tanah yang kurang subur sehingga banyak tum- buh di daerah pesisir.1
Kawista  (Limonia  acidissima) ialah  buaasli  Srilanka dan  India  yang hanya ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia salah satunya di Aceh. Populasi kawista di Aceh khusunya Kabupaten Aceh Besar cukup  banyak  dan  hampir  dapat  dijumpai  di setiap  pekarangan  penduduk. Namun, saat ini keberadaan kawista mulai tergantikan oleh tanaman lain seperti mangga disebabkan kurangnya pemanfaatan kawista secara optimal. Hal ini disebabkan masyarakat belum mengetahui pemanfaatan dan potensi kawista untuk mencukupi perekonomian dan mengganggap kawista kurang bermanfaat. Bagi masyarakat awam buah kawis hanya dimanfaatkan sebagai buah konsumsi biasa Padahal melihat manfaat buah kawis yang cukup besar, sangat disayangkan bila buah kawis tidak dikreasikan dalam bentuk kemasan lain agar dapat dirasakan oleh setiap kalangan.
Kawis atau kawista adalah salah satu jenis buah yang mudah dijumpai di Indonesia. Pohon kawis banyak tumbuh di daerah pedesaan yang beriklim tropis atau panas, maka dari itu banyak pohon kawis yang tumbuh di daerah Rembang karena iklim Rembang yang panas. Kawis memiliki nama latin Lemonia acidissima dan merupakan golongan jeruk-jerukan (Rutaceae). Buah kawis memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh manusia seperti antioksidan alami karena mengandung vitamin c, mengobati dan mencegah diare serta disentri, penambah energi dikarenakan kandungan glukosa yang banyak, dan obat alami untuk batuk.
Keistimewaan  dari buah kawista ini adalah aroma khas dan daging buah yang berwarna coklat kehitaman yang memiliki rasa manis yang menandakan bahwa buah tersebut telah masak.2
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pemanfaatan buah kawista (Limonia acidissima) sebagai bahan dasar pembuatan sirup.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah buah kawista (Limonia acidissima) dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sirup?
C.      Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan buah kawista (Limonia  acidissima) sebagai bahan dasar pembuatan sirup.
D.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.        Menambah wawasan bagi penulis sendiri tentang kandungan dari buah kawista, khususnya kandungan kimia.
2.        Memberikan informasi kepada pembaca tentang pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup.
E.       Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul ini, penulis mendefinisikan beberapa istilah dalam judul ini:
1.        Bahan dasar merupakan bahan yang diolah melalui proses produksi dan menjadi bagian produk.
2.     Kawista  merupakan buah  tropis yang  termasuk  dalam  suku  jeruk-jerukan (Rutaceae) yang memiliki aroma khas ketika sudah matang.
3.      Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal.[1]

BAB II
KAJIAN TEORITIK
A.      Sirup
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. Sirup mengandung sukrosa biasanya antara 64-66%. Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan. Sirup dapat dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat dengan bahan herbal yang dapat mencegah dan mengobati penyakit.2
B.       Tanaman Kawista
Tanaman kawista adalah tanaman buah yang termasuk dalam famili Rutaceae yang berasal dari India Selatan, kemudian menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman kawista mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai bahan baku minuman dan makanan, obat-obatan, tanaman konservasi, batang bawah tanaman jeruk, serta bahan bangunan. Buah kawista selain sebagai minuman penyegar (jus atau sirup). Di negara asalnya kawista juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional bersama dengan bagian-bagian tanaman lainnya. Daging buah kawista rasanya manis agak asam dan beraroma khas.
Tanaman kawista relatif tahan terhadap iklim kering, tanah salin dan serangan penyakit, tumbuh baik di daerah pantai atau tanah berpasir. Tanaman kawista umumnya ditanam di pekarangan tanpa pemeliharaan, dengan hasil cukup tinggi. berumur 13 sampai 20 tahun  dapat menghasilkan 5000 hingga 6000 buah, umur 70 sampai 75 tahun masih dapat menghasilkan 700 hingga 1000 buah.
Tingkat kemasakan  buah kawista berkisar 7-8 bulan. Berbeda dengan buah umumnya, kemasakan buah kawista tidak diikuti dengan perubahan warna kulit yang secara visual dapaat dibedakan. Buah awalnya berwarna hijau kemudian berubah menjadi putih keabu-abuan tanpa perubahan warna lagi sampai buah masak jatuh, sehingga kemasakan buah tidak dapat diidentifikasi berdasarkan perubahan warna kulit buah.3

Gambar 2.1. Tumbuhan kawista[3]

C.      Taksonomi Tumbuhan Kawista
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman kawista dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom              :  Plantae
Divisio                  :  Spermatophyta
Subdivisio            :  Angiospermae
Kelas                    :  Magnoliopsida
Subklas                 :  Rosidae
Ordo                     :  Sapindales
amili                     :  Rutaceae
Spesies                 :  Feronia limonia (L.) Swing.F. elephanium Corr., Schinus
limonia L., Limonia acidissima L.
Nama lain            :   Apel gajah, kawis (jawa), kinea (Jawa), maja (Sunda), kabista (Madura), karabista (Madura), Indian wood apple (Inggris)4
D.      Morfologi Tumbuhan Kawista
1.        Akar 
Tanaman kawista merupakan tumbuhan yang memiliki akar berukuran besar. Akar yang dimiliki oleh tumbuhan kawista ini berupa akar tunggang.
                                Gambar 2.2. Akar tumbuhan kawista
2.        Batang
Tanaman kawista Memiliki batangnya relatif kecil dan bisa mencapai tinggi hingga 12 meter dengan cabang dan ranting yang ramping, serta memiliki kebiasaan meluruhkan daunnya. Batang yang dimiliki oleh tanaman kawista sedikit berliku (zigzag)dan batangnya berkayu.
                                        Gambar 2.3. Batang tumbuhan kawista
3.        Daun
Daun tanaman kawista berwarna hijau. Daunnya majemuk berukuran panjang sampai 12 cm, bersirip ganjil dengan rakis dan tangkainya yang bersayap sempit; anak daunnya berhadapan, 2-3 pasang, anak daun ujung berbentuk bundar telur sungsang, panjangnya sampai 4 cm, memiliki kelenjar minyak, dan jika daun diremas mengeluarkan sedikit aroma.
                                          Gambar 2.4. Daun tumbuhan kawista
4.        Bunga
Bunga Kawista biasanya bergerombol dengan warna putih atau hijau dan kemerahan. Bunga keluar dari sela-sela daun atau terletak di ujung ranting. Bunga jantan dan bunga sempurnanya berbilangan lima, berwarna putih, hijau atau lembayung-kemerahan.
                                 Gambar 2.5. Bunga tumbuhan kawista
5.        Biji
Biji dari buah kawista inimemiliki ukuran panjang 5-6 mm, berbulu, berkeping biji tebal dan berwarna hijau; perkecambahannya epigeal.

              
    Gambar 2.6. Biji buah kawista

6.        Buah 
Buahnya bertipe buah buni, berkulit keras, berdiameter sampai 10 cm; permukaan kulitnya bersisik, terlepas-lepas, berwarna keputih-putihan; daging buahnya yang harum itu berisi banyak biji yang berlendir. Buah Kawista yang telah cukup masak akan jatuh dengan sendirinya. Karena kulit buahnya yang keras, meskipun jatuh buah ini tidak akan rusak.5


  Gambar 2.7. Buah kawista
E.       Kandungan Kimia pada Buah Kawista
Kawista merupakan buah yang mengandung banyak gizi. Menurut informasi teknologi pangan, setiap 100g bagian daging buah yandapat dimakan mengandung:  74g  air,  8g  protein,  1,5g  lemak,  7,5g karbohidrat,  da 5g  abu.
Dalam 100g bagian biji yandapat dimakan terkandung: 4air, 26g protein, 27g lemak, 35g karbohidrat, dan 5g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi. Kulit buah kawista berteksur keras, berserat dan berbentuk bulat. Dengan Potensi ini buah kawista dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti dodol, sirup, selai dan lain sebagainya.6
F.       Manfaat Buah Kawista
Buah Kawista memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kesehatan diantaranya yaitu:
1.        Dapat Menambah Energi
Buah kawista ini mempunyai kandungan yang begitu melimpah dan menjadikan buah ini sebagai salah satu buah penambah energi. Buah kawista juga banyak sekali dikonsumsi serta diolah menjadi bahan tonikum yakni dapat mengembalikan energi yang keluar sesudah melakukan kerja berat, olahraga, lembur, maupun pekerjaan lainnya.
2.        Dapat Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Buah kawista juga memiliki kandungan antioksidan dan vitamin C sehingga mampu mencegah radikal bebas serta dapat memperkuat daya tahan tubuh. Selain dapat menikmati rasa manis yang legit, dan lezatnya buah kawista ini, buah kawista juga memiiki manfaat dan khasiat bagi kesehatan tubuh.
3.        Mengatasi Disentri dan Diare
Khasiat buah kawista untuk tubuh manusia selanjutnya yaitu untuk mengatasi diare. Mengkonsumsi buah kawista yang keadaannya masih muda maupun mentah yang memiliki rasa yang sangat pahit dipercaya mampu mengatasi gangguan diare bahkan juga disentri.
4.        Mengatasi haid berlebih dan kurang rutin
Keluhan haid yang sangat berlebihan maupun kurang rutin juga dapat diatasi dengan menggunakan buah kawista. Hal ini berjalan dengan turun temurun serta bukan berdasarkan dalam penelitian medis. Cara memanfaatkannya yaitu dengan mencampurkan kulit batang pohon kawista pada ramuan jamu.
5.        Dapat Mengatasi mual, sakit perut, dan gigitan serangga
Segala manfaat dan khasiat yang dimiliki buah kawista serta kekayaan kandungan yang dimilikunya mulai dari vitamin, serat, zat besi, lemak, protein, karbohidrat dan air. Bijinya yang berwarna hitam bahkan dapat dikonsumsi dan juga mempunyai kandungan yang sama. Sementara dagingnya juga mempunyai kandungan besi, kalsium, asam nitrat dan segala macam asam yang lainnya. Selain manfaat bagi kesehatan diatas, buah kawista juga tidak jarang dijadikan bahan sirup dan juga campuran jamu.7[5]
BAB III
APLIKASI TEORI
A.   Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan
Percobaan ini dilaksanakan di rumah, Jn. Teuku Nyak Arief, Desa Meunasah Bak Trieng, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar. Percobaan ini Praktikum ini dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 10-12 November 2016.
B.   Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi pada percobaan ini adalah semua jenis buah kawista yang terdapat di daerah Banda Aceh. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah buah kawista yang terdapat di daerah Darussalam sebanyak 1 kg.
C.   Alat dan Bahan
   a.       Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah : panci, mangkuk/baskom, pisau, saringan, sendok kerok, kompor dan timbangan. 
   b.      Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : 1 kg buah kawista matang,CMC, gula pasir, air bersih secukupnya.
D.   Prosedur Kerja
 Langkah-langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah:
   1.      Ditimbang sebanyak 1 kg buah kawista matang
   2.      Dikerok bagian daging buah kasita yang berwarna coklat kehitaman dengan sendok
   3.      Kemudian dihaluskan daging buah kawista dengan sendok
   4.      Ditambah 600 mL air bersih kedalam panci berisi daging buah kawista yang telah dihaluskan
   5.      Dipanaskan sampai mendidih selama 10-15 menit
   6.      Didinginkan, kemudian disaring agar sari buah dan seratnya terpisah
   7.      Sari buah yang telah disaring lalu diendapkan selama 24 jam dalam wadah tertutup.
  8.  Setelah mengendap, pisahkan air sari lapisan atas dengan endapannya  dan tambahkan sedikit pengental (CMC).
   9.      Diamkan kembali air sari tersebut selama 12 jam
   10.  Rebus kembali air sari yang telah didiamkan selama 15 menit dan tambahkan gula
   11.  Kemudian setelah mendidih angkat dan didinginkan



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil identifikasi menunjukkan pada daun pucuk merah terdapat jenis senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid. Dari hasil penelitian, uji flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna merah. Warna merah ini adalah pigmen warna dari flavonoid. Jenis flavovoid yang terdapat dalam pucuk merah ini adalah antosianin yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pewarna dan antioksidan.

B.     Saran
      1.      Mengingat kandungan flavonoid dalam pada daun pucuk merah, maka diharapakan ada penelitian lebih lanjut serta ada pengembangan produk dalam bentuk zat pewarna makanan alami.
     2.      Diharapkan ada penelitian lebih lanjut dan lebih komplit tentang kandungan flavonoid daun pucuk merah dilihat dari segi mamfaa’at flavonoid yang dikandungnya, serta menjadikan tumbuhan daun pucuk merah tidak hanya sebagai tanaman hias tetapi juga sebagai tanaman yang memberikan berbagai macam mamfa’at baik bagi kesehatan dan ekonomi.



DAFTAR RUJUKAN
Agustina, widiastuti dkk,. 2014. Skrining fitokimia dan identifikasi komponen utama ekstrak metanol kulit durian (Durio zubesthinus murr) varietas petruk. Surakarta: universitas sebelas maret. ISBN: 979363174-0.
Djamal, Rusdi . 1990. Kimia Bahan Alam. Universitas Andalas : Padang.
http://en.wikipedia.org/wiki/Syzygium (diakses pada tanggal 10 November 2015.)
Markham,K.R. 1988. Cara mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB.
Maryati dkk,. 2011. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium Cumini).



[1]Lim TK. 2012. Edible Medicinal And NonMedicinal Plants. Kuala Lumpur (MLY): Springer Science Business Media Bv, Vol.4, 2012, h. 884–889.
2Annisa Fauzia, 13 April 2014, Sirup, diakses pada tanggal 5 November 2016 dari situs: https://duniafarmasiku.wordpress.com/2014/04/13/sirup-2/
3Widiati, Prospek Perbanyakan Kawista secara In Vitro. Penelitian danPengembangan Pertanian Vol.2 No.5,  2010, h. 8-9.
[4]Masrul harahap, taksonomi kawista, 28  April 2012, diakses pada tanggal 6 september 2016 dari situs: http://haruting.blogspot.co.id
[4] 5Prinbondonit, Tanaman Khas Rembang Pohon Kawis/Kawista, 9 februari 2014, diakses pada tanggal 6 November 2016 dari situs: http://akucintanusantaraku.blogspot.co.id/2014/02 tanaman-khas-rembang-pohon-kawiskawista.html
6 Akhyar Res, Buah Kawista, 29 Oktober 2013, diakses pada tanggal 6 November 2016 dari situs : http://bacean.blogspot.co.id/2013/10/buah-kawista.html

7 Hermansyah,manfaat kawista bagi kesehatan, Desember 2015, diakses pada tanggal 6 November 2016 dari situs: http://www.manfaatbuahalami.com/2015/12/Subhanallah-Ternyata-Buah-Kawista-Memiliki-14-Manfaat-Bagi-Kesehatan.html

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done