Koloqium Pemanfaatan Buah Kawista Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sirup
Ternyata buah kawista (Limonia acidissima) dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan sirup lho! Nah untuk proses dan alasan kenapa buah ini bisa dimanfaatka sebagai bahan pembuatan dasar, baca saja artikel koloqium ini ya, semoga bermanfaat.
Untuk mendownload dokumen klik [PDF]
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan
pangan semakin berkembang. Oleh karena itu, kreativitas sangat diharapkan dalam
menciptakan produk-produk makanan yang sehat dan bermanfaat. Banyak industri-industri
makanan menciptakan dan mengolah bahan makanan menjadi produk yang baru dan
memiliki nilai jual sesuai dengan keinginan manusia. Di Indonesia banyak sekali dijumpai berbagai jenis
sirup, dari asam sampai yang paling manis. Sirup itu sendiri merupakan sediaan
minuman cair berupa larutan yang mengandung sakrosa dan biasanya di dalamnya di
tambahkan pewangi atau aroma tertentu. Sirup juga sering digunakan sebagai
obat-obatan, kuliner serta minuman. Biasanya sirup dihidangkan bersama dengan makanan
ringan, selain sebagai minuman sirup juga digunakan sebagai obat. Sekarang ini
banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas dalam bentuk botol dan berupa
cair. Seperti halnya buah kawista yang dapat dibuat dalam bentuk minuman
seperti sirup.
Kawista (Limonia
acidissima L.) pertama kali dipublikasikan
oleh
Linnaeus
pada
tahun
1763.
Kawista
merupakan
tanaman buah
tropis
yang
termasuk
dalam suku
jeruk-jerukan
(Rutaceae). Secara alami jenis ini tumbuh di India, Sri Lanka,
Myanmar, dan Indo-Cina.
Tanaman ini masuk di Indonesia melalui introduksi
dan
naturalisasi sehingga tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa
Tenggara. Buah beraroma khas ini berbentuk bulat dengan kulit tebal dan keras. Buah yang telah matang sempurna sering dianggap sebagai buah
busuk
karena
daging
buahnya berwarna cokelat kemerahan
dengan biji yang telah berkecambah. Pohon
kawista hanya
mampu tumbuh pada lokasi dengan
ketinggian maksimal 450 mdpl. Jenis ini
tahan
terhadap kekeringan serta telah beradaptasi
dengan baik pada tanah yang kurang subur sehingga
banyak tum- buh di daerah pesisir.1
Kawista
(Limonia
acidissima) ialah buah asli
Srilanka dan India
yang hanya ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia
salah satunya
di Aceh.
Populasi kawista di Aceh khusunya Kabupaten
Aceh Besar cukup banyak
dan hampir dapat
dijumpai di
setiap pekarangan
penduduk.
Namun, saat ini keberadaan kawista
mulai tergantikan oleh
tanaman lain seperti mangga disebabkan kurangnya pemanfaatan kawista secara optimal. Hal
ini disebabkan masyarakat belum mengetahui pemanfaatan dan potensi kawista
untuk mencukupi perekonomian dan mengganggap kawista kurang bermanfaat.
Bagi
masyarakat awam buah kawis hanya dimanfaatkan sebagai buah konsumsi biasa Padahal
melihat manfaat buah kawis yang cukup besar, sangat disayangkan bila buah kawis
tidak dikreasikan dalam bentuk kemasan lain agar dapat dirasakan oleh setiap
kalangan.
Kawis
atau kawista adalah salah satu jenis buah yang mudah dijumpai di Indonesia.
Pohon kawis banyak tumbuh di daerah pedesaan yang beriklim tropis atau panas,
maka dari itu banyak pohon kawis yang tumbuh di daerah Rembang karena iklim
Rembang yang panas. Kawis memiliki nama latin Lemonia acidissima dan merupakan
golongan jeruk-jerukan (Rutaceae).
Buah kawis memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh manusia
seperti antioksidan alami karena mengandung vitamin c, mengobati dan mencegah
diare serta disentri, penambah energi dikarenakan kandungan glukosa yang
banyak, dan obat alami untuk batuk.
Keistimewaan dari buah kawista ini adalah aroma khas dan
daging buah yang berwarna coklat kehitaman yang memiliki rasa manis yang
menandakan bahwa buah tersebut telah masak.2
Dari uraian diatas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul pemanfaatan buah kawista (Limonia acidissima) sebagai
bahan dasar pembuatan sirup.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah buah kawista (Limonia acidissima) dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
sirup?
C. Tujuan
Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pemanfaatan buah kawista (Limonia acidissima) sebagai bahan dasar pembuatan sirup.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Menambah wawasan bagi penulis
sendiri tentang kandungan dari buah kawista, khususnya kandungan kimia.
2.
Memberikan informasi kepada pembaca
tentang pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup.
E.
Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul
ini, penulis mendefinisikan beberapa istilah dalam judul ini:
1.
Bahan
dasar merupakan bahan yang diolah melalui proses produksi dan menjadi bagian
produk.
2. Kawista merupakan
buah tropis
yang
termasuk
dalam suku
jeruk-jerukan
(Rutaceae) yang memiliki aroma
khas ketika sudah matang.
3. Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula
terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk
mengendapkan kristal.[1]
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Sirup
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. Sirup mengandung sukrosa biasanya antara 64-66%. Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan. Sirup dapat dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat dengan bahan herbal yang dapat mencegah dan mengobati penyakit.2
B. Tanaman Kawista
Tanaman kawista adalah tanaman buah yang termasuk dalam famili Rutaceae yang berasal dari India Selatan, kemudian menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman kawista mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai bahan baku minuman dan makanan, obat-obatan, tanaman konservasi, batang bawah tanaman jeruk, serta bahan bangunan. Buah kawista selain sebagai minuman penyegar (jus atau sirup). Di negara asalnya kawista juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional bersama dengan bagian-bagian tanaman lainnya. Daging buah kawista rasanya manis agak asam dan beraroma khas.
Tanaman kawista relatif tahan terhadap iklim kering, tanah salin dan serangan penyakit, tumbuh baik di daerah pantai atau tanah berpasir. Tanaman kawista umumnya ditanam di pekarangan tanpa pemeliharaan, dengan hasil cukup tinggi. berumur 13 sampai 20 tahun dapat menghasilkan 5000 hingga 6000 buah, umur 70 sampai 75 tahun masih dapat menghasilkan 700 hingga 1000 buah.
Tingkat kemasakan buah kawista berkisar 7-8 bulan. Berbeda dengan buah umumnya, kemasakan buah kawista tidak diikuti dengan perubahan warna kulit yang secara visual dapaat dibedakan. Buah awalnya berwarna hijau kemudian berubah menjadi putih keabu-abuan tanpa perubahan warna lagi sampai buah masak jatuh, sehingga kemasakan buah tidak dapat diidentifikasi berdasarkan perubahan warna kulit buah.3
Gambar 2.1. Tumbuhan kawista[3]
C. Taksonomi Tumbuhan Kawista
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman kawista dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
amili : Rutaceae
Spesies : Feronia limonia (L.) Swing.F. elephanium Corr., Schinus
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
amili : Rutaceae
Spesies : Feronia limonia (L.) Swing.F. elephanium Corr., Schinus
limonia L., Limonia acidissima L.
Nama lain : Apel gajah, kawis (jawa), kinea (Jawa), maja (Sunda), kabista (Madura), karabista (Madura), Indian wood apple (Inggris)4
D. Morfologi Tumbuhan Kawista
1. Akar
Tanaman kawista merupakan tumbuhan yang memiliki akar berukuran besar. Akar yang dimiliki oleh tumbuhan kawista ini berupa akar tunggang.
Gambar 2.2. Akar tumbuhan kawista
2. Batang
3. Daun
Daun tanaman kawista berwarna hijau. Daunnya majemuk berukuran panjang sampai 12 cm, bersirip ganjil dengan rakis dan tangkainya yang bersayap sempit; anak daunnya berhadapan, 2-3 pasang, anak daun ujung berbentuk bundar telur sungsang, panjangnya sampai 4 cm, memiliki kelenjar minyak, dan jika daun diremas mengeluarkan sedikit aroma.
Gambar 2.4. Daun tumbuhan kawista
4. Bunga
Gambar 2.5. Bunga tumbuhan kawista
5. Biji
Biji dari buah kawista inimemiliki ukuran panjang 5-6 mm, berbulu, berkeping biji tebal dan berwarna hijau; perkecambahannya epigeal.
Gambar 2.6. Biji buah kawista
6. Buah
Gambar 2.7. Buah kawista
E. Kandungan Kimia pada Buah Kawista
Kawista merupakan buah yang mengandung banyak gizi. Menurut informasi teknologi pangan, setiap 100g bagian daging buah yang dapat dimakan mengandung: 74g air, 8g protein, 1,5g lemak, 7,5g karbohidrat, dan 5g abu.
Dalam 100g bagian biji yang dapat dimakan terkandung: 4g air, 26g protein, 27g lemak, 35g karbohidrat, dan 5g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi. Kulit buah kawista berteksur keras, berserat dan berbentuk bulat. Dengan Potensi ini buah kawista dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti dodol, sirup, selai dan lain sebagainya.6
Dalam 100g bagian biji yang dapat dimakan terkandung: 4g air, 26g protein, 27g lemak, 35g karbohidrat, dan 5g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi. Kulit buah kawista berteksur keras, berserat dan berbentuk bulat. Dengan Potensi ini buah kawista dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti dodol, sirup, selai dan lain sebagainya.6
F. Manfaat Buah Kawista
Buah Kawista memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kesehatan diantaranya yaitu:
1. Dapat Menambah Energi
Buah kawista ini mempunyai kandungan yang begitu melimpah dan menjadikan buah ini sebagai salah satu buah penambah energi. Buah kawista juga banyak sekali dikonsumsi serta diolah menjadi bahan tonikum yakni dapat mengembalikan energi yang keluar sesudah melakukan kerja berat, olahraga, lembur, maupun pekerjaan lainnya.
2. Dapat Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Buah kawista juga memiliki kandungan antioksidan dan vitamin C sehingga mampu mencegah radikal bebas serta dapat memperkuat daya tahan tubuh. Selain dapat menikmati rasa manis yang legit, dan lezatnya buah kawista ini, buah kawista juga memiiki manfaat dan khasiat bagi kesehatan tubuh.
3. Mengatasi Disentri dan Diare
Khasiat buah kawista untuk tubuh manusia selanjutnya yaitu untuk mengatasi diare. Mengkonsumsi buah kawista yang keadaannya masih muda maupun mentah yang memiliki rasa yang sangat pahit dipercaya mampu mengatasi gangguan diare bahkan juga disentri.
4. Mengatasi haid berlebih dan kurang rutin
Keluhan haid yang sangat berlebihan maupun kurang rutin juga dapat diatasi dengan menggunakan buah kawista. Hal ini berjalan dengan turun temurun serta bukan berdasarkan dalam penelitian medis. Cara memanfaatkannya yaitu dengan mencampurkan kulit batang pohon kawista pada ramuan jamu.
5. Dapat Mengatasi mual, sakit perut, dan gigitan serangga
Segala manfaat dan khasiat yang dimiliki buah kawista serta kekayaan kandungan yang dimilikunya mulai dari vitamin, serat, zat besi, lemak, protein, karbohidrat dan air. Bijinya yang berwarna hitam bahkan dapat dikonsumsi dan juga mempunyai kandungan yang sama. Sementara dagingnya juga mempunyai kandungan besi, kalsium, asam nitrat dan segala macam asam yang lainnya. Selain manfaat bagi kesehatan diatas, buah kawista juga tidak jarang dijadikan bahan sirup dan juga campuran jamu.7[5]
BAB III
APLIKASI
TEORI
A. Lokasi
dan Jadwal Pelaksanaan
Percobaan
ini dilaksanakan di rumah, Jn. Teuku Nyak Arief, Desa Meunasah Bak Trieng, Kec.
Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar. Percobaan ini Praktikum ini dilakukan
selama 2 hari yaitu tanggal 10-12 November 2016.
B. Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi pada percobaan ini
adalah semua jenis buah kawista yang terdapat di daerah Banda Aceh. Sedangkan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah buah kawista yang terdapat di
daerah Darussalam sebanyak 1 kg.
C. Alat dan Bahan
a.
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah : panci, mangkuk/baskom, pisau, saringan, sendok kerok,
kompor dan timbangan.
b.
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah : 1 kg buah kawista matang,CMC, gula pasir, air bersih
secukupnya.
D. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang perlu diperhatikan
dalam penelitian ini adalah:
1.
Ditimbang
sebanyak 1 kg buah kawista matang
2.
Dikerok
bagian daging buah kasita yang berwarna coklat kehitaman dengan sendok
3.
Kemudian
dihaluskan daging buah kawista dengan sendok
4.
Ditambah
600 mL air bersih kedalam panci berisi daging buah kawista yang telah
dihaluskan
5.
Dipanaskan
sampai mendidih selama 10-15 menit
6.
Didinginkan,
kemudian disaring agar sari buah dan seratnya terpisah
7.
Sari
buah yang telah disaring lalu diendapkan selama 24 jam dalam wadah tertutup.
8. Setelah
mengendap, pisahkan air sari lapisan atas dengan endapannya dan tambahkan sedikit pengental (CMC).
9.
Diamkan
kembali air sari tersebut selama 12 jam
10. Rebus kembali air sari yang telah
didiamkan selama 15 menit dan tambahkan gula
11. Kemudian setelah mendidih angkat dan
didinginkan
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil identifikasi
menunjukkan pada daun pucuk merah terdapat jenis senyawa metabolit sekunder
yaitu flavonoid. Dari hasil penelitian, uji flavonoid ditandai dengan
terbentuknya warna merah. Warna merah ini adalah pigmen warna dari flavonoid.
Jenis flavovoid yang terdapat dalam pucuk merah ini adalah antosianin yang
banyak digunakan sebagai bahan dasar pewarna dan antioksidan.
B.
Saran
1.
Mengingat
kandungan flavonoid dalam pada daun pucuk merah, maka diharapakan ada
penelitian lebih lanjut serta ada pengembangan produk dalam bentuk zat pewarna
makanan alami.
2.
Diharapkan
ada penelitian lebih lanjut dan lebih komplit tentang kandungan flavonoid daun
pucuk merah dilihat dari segi mamfaa’at flavonoid yang dikandungnya, serta
menjadikan tumbuhan daun pucuk merah tidak hanya sebagai tanaman hias tetapi
juga sebagai tanaman yang memberikan berbagai macam mamfa’at baik bagi
kesehatan dan ekonomi.
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, widiastuti dkk,. 2014. Skrining fitokimia dan identifikasi
komponen utama ekstrak metanol kulit durian (Durio zubesthinus murr) varietas
petruk. Surakarta: universitas sebelas maret. ISBN: 979363174-0.
Djamal, Rusdi . 1990. Kimia Bahan Alam. Universitas Andalas :
Padang.
http://en.wikipedia.org/wiki/Syzygium (diakses pada
tanggal 10 November 2015.)
Markham,K.R. 1988. Cara mengidentifikasi
Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB.
Maryati dkk,.
2011. Isolasi Dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid
dari Daun Jamblang (Syzygium Cumini).
[1]Lim TK. 2012. Edible
Medicinal And NonMedicinal Plants.
Kuala Lumpur (MLY): Springer Science Business Media Bv, Vol.4, 2012, h. 884–889.
2Annisa Fauzia, 13 April 2014, Sirup, diakses pada tanggal 5 November 2016 dari situs: https://duniafarmasiku.wordpress.com/2014/04/13/sirup-2/
2Annisa Fauzia, 13 April 2014, Sirup, diakses pada tanggal 5 November 2016 dari situs: https://duniafarmasiku.wordpress.com/2014/04/13/sirup-2/
[4]Masrul
harahap, taksonomi kawista, 28 April 2012, diakses pada tanggal 6 september
2016 dari situs: http://haruting.blogspot.co.id
[4] 5Prinbondonit,
Tanaman Khas Rembang Pohon Kawis/Kawista, 9 februari 2014, diakses pada tanggal
6 November 2016 dari situs: http://akucintanusantaraku.blogspot.co.id/2014/02
tanaman-khas-rembang-pohon-kawiskawista.html