Laporan biologi Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan - Kimia dan Pendidikan
News Update
Loading...

Wednesday 1 November 2017

Laporan biologi Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan

PERCOBAAN III

I.              Judul Praktikum         : Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan
II.           Tanggal Praktikum     : 01 Mei 2015
III.        Tujuan Praktikum      : Untuk Mengetahui Bentuk Sel dan  
                                                  berbagai Sel yang Menyusun jaringan

Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan

IV.        Dasar Teori                  :

Jaringan  merupakan sekelompok atau selaput sel yang mengalami spesialisasi yang sama untuk bersama-sama melakukan suatu fungsi histologi. Tiap jaringan terdiri atas sel yang mempunyai bentuk, ukuran dan susunan yang khas. Apabila sel-sel yang berkumpul adalah sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan, begitu pula dengan jaringan hewan. Jika diperiksa di bawah mikroskop jaringan dari vertebrata yang berbeda-beda dapat dikenali dengan mudah.[1]
Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda.[2]
Jaringan hewan multiseluler dapat dibagi dalam 6 kelompok besar, masing-masing dengan beberapa subkelompok. Kelompok ini adalah jaringan-jaringan epitel, pengikat, otot, darah, saraf dan jaringan reproduksi. Pada jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang membentuk suat lapisan berkesinambungan yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang-ruang di dalam tubuh.[3]
Proses penarikan air dari jaringan dilakukan menggunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat mulai 80% - 100% dan dijernihkan dengan silol sebelum ditanam dalam parifin. Jaringan dalam blok parifin disayat secara serial dengan menggunakan mikrotom. Dalam penelitian jaringan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilineosin (HE) dan pewarna imunohistokimia. Pewarnaan HE digunakan untuk melihat struktur umum dari jaringan, sebaran dan kandungan. Lisozim pada kelenjar ludah dideteksi menggunakan pewarnaan imunohistokimia. Pewarnaan imunohistokimia terhadap lisozim digunakan dengan menggunakan metode AvidinBiotinComplex (ABC). Teknik ini memanfaatkan prinsip ikatan antara antigen dan antibodi. [4]
Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan asam askorbat pada gel miofibril pada ikan mata besar dapat mempengaruhi daya ikat air (WHC) yang ditentukan berdasarkan kadar air. Hal ini dapat dibuktikan  sejalan dengan penambahan asam askorbat, maka struktur matrik jaringan gel miofibril ikan semakin mengecil dan struktur dindingnya akan semakin menebal. Semakin kecil dan menebalnya struktur matrik jaringan miofibril memperlihatkan semakin kuat dan kokohnya struktur matrik jaringan pada gel miofibril ikan tersebut.[5]

V.           Alat dan Bahan

a.             Alat
No.
Alat
Fungsi
1.
Mikroskop
Untuk mengamati mikroorganisme yang tidak dapat diamati secara kasat mata
2.
Pisau Silet
Untuk menyayat preparat jaringan tumbuhan
3.
Kaca Benda
Untuk meletakkan preparat
4.
Kaca Penutup
Untuk menutup preparat di atas kaca benda

b.             Bahan
No.
Bahan
Fungsi
1.
Aquades
Untuk ditetesi pada preparat
2.
Batang cabai
Sebagai preparat
3.
Batang ubi kayu
Sebagai preparat
4.
Tempurung kelapa
Sebagai preparat

VI.        Cara Kerja

A.           Jaringan Hewan

a.           Disayat setipis mungkin secara memanjang bagian luar cakar ayam.
b.           Diletakkan pada kaca benda dengan meneteskan aquades, lalu ditutup dengan kaca penutup.
c.        Diletakkan pada kaca benda yang lain sebagian sayap capung atau sayap belalang dan ditutup   dengan kaca penutup.
d.           Diamati di bawah mikroskop dari pembesaran lemah sampai pembesaran kuat.
e.           Digambar dan diberi keterangan

B.            Jaringan pada Tumbuhan

a.           Disayat secara melintang empelur ubi kayu.
b.     Diletakkan di atas kaca benda yang telah ditetapi dengan aquades lalu ditutup dengan kaca penutup.
c.           Diamati di bawah mikroskop, digambar dan diberi keterangan.
d.        Diletakkan tempurung kelapa pada bagian dalam yang berwarna hitam, diletakkan di atas kaca benda yang telah ditetesi aquades lalu ditutup dengan kaca penutup.
e.           Diamati di bawah mikroskop, digambar dan diberi keterangan.

VII.     Hasil Pengamatan


Gambar        : Jaringan Otot polos (Musculus)
Pembesaran  : 10x40
Keterangan







1.             Serat otot polos
2.             Inti serat polos
3.             Fibroblas
4.             Kapiler
5.             Serat otot polos
Gambar       : Batang cabai (Capsicum annum)
Pembesaran : 10x40
Keterangan

1.             Epidermis
2.             Floem
3.             Xylem
4.             Empelur
5.             Korteks
6.            Penebalan dinding
7.             Sitoplasma
8.             Kambium
Gambar        : Batang Ubi Kayu (Manihotutilisima)
Pembesaran  : 4x10
Keterangan

1. Dinding sel primer
2. Dinding sel sekunder
3. Ruang antarsel
Gambar        : Tempurung Kelapa (Cocosnucifera)
Pembesaran  : 10x10
Keterangan

1.  Dinding sel primer
2.  Dinding sel sekunder
3.  Saluran noktah
4.  Noktah


VIII.  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa jaringan adalah sekumpulan sel yaang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan  yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan terbagi dua, yaitu jaringan hewan dan jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (kolenkim dan skelerenkim), jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan jaringan pelindung (epidermis). Jaringan hewan terdiri atas jaringan ikat, jaringan otot, jaringan epitel dan jaringan saraf.
 Jaringan pada tumbuhan yang telah dilakukan pengamatan, yaitujaringan yang terdapat pada empelur ubi kayu (Manihotutilisima)yangmerupakan jaringan parenkim. Organel-organel sel yang terlihat pada empelur ubi kayu (Manihotutilisima) yaitu dinding sel dan sitoplasma. Pada empelur ubi kayu (Manihotutilisima) juga terdapat ruang antar sel yang berfungsi memisahkan sel yang satu dengan sel yang lain.Pengamatan jaringan tumbuhan lainnya juga diamati pada pada batang cabai (Capsicumannum) dan tempurung kelapa (Cocosnucifera). Pada batang cabai (Capsicumannum) jaringan kolenkim dapat teramati yaitu adanya dinding sel dan sitoplasma. Jaringan kolenkim pada cabai (Capsicumannum) terjadi penebalan pada dinding sel. Percobaan ini diamati pada pembesaran 10x10 kali. Kemudian pada tempurung kelapa (Cocosnucifera) yang diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x10 kali terlihat bahwa jaringan skelerenkim mengandung beberapa organel sel yaitu dinding sel, noktah dan saluran noktah (seperti sitoplasma). Ketiga jaringan tumbuhan tersebut memiliki dua dinding sel yang disebut dengan dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Perbedaan antara jaringan parenkim dan jaringan kolenkim pada ada tidaknya penebalan dinding sel.
Jaringan pada hewan yang diamati yaitu jaringan otot polos (Musculus) pada pembesaran 10 x 40 kali. Otot polos memiliki bagian-bagian seperti inti saraf polos yang terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada Musculusbersifat homogen dan lebih kecil dari serabut otot lurik. Otot polos (Musculus) bersifat lambat bereaksi dalam menerima rangsangan, tetapi terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak sadar. Bagian lain yang Musculusadalah tibroblos dan kapiler.

IX.             Kesimpulan

1.     Jaringan terbagi dua, yaitu jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
2.   Jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (kolenkim dan skelerenkim), jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan jaringan pelindung (epidermis).
3.    Jaringan hewan terdiri atas jaringan ikat, jaringan otot, jaringan epitel dan jaringan saraf.
4.  Jaringan tumbuhan pada empelur ubi kayu (Manihotutilisima) terdapat jaringan parenkim, pada tempurung kelapa (Cocosnucifera) terdapat jaringan skelerenkim dan batang cabai (Capsicumannum) terdapatjaringan kolenkim.
5. Jaringan kolenkim tersusun oleh selulosa dan peptin dan dindingnya telah mengalami penebalan.



[1]Ville, dkk. Zoologi Umum, (Jakarta : Erlangga : 1998) h. 59.
[2]Ibid
[3]IssirepSumardi dan Agus Pudjoarianto, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, (Yogyakarta : Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, 1992) h.27.
[4] I Ketut MuditeAdyyane, dkk. “Sel Penghasil lisozim pada kelenjar ludah sapi dengan teknik Imunohistokimia”. “Jurnal Kedokteran Hewan” ; (Online) Vol 8 No.2, Maret 2007, www.fkh.unud.ac.id , diakses pada tanggal 28 April 2015, h. 11.
[5]Achman Subagio, dkk. “Pengaruh Asam Askorbat terhadap Pembentukan Gel Miofibril Ikan Besar”, “Jurnal Teknologi dan Industri Pangan” ; (Online), Vol. XVI No. 2 (2005), http://download.portalgaruda.org, diakses pada tanggal 28 Apri 2015, h. 128-129.

Share with your friends

Give us your opinion

Bijaklah dalam Memberikan Komentar !

Notifikasi
Belum ada notififikasi terbaru.
Done